Singaraja, koranbuleleng.com| Empat orang yang diamankan polisi karena diduga melakukan pengeroyokan terhadap dua orang warga Desa Kalibukbuk, Buleleng, merupakan satu keluarga. Para pelaku melakukan pengeroyokan terhadap korban, karena ketersinggungan terhadap korban yang diduga melakukan pelecehan kepada salah satu pelaku yang sehari-hari sebagai pemuka agama.
Kasi Humas Polres Buleleng AKP Gede Darma Diatmika mengatakan, tiga orang yang diamankan berinisial YS, 59 tahun, YB, 29 tahun, KS, 25 tahun, merupakan ayah dan kedua anaknya. Sementara satu orang lainnya berinisial KD, 27 tahun, merupakan teman salah satu pelaku yang berasal dari Desa Temukus, Kecamatan Banjar. Keempatnya pun telah diperiksa untuk dimintai keterangan terhadap aksinya.
Dari keterangan para pelaku, diduga pengeroyokan tersebut terjadi karena ketersinggungan antara salah satu pelaku dan korban. Dimana korban disebut melecehkan YS, yang merupakan pemangku atau pemuka agama Hindu. “Karena ada ketersinggungan dari pelaku, karena kepemangkuannya itu di omong-omongin. Tersinggung satu keluarga ini bapaknya, anaknya berdua dan satu teman anaknya. Saling kenal, tapi tidak ada hubungan keluarga,” ujar Darma Diatmika Rabu, 3 Desember 2023.
Diatmika menyebut, kasus tersebut pun rencananya diselesaikan dengan kekeluargaan oleh pemerintah desa setempat. Namun, karena belum ada kesepakatan antara korban dan pelaku, kasus ini pun terus dilanjutkan penyelidikannya oleh polisi. Dimana dalam kasus tersebut, polisi telah memeriksa 5 orang saksi.
“Restorative justice, pihak sekdes rencana diberlakukan. Karena sampai saat ini belum ada tindak lanjut, kita tunggu hasil gelar dan hasil visum. Belum ada ditetapkan tersangka, masih menunggu hasil gelar,” kata dia.
Diberitakan sebelumnya, dua orang warga Desa Kalibukbuk, Kecamatan/Kabupaten Buleleng menjadi korban pengeroyokan oleh sejumlah orang tak dikenal perayaan pergantian tahun baru Senin, 1 Januari 2023 malam sekitar pukul 00.30 Wita. Polisi pun kini telah mengamankan sejumlah orang yang diduga pelaku untuk diperiksa dimintai keterangan. (*)
Editor : I Putu Nova Anita Putra
