Penulis : I Ketut Suweca
Hari Buku Sedunia pertama kali dirayakan pada tahun 1995. UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) menetapkan tanggal 23 April sebagai Hari Buku Sedunia dalam upaya untuk mempromosikan budaya membaca, literasi, dan kekayaan literatur di seluruh dunia.
Pemilihan tanggal tersebut berkaitan dengan peringatan kematian beberapa tokoh sastra besar, termasuk William Shakespeare dan Miguel de Cervantes, yang meninggal pada tanggal tersebut pada tahun 1616, serta peringatan tanggal kelahiran sastrawan lainnya yang terkenal.
Sejak saat itu, Hari Buku Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal yang sama di berbagai negara di seluruh dunia.
Melakukan Refleksi
Salah satu tujuan utama Hari Buku Sedunia adalah untuk mendorong kebiasaan membaca di kalangan masyarakat. Membaca memiliki manfaat yang luas, mulai dari meningkatkan pengetahuan hingga mengembangkan imajinasi dan keterampilan kritis.
Nah, dalam rangka Hari Buku Sedunia tahun 2924 ini, marilah kita melakukan refleksi terhadap kebiasaan dan budaya baca di negeri ini, terutama kaum yang terdidik, apakah ia seorang mahasiswa, guru, dosen, dan lainnya.
Ada baiknya kita bertanya kepada diri sendiri: apakah kita sudah melakukan aktivitas membaca buku — baik dalam bentuk buku cetak maupun digital, secara berkesinambungan dalam keseharian?
Pertanyaan ini menjadi penting, karena membaca merupakan kebutuhan dan kegiatan yang menjadi ciri utama kaum terpelajar atau terdidik. Sangat disayangkan kalau kaum terpelajar di negeri ini terlanda virus malas membaca buku, hanya membaca media sosial.
Manfaat Membaca Buku
Mungkin perlu dikemukakan (lagi), bahwa membaca banyak sekali manfaatnya. Berikut penulis akan sampaikan beberapa diantaranya.
Pertama, menambah pengetahuan dan wawasan. Membaca memungkinkan kita untuk mempelajari hal-hal baru, memperluas pengetahuan, dan memahami berbagai perspektif. Ini membantu kita menjadi lebih banyak mendapatkan informasi dan memperkaya pemahaman kita tentang dunia.
Kedua, meningkatkanketerampilan berfikir. Membaca memacu pikiran kita untuk berpikir secara kritis dan analitis. Hal ini membantu kita mengembangkan kemampuan berpikir dalam pemecahan masalah dan kemampuan penalaran yang penting dalam berbagai aspek kehidupan.
Ketiga, meningkatkan jumlah kosakata dan kemampuan berbahasa. Dengan membaca secara teratur, kita dapat memperluas kosakata dan meningkatkan pemahaman kita tentang tata bahasa dan struktur kalimat.
Hal ini penting tidak hanya untuk komunikasi yang efektif, bahkan juga untuk kesuksesan dalam karir dan kehidupan sehari-hari.
Keempat, meningkatkan kesehatan mental. Membaca bisa menjadi bentuk penghiburan yang menyenangkan dari stres akibat beratnya pekerjaan sehari-hari.
Melalui membaca, kita bisa menjelajahi dunia imajinasi dan merasakan kedamaian serta ketenangan yang membantu mengurangi stres. Dengan demikian, membaca membantu kita dalam meningkatkan kesehatan mental.
Kelima,mendorong kreativitas dan imajinasi. Buku-buku cerita dan karya sastra lainnya memperkaya imajinasi kita. Selain itu, juga mendorong kreativitas. Ini membantu kita berpikir di luar kotak (out of the box) , menemukan solusi baru, dan menghasilkan gagasan-gagasan yang inovatif.
Keenam, membangun empati dan keterhubungan sosial. Membaca kisah tentang pengalaman orang lain membantu kita memahami perasaan dan perspektif mereka.
Hal ini memperkuat empati kita dan membantu kita merasa terhubung dengan orang lain, bahkan jika mereka berada di luar lingkaran sosial kita sekalipun.
Ketujuh, meningkatkankemampuan belajar seumur hidup. Membaca adalah keterampilan inti yang diperlukan untuk pembelajaran seumur hidup (life long learning). Dengan membaca, kita terus-menerus memperbarui pengetahuan dan keterampilan kita. Hal ini memungkinkan kita untuk tetap relevan dan adaptif dalam dunia yang terus berubah.
Kebiasaan membaca, dengan demikian, bukan hanya tentang memperoleh informasi, bahkan juga tentang membentuk pemikiran, memperkaya pengalaman, dan menginspirasi tindakan positif. Ini adalah fondasi yang kuat untuk pertumbuhan pribadi dan perkembangan sosial kita.
Tokoh Dunia Rajin Membaca
Ada banyak tokoh dunia yang namanya sudah sangat dikenal publik adalah pembaca yang luar biasa. Tiga diantaranya disebutkan di bawah ini.
Bung Karno, Presiden Pertama RI, adalah seorang kutu buku sejati. Beliau memiliki koleksi buku yang sangat banyak dan sering menghabiskan waktu dengan membaca berbagai literatur, terutama tentang politik, sejarah, dan kebudayaan. Sebuah sumber menyebutkan bahwa perpustakaan pribadinya konon memiliki lebih dari 20.000 buku.
Selanjutnya, Theodore Roosevelt, Presiden AS ke-26, dikenal sebagai pembaca berat sejak kecil. Dia membaca puluhan buku setiap bulan dari berbagai subjek seperti sejarah, biografi, filsafat, dan sastra.
Winston Churchill, mantan Perdana Menteri Inggris, adalah penulis produktif yang sangat mencintai membaca. Dia menghabiskan banyak waktunya di perpustakaan pribadinya yang besar. Bahkan, di tengah Perang Dunia II, dia selalu menyempatkan diri untuk membaca.
Nah, mengingat demikian besarnya manfaat membaca buku dan memperhatikan kebiasaan membaca yang dilakukan oleh para tokoh dunia yang dicontohkan di atas, semoga kita semua bertambah semangat membaca buku setiap hari.
Minimal satu jam sehari kita sisihkan waktu untuk membaca. Dua buku tiap bulan sudah cukup. Dalam waktu setahun, lima tahun, sepuluh tahun, dan seterusnya, akumulasi pengetahuan dan wawasan kita akan terus beryambah dan meluas.
Semua itu akan membawa kita pada kebijaksanaan dan keberhasilan dalam meniti karier dan menjalani kehidupan.
Semoga kita sadari ini dan mulai giat membaca buku sebagai bagian dari aktivitas keseharian yang penting. Selamat Hari Buku Sedunia. (*)
Tentang Penulis : Dr. Drs. I Ketut Suweca, M.Si adalah pencinta dunia literasi, kini mengajar di Prodi Manajemen Ekonomi STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja.