Singaraja, koranbuleleng.com| Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng, kembali membuka Posko Drop Out (Do) setelah dimulainya tahun ajaran baru 2024-2025. Saat ini, di beberapa wilayah di Buleleng pun disebut masih ada anak tidak melanjutkan pendidikan.
Kepala Disdikpora Buleleng, Made Astika mengatakan, posko DO dibentuk bertujuan untuk mengidentifikasi dan membantu anak-anak yang tercecer dari sistem pendidikan, termasuk yang putus sekolah dan tidak melanjutkan pendidikan mereka.
Nantinya setiap Koordinator Wilayah (Korwil) di 9 kecamatan akan bertanggung jawab dalam menelusuri siswa-siswa yang tidak melanjutkan pendidikan. Para koordinator itu, akan melakukan identifikasi dan pendataan di masing-masing desa di wilayahnya. Dalam melakukan pendataan, koordinator akan bekerjasama dengan pihak desa/kelurahan yang ada.
Astika menyebut, saat ini asa beberapa wilayah yang masih ditemukan ada anak yang tidak melanjutkan pendidikan.Hal itu, disebut disebabkan oleh sejumlah faktor. Diantaranya, faktor ekonomi, khususnya bagi siswa-siswa dari keluarga miskin.
Jarak yang jauh antara rumah dan sekolah juga menjadi kendala besar bagi mereka yang memiliki akses transportasi terbatas. Selain itu, kurangnya informasi kepada orang tua dan rendahnya minat siswa serta orang tua terhadap pendidikan juga menjadi penyebab lainnya.
“Siswa-siswa yang tercecer ini juga bisa disebabkan oleh sakit atau disabilitas yang membuat mereka tidak mampu melanjutkan pendidikan. Kami akan berupaya keras untuk mengembalikan mereka ke lingkungan pendidikan,” ujarnya, Minggu, 21 Juli 2024.
Kata Astika, dalam upaya mengembalikan mereka ke lingkungan pendidikan, pihaknya tidak bisa memaksa. Meski demikian, tim dari posko DO tersebut akan terus melakukan pendampingan hingga anak tersebut mau melanjutkan pendidikannya.
“Ada beberapa desa yang menjadi titik rawan siswa putus sekolah, seperti di Desa Pangkung Paruk, di Kecamatan Seririt dan Julah di Kecamatan Tejakula. Kami akan mengumpulkan data dari Korwil untuk menangani anak-anak ini,” kata dia.
Astika menambahkan, nantinya anak-anak yang sudah teridentifikasi sebagai putus sekolah akan diarahkan untuk mengikuti program pendidikan kesetaraan, baik melalui Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) maupun Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang tersedia di hampir seluruh kecamatan di Buleleng.
”Kami tidak bisa memaksa kemauan dari anak- anak yang putus sekolah ini. Namun tim akan selalu memberikan pendampingan bagaimana menarik minat anak- anak ini untuk kembali ke satuan pendidikan,” ucapnya.(*)