Singaraja, koranbuleleng.com| Inaugurasi atau pengukuhan secara resmi Siswa-siswi SMAN dan SMK Negeri Bali Mandara penuh dengan keharuan, Sabtu 20 Agustus 2016. Gubernur Bali, Made Mangku Pastika yang mengukuhkan secara langsung 225 siswa baru SMA dan SMK Bali Mandara juga sempat memindahkan tempat duduk para orang tua peserta didik yang semula ditempatkan dibarisan belakang, justru dipindahkan ke kursi undangan yang lebih mewah. Sementara para undangan diminta untuk duduk dibelakang. Akhirnya pihak panitia langsung mengatur lokasi duduk di Balairung tempat pengukuhan.
Kejadian ini baru pertama kali. Gubernur Bali, Made Mangku Pastika menyatakan dirinya sengaja meminta panitia untuk memindahkan lokasi duduk pihak keluarga ke kursi undangan khusus supaya mereka bisa melihat anak-anak mereka yang secara resmi dikukuhkan diatas panggung kehormatan.
“Setelah 40 hari mereka berpisah dengan orang tua, tidak bertemu sekalipun, tidak pernah telepon. Hari ini mereka kembali bertemu, dan bagi saya itu sangat mengesankan. Saya ingin keluarganya bisa bangga melihat anak-anak mereka lebih jelas mendapat pendidikan di sekolah ini. Sekali-kali mereka duduk di tempat duduk yang pake alas,”kata Mangku Pastika dalam pidatonya.
Pastika mengatakan, ada ribuan anak-anak di Bali yang belum bisa mengenyam pendidikan secara baik. Karena itu, harus ada upaya dari seluruh pihak terutama Pemerintah untuk menjemput mereka yang mengalami ancaman putus sekolah untuk disekolahkan dan memberinya seluruh biaya pendidikan.
“Mereka ini kalau tidak kita yang membawa kesini, mereka tidak akan mendapat pendidikan yang layak,” terang Mangku Pastika saat memanggil seorang siswa dari Pulau Nusa Penida, Ketut Rahayuning.
Rahayuning adalah salah satu warga miskin dari Pulau Nusa Penida. Rahayuning pernah diajak oleh Gubernur Mangku Pastika selama tiga tahun dan disekolahkan serta dibiayai penuh.
Sekolah Bali Mandara kini ada dua, yakni SMAN Bali Mandara dan SMK Bali Mandara. Seluruh siswa yang diterima di sekolah ini adalah warga-warga miskin. Seleksinya juga sangat ketat, dan salah satunya melalui seleksi kunjungan atau home visit untuk memastikan bahwa siswa yang akan diterima adalah siswa miskin yang benar-benar tidak mampu secara ekonomi.
Saat ini, SMAN Bali Mandara dan SMK Bali Mandara menerima 225 siswa dari 745 keluarga yang dikunjungi oleh tim. SMAN Bali Mandara sebanyak 96 orang, sementara SMKN Bali Mandara sebanyak 129 oang.
Kepala Sekolah SMAN Bali Mandara, Nyoman Darta menyatakan proses penerimaan terhadap para siswa baru ini sangat selektif. Pertama da tahapan paper base. Dalam tahap ini kepala sekolah di Seluruh bali diperkenankan untuk menentukan sepuluh orang siswanya yang termiskin. Setelah itu memasukkan lamaran ke sekolah.
Setelah lewat paper Base, maka seluruh yang lolos Paper base akan dikunjungi ke masing-masing rumah oleh tim.
“Mereka juga melewati tahapan presentasi dihadapan Gubernur Bali. Semua dipaparkan termasuk kondisi rumah dan kondisi ekonomi keluarganya,” terang Darta yang juga mantan Kepala Sekolah SMAN 1 Singaraja.
Intinya, kata Darta bahwa siswa-siswi yang akan masuk ke seklah Bali Mandara adalah siswa-siswi yang benar-benar miskin. “Pokoknya cari yang miskin, Pak Gubernur meminta jangan terpengaruh yang lain. Cari yang miskin,”tegasnya.
Suasana Inaugurasi memang penuh dengan suasana emosional nan mengharukan. Semua siswa yang dikukuhkan juga diberikan kesempatan untuk memberikan setangkai mawar mereaah kepada orang tua mereka. Disinilah, tangisan meledak. Anak dan orang tua saling memeluk, mencium untuk mensyukuri bahwa anak-anak mereka bisa bersekolah di sekolah yang bermutu tanpa harus mengeluarkan biaya.
Salah satunya, Made Dana, orang tua rahayuning dari Nusa Penida. Dirinya bersyukur anaknya bisa bersekolah di tempat yang baik.
“Selama ini, selama tiga tahun saya berpisah dengan anak saya. Dia tinggal di denpasardiajak Pak gubernur sekoah SMP. Sekarang juga bisa bersekolah di sini. “ucapnya.
Dana adalah salah satu warga miskin di Nusa Penida. Pekerjaan sehari-harinya hanyalah seorang nelayan yang setiap hari menggunakan sampan (perahu kecil) untuk mencari ikan di tengah lautan.|NP|