Nurhayati Sudah Puntus Kontak Dengan Keluarga Selama Setahun

Singaraja, koranbuleleng.com| Jenazah pekerja migran Indonesia, Ni Ketut Nurhayati, 39 tahun, tiba di rumah duka di Banjar Dinas/Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Rabu, 8 Januari 2025 sore. Duka mendalam pun dirasakan keluarga dari perempuan yang diduga menjadi korban pembunuhan di Malaysia. 

Jenazah Nurhayati, tiba di terminal kargo Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali pukul 14.30 Wita, setelah sebelumnya diterbangkan dari Malaysia pukul 09.00 waktu setempat. Setelah sampai di Bali, jenazah kemudian dipulangkan menggunakan ambulans dan tiba di rumah duka sekitar pukul 16.45 Wita. 

- Advertisement -

Suami Nurhayati, Komang Suinten, 38 tahun, didampingi Kelian Banjar Dinas atau Kepala Dusun Gitgit, Made Widianingsih. Suinten ikut mengiringi peti mendiang istrinya di dalam ambulans selama perjalanan dari Bandara Ngurah Rai hingga ke Desa Gitgit, Buleleng. 

Suinten mengatakan, ia menikah dengan Nurhayati pada tahun 2013 silam. Dari pernikahan itu, keduanya dikaruniai tiga orang anak. Selain itu, Nurhayati juga memiliki lima anak dari suami pertamanya. Setelah 10 tahun menikah dengan Suinten, pada 3 Juli 2023 lalu, Nurhayati memutuskan merantau ke Malaysia melalui sebuah agen penyalur tenaga kerja di Tulungagung, Jawa Timur. 

Suinten menyebut, di Malaysia Nurhayati bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) demi membantu keuangan keluarga dan menafkahi anak-anaknya. Nurhayati disebut baru pertama kali ke Malaysia. Pada awal tahun 2024 lalu, Suinten mengaku mendapat kabar bahwa Nurhayati kabur dari majikan tempatnya bekerja.

Namun usai mendapat kabar tersebut, ia tak lagi bisa menghubungi istrinya. Ia beberapa kali berusaha menghubungi istrinya itu, namun gagal. “Awal tahun 2024 lalu komunikasi kami terputus. Karena mungkin pemikirannya bagaimana atau ada hal apa saya kurang mengerti karena kami berjauhan. Katanya dia sudah pergi dari majikan sebelumnya,” ujarnya. 

- Advertisement -

Setelah setahun tak mendapat kabar, pada Sabtu, 4 Januari 2025, Suinten mendapat kabar dari anaknya, bahwa istrinya Nurhayati meninggal dunia di Malaysia. Namun kabar yang diterimanya itu, disebut tidak terlalu jelas. Sehingga ia tak bisa memastikan apakah Nurhayati benar menjadi korban pembunuhan atau tidak. Suinten pun mengaku telah mengikhlaskan kepergian sang istri. 

“Kalau pun nanti ada kelanjutan tindakan hukum itu dari pemerintah, silahkan. Tapi dari keluarga, kami tidak ada yang menuntut apa-apa. Yang jelas kami ingin jenazah kembali dan kami upacarai seperti kepercayaan kita di desa,” katanya. 

Sementara itu, Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Provinsi Bali, Anak Agung Gde Indra Hardiawan mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan perwakilan di Malaysia terkait meninggalnya pekerja migran Indonesia ini. Saat ini, BP3MI tengah menelusuri apakah korban bekerja secara resmi atau ilegal ke Malaysia. 

Indra menyebut, dari penuturan suami korban, Nuhayati bekerja ke Malaysia melalui agen penyalur tenaga kerja yang ada di Jawa Timur. “Dari keterangan suaminya, almarhum bekerja melalui sebuah perusahaan di Jawa Timur. Kami masih tracing dan data (apakah perusahaan itu resmi),” ujarnya.

Kata Indra, dalam kasus yang terjadi pada prinsipnya negara tetap harus hadir kendati pekerja migran ada yang bekerja ke luar negeri melalui jalur yang resmi maupun tidak. Ia juga berharap semua warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri tercatat dan dokumen kerjanya lengkap

“Pada prinsipnya, baik ilegal, tidak tercatat, maupun tercatat, pemerintah tetap hadir memfasilitasi warga negaranya. Pastinya jika bekerja secara resmi ada proteksi. Setiap warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri wajib memiliki jaminan sosial. Hal ini penting dapat dimanfaatkan oleh setiap warga jika bekerja ke luar negeri,” kata dia.

Di sisi lain, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Buleleng Made Juartawan mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan BPJS, untuk bisa mengklaim BPJS Ketenagakerjaan. Dengan santunan itu, diharapkan bisa meringankan keluarga untuk melakukan upacara. 

“Kita akan koordinasi, terutama dengan BPJS Ketenagakerjaan agar dana segera cair. Kami belum tahu besarannya, nanti itu BPJS yang tentukan,” ucapnya.(*)

Pewarta: Kadek Yoga Sariada

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts