Singaraja, koranbuleleng.com | Angka infeksi HIV yang baru di Kabupaten Buleleng menurun, dan kondisi ini dinilai cukup baik dalam proses penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Buleleng. Penurunan laju infeksi baru ini tidak terlepas dari upaya kerja keras seluruh elemen masyarakat bersama pemerintah kabupaten Buleleng untuk menekan dan menanganggulangi kasus HIV/AIDS.
Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG pada saat penilaian Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) tingkat Provinsi Bali yang diselenggarakan di SMP Negeri 2 Singaraja, Kamis (3/11) menyatakan dari data yang dilaporkan oleh instansi-instansi terkait, tercatat sampai tahun 2016 ini sebanyak 2.300 infeksi. Untuk jumlah infeksi baru, pada tahun 2015 tercatat sejumlah 270 yang biasanya di atas angka 300.
“Mudah-mudahan angka infeksi baru pada tahun 2016 dilaporkan menurun sehingga bisa mencapai 1 digit yaitu sejumlah 100 ataupun 120. Penurunan ini patut disyukuri karena hal ini merupakan hasil kerja dari stakeholder terkait seperti Pemkab Buleleng sendiri, instansi terkait, relawan, LSM dan termasuk KSPAN yang ada di sekolah-sekolah. Kita wajibkan sekolah-sekolah mulai dari SMP untuk memiliki KSPAN,” ucapnya.
Sutjidra juga menyatakan selama ini Pemkab Buleleng ebrsama sejumlah stakholder memberikan bantuan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) kepada para Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) sehingga mereka bisa mandiri.
Program KUBE bagi para ODHA dimulai dari tahun 2014. KUBE digelontorkan agar para ODHA bisa menghidupi keluarganya.
“Kelompok Usaha Bersama yang digulirkan tergantung dari keahlian mereka. Ada kelompok ternak, ukm, kerajinan. Semua itu kita berikan bantuan melalui Dinas Sosial rutin setiap tahun,” ungkap Sutjidra.
Ditemui di ditempat yang sama, Ketua Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali yang juga pemimpin Tim Penilai, Drh. Made Suprapta, MM mengungkapkan melihat antusiasme dari sekolah para peserta lomba di seluruh Bali, terlihat meningkat dan semakin positif karena mereka berlomba menjadi juara. Namun, menurutnya bukan juara yang menjadi utama, melainkan keinginan ataupun kemauan kelompok dan individu untuk bersama-sama menekan laju penyebaran HIV/AIDS.
“Seperti contoh di Buleleng, infeksi baru angkanya sudah menurun. Hal tersebut menunjukkan bagaimana pemahaman para siswa di sekolah untuk menghindari HIV/AIDS sudah meningkat. Sebenarnya itu yang menjadi tujuan kegiatan lomba ini,”jelasnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Singaraja, Nyoman Purnayasa menjelaskan SMP Negeri 2 Singaraja ditunjuk menjadi duta Kabupaten Buleleng dalam lomba KSPAN tingkat Provinsi Bali tahun 2016. Berbagai persiapan telah dilakukakan oleh pihak sekolah seperti pengembangan KSPAN sendiri dengan kegiatan intern dan ekstern.
Internal melibatkan semua siswa dan ekstern seperti sosialisasi kepada sekolah imbas yaitu SD dan SMP, sosialisasi kepada masyarakat dan mengunjungi ODHA.
“Target kami minimal tiga besar. Namun jika bisa menjadi juara satu. Mudah-mudahan dewan juri bisa memberikan penilaian yang obyektif,” tutup Purnayasa.
SMP Negeri 2 Singaraja menjadi duta Kabupaten Buleleng dalam perlombaan KSPAN tingkat Provinsi Bali tahun 2016.|NP|