Singaraja, koranbuleleng.com |Tiga wilayah, yakni dua desa dan satu kelurahan di Kabupaten Buleleng ditunjuk sebagai pilot project Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) tahun 2016. Dua desa yang ditunjuk adalah Desa Penglatan dan Desa Pemaron serta satu kelurahan yaitu Kelurahan Banyuning
GKPD merupakan program nasional dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia sejak tahun 2014 sampai dengan tahun 2019. GKPD di Kabupaten Buleleng sendiri sudah dimulai pada bulan April-November 2016..
GKPD ini dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia yang diselenggarakan pertama kali pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2019. Pemerintah RI Menargetkan ada 100 desa di seluruh Indonesia yang ikut dalam program ini. Di Provinsi Bali sendiri mendapat jatah 10 desa. Tahun pertama di Kabupaten Gianyar dan Kota Denpasar. Kemudian di tahun kedua yaitu di Kabupaten Klungkung dan di tahun ketiga di Kabupaten Buleleng.
“Jadi program nasional GKPD sudah memasuki tahun ketiga dan di Bali sendiri di tahun ketiga ini diselenggarakan di Kabupaten Buleleng dengan tiga desa yang diintervensi,” ungkap Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Provinsi Bali di Denpasar, Endang Widowati saat ditemui pada kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) GKPD di Kabupaten Buleleng yang diselenggarakan di Ruang Rapat Unit IV Kantor Bupati Buleleng, Selasa 22 Nopember 2016.
Endang mengatakan sesuai dengan laporan yang diterima terjadi perubahan prilaku yang nyata pada masyarakat di dua desa dan satu kelurahan di Buleleng yang ikut dalam program ini. Terjadi perbedaan prilaku sebelum dan sesudah diitervensi.
Menurtnya, hal ini sebenarnya yang diharapkan pada GKPD ini yaitu selalu mengimplementasikan keamanan pangan karena kesadaran terhadap keamanan pangan ini tidak datang dengan sendirinya melainkan harus diupayakan. Di dua desa dan satu kelurahan ini sangat antusias dan sadar bahwa keamanan pangan sangat penting. Pada evaluasi ini juga masih ditemukan bahan makanan yang tidak ada aman namun sudah jauh berkurang. Masih ditemukan zat pewarna pada jaje begina.
“Saya yakin dengan berlanjutnya proses keamanan pangan ini hal-hal seperti itu sudah tidak ada lagi. Pangan seperti itu sendiri tidak dari desa tersebut melainkan makanan dari luar yang dijajakan di desa tersebut. Saya juga berharap kepada Bupati terpilih untuk melanjutkan program ini agar bisa diimbaskan kepada desa yang lain,” ucapnya.
Endang menjelaskan dalam prosesnya ada beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan pada GKPD ini. Pertama, kegiatan reorientasi ataupun pengenalan program kepada Pemkab Buleleng. Setelah reorientasi ini, Pemkab Buleleng Buleleng menunjuk desa dan kelurahan sesuai dengan criteria yang ditentukan.
Kedua yaitu bimbingan teknis (bimtek) kepada kader keamanan pangan di desa dari berbagai unsur seperti Karang taruna dan PKK. Ketiga yaitu GAP Assessment. GAP Assessment merupakan pemotretan situasi sebelum BBPOM melakukan intervensi. Keempat yaitu bimtek kepada komunitas. Terakhir Gebyar GKPD sampai dengan monev terakhir.
“Ada beberapa rangkaian kegiatan yang dilalui dari Bulan April sampai November 2016. Terakhir adalah monev ini untuk mengetahu seberapa jauh GKPD ini berjalan,” jelas Endang.
Sementara itu, Asisten Bidang Pemerintahan Kabupaten Buleleng, Made Arya Sukerta, SH.,MH mewakili Pemkab Buleleng menyatakan harapan adanya perubahan mindset dari masyarakat tentang pentingnya kemandirian pangan. Memahami ketahanan pangan dan juga keamanan pangan dari sisi higinitas melalui GKPD ini. Menurutnya, kalau hal tersebut bisa tumbuh di masyarakat, bangsa ini akan menjadi bangsa yang sehat.
“Saya yakin dengan program ini mindset masyarakat tentang keamanan pangan bisa berubah. Kita tidak bisa asal makan saja. Kita harus tahu darimana makanan tersebut berasal dan terbuat dari apa,” ungkap Arya Sukerta.
Pihaknya juga berharap dengan dua desa dan satu kelurahan ini sebagai pilot project, program ini bisa melebar terus pada tahun-tahun berikutnya terutama pada daerah-daerah yang produksi pangannya kurang terutama di wilayah barat. Jika di daerah-daerah tersebut juga diedukasi tentang keamanan pangan, dirinya yakin masyarakat disana akan berkembang dengan baik.
“Harapan saya juga program ini berlanjut pada tahun-tahun selanjutnya. Dua desa dan satu kelurahan ini juga diharapkan bisa mengimbaskan pengetahuan mereka tentang keamanan pangan kepada desa yang lain dan Pemkab Buleleng siap mereplikasi program ini ke wilayah desa lainnya,” tutupnya. |Rilis|NP|