Singaraja, koranbuleleng.com | Mantan Bupati Buleleng yang menjabat selama dua periode, Putu Bagiada muncul secara tidak sengaja dalam konstelasi politik Pilkada Buleleng. Itu karena dia secara mendadak dan tanpa jadwal dikunjungi di rumah kediamannya di Puri Celuk Buluh, Lingkungan Celuk Buluh Desa Kalibukbuk oleh salah satu paslon peserta Pilkada Buleleng, Dewa Nyoman Sukrawan, Kamis 12 Januari 2017.
Bagiada mengaku menerima tamunya dengan kalang kabut karena sebelumnya tidak ada pemberitahuan ataupun janji pertemuan. Walaupun begitu, Bagiada tetap menghormati dan menerima Sukrawan bersama rombongannya dengan pakaian adat sederhana. Saat menerima Sukrawan, Bagiada tampak hanya mengenakan kamben serta mengenakan baju safari warna biru lengkap dengan selendang putih.
Baju berwarna biru adalah warna kesukaan Bagiada sejak dulu. Dulu ketika berkuasa, Bupati yang memimpin Buleleng di era 2002 hingga 2012 ini memang seringkali terlihat menggunakan safari warna biru.
Dulu, dalam satu kesempatan pula, Bagiada pernah mengatakan bahwa dirinya memang sangat menyukai warna biru sehingga hampir setiap saat menggunakan warna kesukaannya itu. Namun Bagiada mengaku agar warna bajunya itu tidak disangkutpautkan dengan warna partai politik tertentu di masa itu. Sementara saat ini, Bagiada mengaku sudah beristirahat total dari panggung politik.
Kedatangan Sukrawan sendiri ke rumah Bagiada justru terkait permintaan restu politik. Tentu keinginan Sukrawan itu tidak ditolak oleh Bagiada, dan restu itu diberikan dengan catatan siapapun yang datang memohon restu kepadanya akan diberikan bilamana restu dari dirinya memang diperlukan.
“Ya siapapun yang datang untuk meminta restu, pasti saya restui. Artinya jika ada yang menganggap saya diperlukan, jika tidak ya sudah, tidak apa-apa,” katanya.
Bagiada mengakui selama ini memang mengikuti perkembangan politik Pilkada Buleleng. Namun begitu dirinya tak mau ikut tenggelam dalam hiruk pikuk itu dan cukup sebagai penikmat saja.
Mantan Bupati yang berkuasa selama 10 tahun ini berpesan agar Pilkada Buleleng bisa berjalan dengan baik, elegan dan mengedepankan rasa simpatik agar suasana Buleleng yang sudah tenang dan penuh dengan kedamaian tidak lagi terusik oleh konflik politik seperti di masa-masa lalu.
Pesan itu juga sebenarnya juga disampaikan secara khusus bagi kedua pasangan calon agar tetap menggunakan strategi politik yang bisa memberikan rasa aman dan damai bagi masyarakatnya.
“Ya keluarkanlah jurus-jurus yang simpatik, elegan, jangan keluarkan jurus-jurus lainlah agar Buleleng yang sudah Saya bangun dengan aman dan damai, ya tetap damailah. “ ujarnya. Bagiada sangat berharap proses demokrasi di Buleleng berjalan secara baik dans esuai dengan peraturan yang berlaku.
Putu Bagiada adalah salah satu Bupati Buleleng yang menjabat selama dua periode. Periode pertama di tahun 2002 – 2007, Bagiada berpasangan dengan Gede Wardana. Periode kedua, tahun 2007 – 2012, Putu Bagiada berpasangan dengan kader PDI Perjuangan Made Arga Pinatih.
Pasangan Putu Bagiada dan Arga Pinatih adalah pasangan kepala daerah yang paling pertama dipilih secara langsung oleh masyarakat.
Di era Bagiada, Buleleng seakan bangkit dari “kubur” setelah sempat terjadi kerusuhan ditahun 1999. Kala itu, karena konflik politik sejumlah gedung pemerintahan rusak dan ada yang dibakar oleh massa. Namun di era Bagiada, gedung-gedung perkantoran itu dibangun secara perlahan hingga pelayanan pemerintahan bisa berjalan normal.
Sejumlah prestasi juga sempat diborong selama masa kepemimpinan Bagiada. Beberapa diantaranya tahun
2006 Penghargaan Terbaik III Tingkat Nasional Bupati/Walikota Peduli Kehutanan dalam Lomba Penghijauan dan Koservasi Alam dari Menteri Kehutanan RI kepada Drs. Putu Bagiada, MM Bupati Buleleng.
Tahun 2012, Bupati Buleleng Putu Bagiada sempat menerima penghargaan dari Kementerian Pekerjaan Umum atas keberhasilannya dalam menerapkan kebijakan permukiman di daerah.
Namun nasib buruk juga menghampirinya. Turun dari tahta kepemimpnan Buleleng, Putu Bagiada harus menjalani masa tahanan karena Pengadilan memvonisnya bersalah dalam kasus korupsi di tahun 2012 silam. |NP|