Singaraja, koranbuleleng.com| Pengurus Kabupaten (Pengkab) Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Kabupaten Buleleng sudah menentukan sejumlah nama atlet yang akan berlaga dalam perhelatan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali tahun 2017 di Kabupaten Gianyar mendatang. Dari sekian nama yang terpilih tersebut, Pengkab PTMSI Buleleng masih menerjunkan atlet veteran tenis meja I Gede Ardika untuk menjadi andalan Buleleng.
Ya, nama I Gede Ardika menjadi salah satu atlet yang memang masih diperhitungkan oleh Pengkab PTMSI Kabupaten Buleleng. Dengan pengalaman yang Ia miliki, Gede Ardika memikul sebuah tanggung jawab yang besar dalam perhelatan pesta olahraga Bali dua tahunan tersebut. Apalagi untuk cabang olahraga tenis meja, kabupaten Buleleng kembali memasang target untuk meraih juara umum.
Ayah dua anak ini memang sudah bisa disebut sebagai pemain veteran tenis meja Buleleng, karena memang usianya yang sudah tidak muda lagi. Pria kelahiran Desa Ringdikit tanggal 22 februari 1972 ini, kini telah berusia 45 tahun. Pun demikian, langkah Pengkab PTMSI Buleleng dengan menerjunkan kembali Ardika dalam Porprov tahun 2017 bukan tanpa alasan. Hal ini dilakukan setelah melihat sepak terjang Gede Ardika dalam perhalatan Porprov tahun 2015 lalu.
Dimana Kabupaten Buleleng berhasil meraih juara umum pada cabang olahraga Tenis meja. Yang mana perolehan medali emas untuk Buleleng pada cabor Tenis meja tiga diantaranya dipersembahkan oleh Gede Ardika pada nomor perorangan putra, ganda putra, dan nomor beregu putra.
Lalu, bagaimana perjuangan seorang I Gede Ardika dalam cabang olah raga tenis meja hingga memperoleh masa kejayaannya saat ini?
I Gede Ardika memang terlahir dalam lingkungan keluarga yang memang menggemari olah raga tenis meja. Kedua orang tua Gede Ardika juga merupakan pemain tenis meja, walaupun belum mencapai ketingkat professional. Tumbuh dan besar dilingkungan keluarga pecinta tenis meja, Ardika pun secara otomatis juga sangat mencintai olahraga tenis meja.
“Di lingkungan dan keluarga saya memang banyak komunitas orang bermain tenis meja, seperti di banjar banjar, sehingga saya tertarik karena memang sering melihat orang bermain tenis meja di balai banjar. Saya pun memang bisa bermain tenis meja secara otodidak karena sering bermain di balai banjar,” Ujar Ardika.
Ia memutuskan untuk menekuni cabang olahraga tersebut sejak berusia tujuh tahun. Sejumlah pertandingan ditingkat desa pun sering Ia ikuti dan berhasil menjadi juara. Namanya semakin diperhitungkan sebagai seorang atlet tenis meja. Hingga kemudian, pada tahun 1990, Ardika memutuskan untuk terjun sebagai atlet professional dan langsung mewakili Buleleng.
Hingga kini, puluhan medali hasil kejuaraan tenis meja sudah Ia koleksi. Gede Ardika yang kini telah berusia 45 tahun sudah memiliki banyak pengalaman dalam kejuaraan tenis meja, baik untuk tingkat Kabupaten, Provinsi, bahkan hingga ke tingkat nasional. Bahkan untuk kejuaraan di tingkat Nasional, Gede Ardika sudah berlaga dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) sebanyak empat kali.
“Kalau memutuskan untuk terjun sebagai atlet profesional, sudah saya lakukan sejak tahun 1990. Saya masih ingat saat itu masih duduk di bangku SMA, saya menjadi perwakilan Buleleng dan saya menjadi juara. Kemudian saya langsung mewakili Bali,” Jelasnya.
Disisi lain, kepiawaian I Gede Ardika dalam memainkan bola pingpong kini telah menurun terhadap kedua anaknya. Kedua buah hatinya masing masing Putu Teja Lajuardi dan Made Sisca Pratiwi sudah menjadi atlet professional mengikuti jejak sang Ayah. Kedua putra dan putrinya itu pun sudah seringkali berlaga dalam kejuaraan. Tidak hanya ditingkat Kabupaten. Keduanya bahkan sudah beberapa kali berlaga di tingkat provinsi dan nasional.
Menurut I Gede Ardika, kedua anaknya itu memiliki sifat yang hampir mirip dengan nya. Ketertarikan mereka dalam dunia tenis meja juga tumbuh karena berada pada lingkungan keluarga yang akrab dengan Olahraga Tenis meja. Dengan sedikit bimbingannya, mereka pun sudah semakin mahir dan berkembang.
“Kedua anak saya juga hampir sama dengan saya. Karena memang sering melihat orang main tenis meja, mereka tertarik. Karena saya bisa melihat keinginan yang besar dari keduanya, makanya saya arahkan mereka agar terjun dan serius menekuni dunia tenis meja. Alhasil, sekarang mereka juga sudah menjadi pemain yang professional dan banyak meraih juara,” kata Ardika Bangga.
Sementara itu, menjelang perhelatan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali tahun 2017 di Kabupaten Gianyar, Gede Ardika tidak hanya dipercaya sebagai atlet, namun juga dipercaya sebagai pelatih.
Gede Ardika menegaskan bahwa laganya dalam Porprov Bali tahun 2017 merupakan debut terakhirnya dalam olah raga tenis meja. Ia sudah memutuskan untuk pensiun sebagai atlet tenis meja. Pun demikian, gede Ardika tidak akan meninggalkan olah raga yang telah membesarkan namanya tersebut. Ia akan melanjutkan karirnya sebagai pelatih.
“Saya sudah memutuskan bahwa Porprov tahun ini adalah laga saya yang terakhir. Dan saya berjanji akan berusaha yang terbaik untuk mencapai target Buleleng juara umum pada cabang tenis meja,” Janji Ardika. |RM|