Singaraja, koranbuleleng.com | Desa Sidatapa terkenal di Bali dengan keberanain kaumnya. Desa ini tergolong ke dalam kelompok Bali Aga, atau warga Bali yang hidup di daerah pegunungan sejak lama. Konon, orang Bali Aga ini adalah orang-orang asli Bali.
Warga pegunungan biasanya identik dengan persepsi keterisoliran dari peradaban baru atau lambat menerima perubahan, namun tidak begitu dengan Desa Sidatapa.
Seperti kepopulerannya sebagai orang-orang yang berani, Desa Sidatapa justru open minded atau berpikiran terbuka. Ini sebagai bukti keberanian warga Desa Sidatapa dalam dunia pergaulan.
Sejak lama, warga Sidatapa terkenal sebagai perantau ulung. Sebaran warga Sidatapa ada dimana-mana, bukan hanya di seluruh Bali, tetapi juga banyak yang merantau ke luar Bali. Itu salah satu bukti, keberanian Warga Sidatapa diwarisu dari nenek moyangnya yang lebih awal mau menerima perubahan.
Kini, di jaman milenial ini, keberanian warga Sidatapa juga dibuktikan dengan kegiatan yang dinamakan Sidatapa English Corner. Apa itu?
Desa Sidatapa adalah desa yang masih menjalankan nilai-nilai tradisi yang diwariskan leluhurnya. Termasuk soal penggunaan Bahasa, warga Sidatapa sehari-hari masih menggunakan bahasa ibu didalam pergaulan warga Sidatapa. Bahasa dan dialek warga Sidatapa jauh berbeda dengan warga di Bali atau Buleleng pada umumnya. Mereka masih mencintai bahasa ibu yang diturunkan oleh nenek moyangnya.
Semisal, ada dua warga yang berdialog sederhana seperti ini.
Warga A : Engko ube ngamah? (Apakah kamu sudah makan?)
Warga B: Aku ube ngamah, Basang kene sube betek. (Aku sudah makan, perut sudah kenyang)
Dalam pergaulan sehari-hari, mereka tetap menggunakan bahasa ibunya. Engko berarti Kamu, dan Aku berarti Saya.
Ditengah penggunaan bahasa tradisonal yang masih lestari itu, justru anak-anak milenial di Desa Sidatapa kini berani menerobos jaman. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak diantara mereka menggunakan bahasa Inggris, yang dikenal sebagai bahasa pergaulan internasional.
Percakapan dalam bahasa Inggris tersebut dikumandangkan dalam sebuah wadah Sidatapa English Corner.
Kini, anak-anak muda Sidatapa sudah terbiasa dengan percakapan sederhana dengan menggunakan bahasa inggris.
Warga A : Have you eaten?
Warga B : Yes, I have eaten.
Seperti itulah, jika bahasa daerah warga Sidatapa dialihkan ke bahasa Inggris.
Sidatapa English Corner (SEC) ini mempunyai tujuan khusus yakni mempersiapkan tenaga atau sumber daya manusia dibidang pariwisata. SEC dibentuk untuk menyambut Sidatapa dalam pergaulan internasional. Desa Sidatapa sejak lama telah meniatkan diri untuk membuka desanya menjadi salah satu desa wisata di Buleleng dengan basis lingkungan dan budaya.
“Selain itu, tentu kami ingin memperkenalkan bahasa asing ditengah-tengah kehiupan masyarakat tradisional di Sidatapa. Ini penting agar mereka bisa berdaya,” ujar salah satu tokoh masyarakat Desa Sidatapa, Wayan Ariawan.
SEC ini mempunyai susunan kepengurusan, supaya percakapan bahasa internasional ini bisa dikelola dengan baik dengan cara atau pola pembelajaran luar sekolah. Selama ini, pembelajaran di SEC ini menggunakan atau memanfaatkan teknologi internet.
Anak-anak Sidatapa bisa mengungkapkan percakapan dalam bahasa Inggris dengan menggunakan sosial media dan grups Whatsapp (WA). Mereka merekam sendiri percakapannya dalam bahasa Inggris lalu mempsoting di dinding wall facebook masing-masing, atau disebar ke grup wa.
Di sosial media, mereka saling mengumbar pengalaman dalam berbahasa Inggris. Dibalik itu, ada sejumlah relawan yang mengajarkan kepada warga milenial Sidatapa untuk berani berbahasa Inggris.
“Relawannya terdiri dari orang Sidatapa, namun ada juga relawan dari Australia, Jerman, Francis, Jepang. Relawan dan warga SEC berinteraksi lewat sosial media, atau kadang bertemu langsung,” ujar Ariawan.
Masing-masing relawan ini diharapkan mencari masing-masing anggota untuk belajar bahasa Inggris. Satu relawan minimal mempunyai 10 anggota.
“Sampai hari ini, sudah ada 20 relawan yang ikut membantu pengajaran bahasa Inggris,” kata Ariawan.
SEC juga berencana membuka kursus gratis untuk siswa-siswa sekolah dasar di Desa Sidatapa. Pesertaya, anak-anaks iswa kelas dua hingga kelas 6. Sejauh ini, SEC sudah bekerja sama dengan SDN 2 Sidatapa.
“Secara offline, kami akan belajar bahasa Inggris bekerja sama dengan relawan dari SEC. Kami menyambut dengan biak,” ujar KEpala Sekolah SDN 2 Sidatapa, Wayan Jeneng.
Di SDN 2 Sidatapa, pembelajaran SEC akan dimulai 19 Februari 2019. |Putu Nova A.Putra|