Singaraja | Beberapa hari terakhir, pasien di RSUD Buleleng terpaksa dirawat di lorong-lorong rumah sakit dan Unit Gawat Darurat RSUD Buleleng karena kekurangan ruangan dan tempat tidur. Ini disebabkan membludaknya pasien yang harus dirawat dirumah sakit milik Pemerintah Buleleng.
Pasien didominasi oleh pasien demam berdarah. Pihak Rumah sakit juga terpaksa menambah tempat tidur dari fasilitas siaga kebencanaan.
Ironisnya, kebanyakan pasien adalah anak-anak. Luh Putri, salah satu keluarga pasien mengaku sanagt sulit mencari kamar perawatan karena alasan semua kamar terisi penuh. Kondisi seperti ini justru membuat pasien tampak tidak bisa merasakan perawatan karena suasana yang penuh sesak dan hawa panas.
“Anak saya sudah dua hari dirawat di lorong, hawanya panas, anak saya jadi menangis terus,’ ujar Luh Puteri, kemarin.
Direktur RSUD Buleleng, dr. Gede Wiartana mengungkapkan membludaknya pasien akibat meningkatnya pasien demam berdarah di Buileleng. Rata-rata, seluruh rumah skait di Buleleng mengalami kondisi yang sama.
Dari 299 kamar yang dimiliki RSUD Buleleng terpaksa harus menambah sampai 40 tempat tidur tambahan yang ditempatkan di lorong ruang rawat inap. TEmpat tidur itubiasnya dikeluarkan apabila terjadi kesiagaan bencana.
“Bulan ini pasienya banyak sekali yang datang sebagian besar panas dan cenderung suspect demam berdarah seperti kegawat daruratan lainya seperti strok dan penyakit lainya dan demam berdarah meningkat,” terang Wiartana.
Di Bulan Maret 2016 ini, rata-rata pasien yang dirawat inap di RSUD Buleleng mencapai 140 pasien, padahal normalnya seringkalai di angka 70 pasien setiap harinya.
Sementara data dari Dinas Kesehatan Buleleng hingga Maret 2016 terdapat 689 pasien Demam Berdarah yang sudah dirawat di RSUD Buleleng., dan tujuh orang diantaranya telah meninggal. |NP|