Gubernur Bali Gandeng Industri Bangun Pertanian Bali

Denpasar, koranbuleleng.com | Gubernur Bali, Wayan Koster menggandeng industri yang bergerak dalam pengembangan pertanian untuk membangun sektor pertanian Bali. Diharapkan, pembangunan sektor pertanian dan perkebunan di Bali bisa menopang industri pariwisata.

Dari sisi regulasi, Gubernur Bali sudah mengeluarkan Pergub Nomer 99/2018 tentang Penasaran dan Pemafaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali. Aturan ini dikeluarkan untuk mendorong sektor pariwisata bisa memanfaatkan hasil pertanian dan perikanan dari masyarakat lokal di Bali.

- Advertisement -

Namun begitu, proses pembangunan untuk sektor Pertanian dan Perikanan di Bali juga harus berjalan terintegrasi. Sehingga harapannya, menghasilkan produk pertanian yang berkualitas yang bisa dimanfaatkan pariwisata.

Gubernur Bali Wayan Koster saat menerima audensi dari Perusda Bali dan PTT GGP serta Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

Melalui Perusahaan daerah (perusda), Provinsi Bali menggandeng pihak swasta yang bergerak dalam pengembangan dan penyerapan hasil-hasil pertanian. Yakni PT. Great Giant Pineaplle (GGP) untuk ikut bekerjasama membangun sektor pertanian di Bali.

Pengalaman yang dimiliki oleh PT GGP sebagai pelaku industri pertanian hortikultura yang sudah go international membuat Perusda Bali mencoba untuk memenuhi harapan Gubernur Koster dengan bekerjasama membangkitkan sektor pertanian di Bali, khususnya di Bali Utara yang tingkat kemakmurannya masih tertinggal dari Bali Selatan namun memiliki potensi di bidang agro wisata. Konsepnya, sleuruh produk pertanian yangterintegrasi bisa dimanfaatkan untuk nilai ekonomis.

“PT GGP sudah berhasil meningkatkan kesejahteraan petani di Lampung, ini yang kita harapkan bisa diduplikasi di Bali,” kata Direktur Utama Perusda Bali Suryawan Dwimulyanto saat menemui Gubernur Bali di kantornya, Jumat 18 Januari 2019.

- Advertisement -

Sementara Gubernur Koster berharap pertanian di Bali bisa digarap dari hulu hingga ke hilir sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan para petani. “Pertanian ini harus digarap dari hulu ke hilir dan harus menyesuaikan dengan potensi alamnya,” kata Gubernur asal Buleleng ini. Untuk menopang industri pariwisata, buah lokal di Bali juga diharapkan bisa memenuhi standar internasional.

Direktur PT GGP Welly Sugiono mengatakan dengan pola pertanian secara terintegrasi tidak ada produk hortikultura yang terbuang dan ujungnya bisa meningkatkan penghasilan petani hingga dua kali lipat UMR. Apalagi pasar produk hortikultura secara global masih terbuka lebar.

“Setiap tahun kami ekspor 17 ribu kontainer nanas, ini masih jauh dari pasar yang ada,” kata Welly.

Dengan tim yang dimilikinya, Welly telah menghasilkan produk pertanian hortikultura yang mendapat 21 sertifikasi dan berstandar internasional. Produk-produk ini sudah diterima oleh industri pariwisata lokal maupun untuk kebutuhan ekspor.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali IB Wisnuardhana mengatakan jika pendapatan bisa dua kali UMR maka petani di Bali akan bisa lebih sejahtera karena rata-rata pendapatan petani per tahun masih dibawah angka tersebut.

Hadir dalam audensi ini Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra dan perwakilan Kanwil Dirjen Bea dan Cukai Provinsi Bali. |NP|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts