Sukalantika Lepas Seragam Marinir Pilih Mengabdi Sebagai Perbekel

Singaraja, koranbuleleng.com| Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt kini sudah mempunyai kepala desa atau perbekel secara definitive, yakni Ketut Sulantika. Ketut Sukalantika merupakan Perbekel yang diangkat dari proses PAW. Uniknya, sebelum menjabat sebagai Perbekel Desa Banjarasem, Kecamatan Seririt, Pria ini adalah seorang anggota TNI Angkatan Laut.

Menarik memang, karena Sukalantika memilih mundur sebagai anggota Marinir demi mengabdi di desa kelahirannya Banjarasem. Padahal, kariernya di TNI Angkatan Laut masih panjang sampai tahun 2031. Ia memutuskan untuk pensiun muda diusianya yang baru 40 tahun. Padahal semestinya usia pensiun anggota Marinir adalah 53 tahun.

- Advertisement -

Sebelum mundur dari korps Marinir, Pria kelahiran 27 Juli 1979 ini tengah bertugas di Lanud Denpasar, sejak tahun 2006, di Bagian Keuangan. Karirnya pada korps Marinir dimulai sejak duduk dibangku kelas 3 SMA, tahun 1997, melalui Dikcatam PK XVII/I.

Dan resmi dilantik sebagai anggota korps Marinir di tahun 1998. Sebelum di Lanud Denpasar, Sukalantika sempat bertugas di Divisi Pantai pada Kesatuan Afibia (Satfib) Armatim, yang ditugaskan di KR MLT 561, yang bermarkas di Surabay, selama 6 bulan.

Keputusannya untuk mundur sebagai Anggota TNI AL pun menguat ketika tahun 2018 lalu. Saat itu sekitar bulan September 2018, Perbekel Banjarasem Kecamatan Seririt meninggal dunia karena mengalami kecelakaan lalulintas. Aparat Pemerintahan Desa Banjarasem kemudian menyampaikan akan menggelar Pemilihan Perbekel PAW, untuk sisa masa jabatan hingga tahun 2021 mendatang.

Suami dari Ketut Yeni ini kemudian mendaftarkan diri. Namun Ia tidak sendiri, karena ada dua nama lain yang juga ikut mendaftar yakni I Putu Sastra Pujawan dan Nyoman Badrayasa. Hingga kemudian melalui pemungutan suara secara musyawara desa (Musdes) pada 5 Mei 2019 lalu, Sukalantika berhasil mengungguli dua lawannya dan terpilih sebagai Perbekel PAW. Dimana hasil perhitungan perolehan suara, menyebutkan jika Sukalantika meraih suara tertinggi sebanyak 80 suara, disusul Sastra Pujawan, 58 suara, dan terakhir Badrayasa dengan 50 suara. Sedangkan suara tidak sah sebanyak 2 suara.

- Advertisement -

“Tentara itu harus yakin, walaupun nantinya dibelakang hari tidak terpilih, yang pertama harus yakin. Itu yang kita doktrin, kalau sudah yakin pasti maju,” ujarnya.

Berbekal keyakinan, Ia kemudian mengajukan surat pengunduran diri. Ayah satu anak ini sengaja mundur dari korps Marinir untuk bias mengabdikan dirinya kepada Desa Banjarasem tempat kelahirannya. Karena selama ini, Sukalantika belum melihat progress pembangunan yang signifikan dari Desanya.

“Melihat perkembangan desa Cuma gitu gitu saja, saya juga melihat ketidak adilan dalam pembanbunan. Saya harus mengayomi semua warga, tidak ada membedakan,” tegasnya.

Kini, pin jabatan berbahan perunggu sudah disematkan pada seragamnya sebagai Perbekel Banjarasem. Sejak saat itupula, Sukalantika bukan lagi bekerja untuk kepentingan keluarganya, melainkan memikul beban untuk mengabdikan diri kepada Desa. Ia pun mengaku sudah memiliki program untuk dilaksanakan selama menjabat hingga tahun 2021 mendatang.

Beberapa diantaranya adalah memberikan bea siswa kepada anak-anak yang berprestasi hingga lulus perguruan tinggi. Kemudian memberikan donasi kepada para lanjut usia yang sudah tidak mampu lagi bekerja yang disebutnya sebagai kerawanan sosial.

Nantinya, bea siswa itu akan diambilkan dari gajinya sebagai Perbekel. Sukalantika hanya meminta gaji bulannya sebesar Rp1 juta, sedangkan sisanya dipakai bea siswa termasuk memberikan donasi kepada para lanjut usia yang sudah tidak mampu lagi bekerja.

“Saya berkeinginan mencetak sarjana disetiap KK, karena dengan sekolah yang tinggi bisa mengubah pola pikir masyarakat, sehingga dapat membangun desa. Kemudian lanjut usia itu kan sudah tidak mampu bekerja ini rawan sosial namanya. Makanya nanti saya ingin berbagi mendonasikan gaji saya. Saya hanya meminta gaji itu Rp1 juta, itu pun gaji itu saya akan berikan sebagai biaya hidup orang tua,”jelasnya.

Pria alumni SMU PGRI Seririt ini juga menyadari jika saat ini, tugas sebagai Perbekel sangatlah berat, terutama untuk mengelola anggaran di Desa yang sangat besar. Namun hal itu tidak membuatnya khawatir. Sukalantika akan mampu mempertanggungjawabkan anggaran di Desa Banjarasem, untuk kemajuan pembangunan Desa.

“Kalau soal pertanggung jawaban anggaran, kita belajar dilapangan, dan kebetulan dulu saya orang keuangan bagian anggaran, dan saya sedikitnya mengertilah apa itu APBN atau APBD. Yang pasti saya akan alokasikan uang Desa untuk Desa, jangan sampai masuk ke kantor perbekel, saya tidak mau seperti itu,” pungkasnya. |Rika Mahardika|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts