Singaraja, koranbuleleng.com | Sebanyak 8 hotel di Buleleng dengan total kamar 178 kamar sudah siap menampung kedatangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang akan menjalani masa isolasi. Kedatangan mereka akan bergelombang, dari berbagai Negara.
Harga perkamar mulai dari Rp150 ribu – Rp 200 ribu dan akan ditanggung oleh Pemkab Buleleng. Pemerintah juga menanggung biaya makan dan minum bagi PMI sebanyak tiga kali sehari.
Untuk tahap pertama, PMI akan menempati kamar di Hotel Aneka, Lovina sebagai ruang isolasi. Satu PMI menempati satu kamar hotel. Sudah ada sekitar 39 PMI termasuk pindahan PMI yang sempat dikarantina dari SDN 1 Banjar Jawa yang menempati hotel tersebut sampai Rabu 15 April 2020 malam.
Ketua PHRI Buleleng Dewa Ketut Suardipa mengatakan jika pihaknya akan berusaha terus untuk mensosialisaikan kepada pengelola hotel lain di Buleleng agar bersedia hotelnya dijadikan tempat karantina.
Di Buleleng terdapat 170 hotel dan vila, tersebar di Buleleng timur, tengah dan barat. PHRI sudah melakukan komunikasi dengan semua manjemen hotel dan villa untuk bisa memberikan tempat yang dikelola menjadi lokasi karantina bagi PMI yang baru datang.
“Kami terus berusaha mendekati hotel-hotel lain agar bersedia menyediakan fasilitas, ini demi kemanusian, kalau bicara profit kami tidak ada. Kalau dikasi tempat yang nyaman dan bersih kan imun mereka tetap sehat,” katanya
Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengaku pemerintah sudah melakukan berbagai pendekatan agar hotel dan villa di Buleleng bisa menampung PMI untuk ruang isolasi. Namun, Bupati juga meminta agar masyarakat bisa memahami kondisi saat ini yang serba darurat. Semua upaya sedang dilakukan demi kebaikan bersama.
Dalam proses karantina ini, Agus Suradnyana juga menegaskan bahwa PMI di karantina untuk tindakan pencegahan, walaupun mereka pada dasarnya dalamkondisi sehat.
“Mereka tidak sakit, mereka dalam keadaan riang, cuman kita harus waspada karena masa 14 hari itu ada persoalan, nanti setelah 14 hari kita lakukan swab untuk memastikan,” ungkapnya
Lebih lanjut Bupati Buleleng mengatakan untuk masyarakat sekitar yang berdekatan dengan tempat karantina tidak perlu kawatir. Protap dalam penanganan karantina sudah disediakan dengan baik. Penyemprotan akan dilakukan setiap hari dan sosial distancing akan diterapkan dengan baik.
“Nanti saya tugaskan pak camat untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat, saya tidak mengirim orang sakit, protap pegawai hotel sudah baik, nanti keluarga diharapkan tidak berdekatan dulu,” sambungnya.
Agus Suradnyana menghimbau agar PMI tetap disiiplin menerapkan pola hidup sehat dan menerapkan social distancing guna memperlancar karantina sehingga hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.
Untuk PMI yang sarapan, Agus Suradnyana menekankan agar pihak hotel untuk membungkus dan memberikan ke kamar masing-masing PMI. Hal yang sama juga dilakukan ketika PMI makan siang dan malam. Untuk pergantian sprai atau pun pembersihan kamar akan dilakukan oleh masing-masing PMI.
“Tidak ada sistem prasmanan, makanan dibungkus dan dibawa ke masing-masing kamar. Kalau sprai diganti 3 hari sekali, nanti dipasang sendiri. Untuk sprai yang sudah dipakai nanti ada petugas yang mengambil di depan kamar sesuai protap” imbuhnya
Sementara, Manager Hotel Aneka, Gede Sukayasa menjelaskan manajemen hotel ingin membantu pemerintah dalam menangani COVID 19 ini agar cepat selesai. Menurutnya jika penanggulangan cepat dilakukan maka akan berdampak positif terhadap percepatan pemulihan pariwisata di Bali.
“Ini murni rasa kemanusian, dan mendukung upaya Pemerintah Kabupaten Buleleng lebih cepat menangani wabah ini, karena semakin cepat ditangani maka oprasional kami pun cepat normal kembali” tuturnya
Fasilitas yang disediakan Hotel Aneka untuk PMI tidak ada pengurangan fasilitas kamar. Hotel yang memiliki 55 kamar dengan status hotel bintang 3 ini masih sesuai standard . “Tidak ada yang dikurangi, masih standar bintang 3, bisa di cek kamarnya” imbuh Sukayasa.
Untukdiketahui, sebagian PMI yang sebelumnya di karantina di SDN 1 Banjar Jawa dipindahkan ke Aneka Lovina dengan menggunakan kendaraan bus milik Dinas Perhubungan. Pemindahan PMI ke tempat isolasi di hotel juga menerapkan protokol kesehatan. Petugas di dalam bus menggunakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap untuk mencegah virus.
“Personil kami sudah lengkap menggunakan APD, sesuai protap,” ujar Kepala Dinas Perhubungan, Gede Gunawan AP.
Desa Yang Tak Miliki Anggaran, Bisa Dialihkan ke Pemkab Buleleng
Sekda Buleleng sekaligus Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID 19 Buleleng Gede Suyasa menjelaskan, pemerintah daerah telah menyiapkan anggaran untuk menyewa kamar hotel yang akan digunakan oleh PMI. Sementara yang menjadi prioritas adalah 17 Kelurahan di Buleleng, karena Kelurahan tidak memiliki dana seperti desa-desa yang ada di Buleleng.
Hanya saja, jika ada yang tidak memiliki fasilitas wisata di desanya, maka bisa memindahkan PMI untuk melakukan isolasi di hotel yang telah disiapkan. Dengan catatan, biaya isolasi ditanggung oleh desa dengan menggunakan dana desa. Namun jika ada desa yang tidak memiliki anggaran, beban pembiayaannya bisa dialihkan ke Pemerintah Daerah.
“Silahkan satgas desa berkreasi, dengan melobi pemilik villa atau hotel di wilayahnya. Tapi jika APBDes nya tidak bisa membiayai, silahkan dibebankan ke APBD Kabupaten. Dan kami siap menanggung,” ujar Suyasa.
Terkait dengan anggaran yang disiapkan untuk pembiayaan sewa kamar hotel, Suyasa mengaku belum bisa memastikan. Pasalnya, PMI yang akan memanfaatkan kamar hotel untuk proses karantina jumlahnya belum bisa dipastikan. Terlebih lagi, masih akan ada banyak PMI dari Buleleng yang juga akan segera datang. Pun demikian, Suyasa menyebut jika semuanya akan tercover dalam APBD Buleleng tahun 2020.
“Tidak bahasa fix dalam APBD menghadapi kondisi darurat, apalagi yang datang belum jelas berapa jumlahnya. Tetapi APBD dinamis, nanti dalam waktu seminggu ini sudah melakukan refocusing anggaran dan harus lapor ke Depdagri tentang perubahan anggaran, perubahan pendapatan, perubahan belanja, dan berapa menempatkan belanja BTT dalam APBD Perubahan,” tegasnya.
“Jadi setelah itu sudah ditetapkan perubahan, masih ada dampak berikutnya yang harus dibayai dan dilakukan perubahan lagi. Dana 17 miliar itu masih belum semuanya dicairkan, masih sangat dinamis,” imbuh Suyasa. |tim|