Jual Es Tuak Loloh Selama 23 tahun, Mangku Tegeh Mampu Nafkahi 5 Anak

Mangku Tegeh, selama 23 tahun, setiap hari berkeliling menjual es tuak manis dan loloh Belimbing |FOTO : EDI TORO|

Singaraja, koranbuleleng.com | Siapapun orangtua tentu akan memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Orangtua juga rela banting tulang agar bisa membiayai pendidikan sang anak hingga di jenjang yang tertinggi.

- Advertisement -

Itulah yang dilakukan  Mangku Tegeh yang menjual es tuak manis dan loloh belimbing selama 23 tahun untuk membiayai hidup dan lima orang anaknya hingga dewasa.

Pria asal Dusun Banjar Kelodan, Desa Suwug, Sawan ini bahkan dulu berniat menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi. Namun karena keinginan anaknya untuk bekerja ia tidak bisa memaksakan hal tersebut.

Dari ke 5 anaknya Mangku Tegeh menceritakan jika salah satu anaknya  sempat diterima di salah satu perguruan tinggi. Namun anaknya menolak karena memutuskan untuk bekerja dan tidak mau lagi merepotkan kedua orang tunya.   

“Dulu saya paksa buat kuliah, namun karena keinginan anak tidak bisa paksa,  dia milih bekerja. Kalau yang tamat SMA anak saya yang ke 2 dan yang ke 4, kalau yag ketiga memilih bekerja dan kemudian menikah,” ujanya

- Advertisement -

Sampai saat ini, kata Mangku Tegeh lima orang anaknya sudah menikah dan sekarang tinggal di luar Buleleng.  Saat ini ia hanya tinggal berdua bersama istrinya di rumahnya di Dusun Banjar Kelodan, Desa Suwug, Sawan.

Pria berusia 63 tahun itu berjualan es keliling dengan menggunakan sepeda motor. Biasanya ia berjualan di sekitar jalan Sudirman dan Jalan Ahmad Yani, Singaraja.    

Sebelum berjualan di daerah Buleleng Mangku Tegeh mengaku pernah berjualan di Gianyar, Klungkung dan Bangli.  Ia menceritakan pengalamnya ketika kecelakaan di daerah Gianyar yang mengakibatkan dirinya harus menjalani perawatan selama 10 hari di rumah sakit di daerah Ubud.

“Sebelumnya saya lama jualan di Gianyar, saya bolak balik dari Buleleng ke Gianyar, karena dapat jatuh akhirnya saya berjualan di sini saja” sambungnya

Sebelum menjajakan daganganya, Mangku Tegeh melakukan persiapan dan berangkat sekitar jam 7 pagi dan baru pulang ketika dagangnya sudah  habis. Ia  membeli tuak manis dari  produksi petani aren di desa Bungkulan disadap dari pohon aren yang banyak.

“Untuk tuaknya saya beli, kalau loloh blimbing saya bikin sendiri, berangkat jam 7 pagi, kalau pulangnya kalau sudah habis, paling lama jam 4 sore baru bisa pulang” ungkapnya

Di tengah situasi pandemi  COVID 19 Mangku Tegeh mengaku tidak banyak berpengaruh terhadap Es Tuak loloh daganganya.

Menurutnya, cuaca yang dingin yang sangat berpengaruh terhadap hasil jualanya.  Menjual sekitar  sekitar 15 liter dalam sehari dan di jual satu gelas dengan harga Rp. 3000 rupiah.

“Yang berpengaruh itu cuaca yang dingin, kalau COVID berpengaruh cumatidak banyak” pungkasnya. |ET|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts