DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng bersama ICA mendemonstrasikan lima resep makanan warisan Bung Karno. Diantaranya, Daging Belatjang, Besengek Bebek, Petjel Panggang Ikan, Kendo Udang, Ritja-Ritja Ajam.|FOTO : PUTU NOVA A PUTRA|
Singaraja, koranbuleleng.com | Salah satu Founding Father Indonesia, Bung Karno tidak hanya mewariskan kemerdekaan bagi Indonesia, ataupun berbagai hal yang monumental bagi generasi Indonesia. Namun, Presiden RI pertama ini juga mewariskan sebuah dokumentasi penting tentang rasa kuliner khas Nusantara. Dalam sebuah buku, “Mustika Rasa” setebal 1.123 halaman, Soekarno mewariskan berbagai resep masakan Nusantara yang berbasis pada potensi bahan-bahan pangan lokal Nusantara.
Dari buku Mustika Rasa itu, ada ribuan resep makanan khas Nusantara yang dibukukan oleh Soekarno. Di Bulan Bung Karno ini, Partai besutan Megawati Soekarno Putri, PDI Perjuangan secara serentak menyosialisasikan resep-resep olahan makanan dalam buku Mustika Rasa dengan melakukan demonstrasi memasak secara langsung. Agenda ini bersinergi dengan Indonesia Chef Association (ICA).
DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng bersama ICA mendemonstrasikan lima resep makanan warisan Bung Karno. Diantaranya, Daging Belatjang, Besengek Bebek, Petjel Panggang Ikan, Kendo Udang, Ritja-Ritja Ajam.
Dalam sosialisasi pengolahan bahan pangan substitusi beras atau bahan pokok berbasis potensi lokal alam Bali berdasarkan resep Mustika Rasa warisan Bung Karno, juga melibatkan secara langsung beberapa politisi PDI Perjuangan Buleleng untuk melakukan pengolahan makanan bersama anggota ICA.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Buleleng, Putu Agus Suradnyana menjelaskan agenda ini dilakukan dengan live cooking secara serentak DPD dan DPC PDI Perjuangan didaerah lain melalui laman sosial media sebagai upaya sosialisasi pengolahan bahan makanan konsumsi berbasis potensi lokal alam Bali, berdasarkan resep dari Sokearno.
“Kedepan, semangat ini akan kita kedepankan dengan semangat gotong royong. Ajaran Bung Karno dan Tri Sakti Bung Karno salah satu berdikari di bidang ekonomi. Didalamnya harus swasembada pangan di seluruh bidang pertanian, seperti ketela, jagung dan hasil produksi untuk diolah sebagai bahan pangan untuk mengurangi impor,” jelas Agus kepada koranbuleleng.com.
Agus mengkhawatirkan generasi kini sudah dijejajali dengan fast food yang kurang bagus bagi kesehatan dan tidak mendukung berdikari di bidang swasembada pangan.
Impelementasinya, kata Agus, masing-masing daerah bisa melakukan secara berkelanjutan untuk melakukan upaya swasebada pangan sesuai dengan karakter potensi daerah. Itu akan lebih khas.
“Ini momentum saja, paling penting suistanable di segala bidang.” Katanya.
Agus menyatakan Ketua umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri selalu menekankan bahwa Indonesia harus hidup dengan berlandaskan bahan pangan lokal.
Sementara itu, salah satu chef dari ICA, I Gede Putu Hendra Mahena menyatakan lima masakan resep warisan Bung Karno fokus pada otentifikasi Indonesian food atau masakan nusantara.
Dengan adanya, resep Mustika Rasa, generasi penerus pecinta kuliner maupun ibu rumah tangga, mampu merawat resep Mustika Rasa yang dirangkum oleh Bung Karno sebagai warisan budaya untuk Indonesia.
“Saya merasa surprise bisa mempresentasikan resep dari Bung Karno ini,” ujar Hendra.
Hendra merupakan salah satu chef ternama di Indonesia. Dia kini bekerja untuk sebuah hotel berkelas di kawasan Nusa Dua. Dia juga pernah menjadi juri dalam sebuah tayangan acara pencarian bakat memasak dari sebuah stasiun televisi ternama di Indonesia.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara, Ketut Ngurah Arya menyatakan sosialiasai ini bertujuan untuk memperkenalkan secara luas tata cara pengolahan bahan pangan berbasis potensi lokal alam Bali berdasarkan resep Mustika Rasa Bung Karno.
Menurtutnya, Bali mempunyai potensi pangan lokal yang luar biasa. Ini harus dimanfaatkan untuk kepentingan luas di masyarakat sebagai bentuk atau upaya untuk menjaga ketahanan pangan.
“Misalnya nasi jagung, diolah dengan sedemikian rupa, maka ini menjadi salah satu bahan pangan yang menunjang kebutuhan pangan dari non beras,” ujarnya.
Resep warisan Bung Karno dari buku Mustika Rasa ini merupakan dokumentasi dari kekayaan kuliner khas Nusantara. Buku ini pertama kali diterbitkan tahun 1967. Di dalam buku ini, merangkum ribuan resep kuliner nusantara. Kala itu, tahun 1964, Soekarno meminta istrinya, Hartini untuk merangkum kuliner dari seluruh nusantara.
Kala itu, seluruh pamong praja dari masing-masing desa, ahli gizi dan ahli kuliner dikumpulkan untuk ikut menyusun buku resep ini. Karena terjadi gerakan 30 September, akhinrya buku ini baru bisa diterbitkan pada tahun 1967. |NP|