Palowan Garden Kembangkan Wisata Edukasi Hidroponik

Bercocok tanam dengan pola hidroponik di Palowan Garden |FOTO : Edi Toro|

Singaraja, koranbuleleng.com | Bertani sayuran dengan cara hidroponik kini semakin menular di masyarakat. Mengingat bertani dengan cara ini, bisa dengan menggunakan lahan yang terbatas tetapi mampu menghasilkan sayuran organik yang sehat.  

- Advertisement -

Kegiatan bercocok tanam menggunakan lahan terbatas ini juga sempat memunculkan  ide-ide lain  mulai dari kuliner berkonsep khusus hingga wisata agro hidroponik.

Konsep itu dilakukan Palowan Garden, di Banjar Anyar Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada. Agrowisata yang didirikan tahun 2018 lalu ini menghadirkan konsep edukasi sekaligus rekreasi di kebun hidroponik.  

Tak hanya itu, pengunjung yang datang bisa membeli berbagai jenis sayuran hidroponik dan mengolah langsung menjadi beragam kuliner di sana.  

“Untuk sayuran sawi kami olah menjadi minuman jus dan masakan capcay, nanti kalau sayurnya tersisa baru kadang dibawa pulang oleh mereka,” ujar anggota kelompok Palowan Garden Hidroponik, I Nyoman Darmada

- Advertisement -

Darmada mengatakan, sejatinya ia sudah menggeluti pertanian dengan metode hidroponik sebelum  adanya pandemi COVID 19.  Namun setelah adanya pandemi, Palowan Garden ditutup sementara. 

Untuk menyiasati sulitnya pemasaran sayuran hidroponik ia juga mengolah sayuran tersebut menjadi makanan atau minuman saji dan dijual melalui media sosial. 

“Saat ini, karena tamu yang datang kesini sepi, saya coba jual lewat media social, lumayan ada juga yang pesen,” imbuh Darmada.    

Darmada  menceritakan, Ide awal mengembangkan pertanian hidroponik di atas lahan seluas 7 are ini muncul setelah Desa Sambangan menjadi daerah tujuan wisata yang ramai dikunjungi.

 “Dari sanalah muncul ide pertanian organik yang nanti bagi wisatawan selain menikmati wisata alam di Sambangan juga dapat memetik langsung sayuran yang segar dan alami, serta dapat diolah secara langsung,” katanya.

Darmada menambahkan, dalam penerapannya pertanian hidroponik tidak begitu susah. Alat yang digunakan pun sederhana mulai dari pipa paralon yang rangkai bertingkat, mesin air dan rangka baja lainnya. Bahan-bahan ini kemudian disusun secara bertingkat.

 “Yang terpenting sirkulasi air dan sinar matahari yang cukup, kalau ada hama nanti kita semprot dengan air bawang putih,” ungkapnya.

Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sayuran tersebut juga menjadi penghasilan sampingan meskipun sayuran hasil dari pertanian hidroponik cukup sulit dipasarkan.

Kualitas sayur yang lebih baik membuat harga sayuran hidroponik relatif lebih mahal. Namun faktor itulah yang membuat sayur yang dihasilkan dari kebun hidroponik memiliki segmen pasar tersendiri. 

“Memang harganya lebih mahal dari sayuran dengan metode konvensional, tapi jelas sayuran ini lebih sehat karena tidak mengandung bahan kimia” ucapnya.

Reporter  : Edi Toro

Editor       : Putu Nova A. Putra

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts