Tenaga harian lepas (THL) Dinas Lingkungan Hidup mendatangi gedung DPRD Buleleng menyampaikan keluhan terkait kebijakan lembaga setempat |FOTO : RIKA MAHARDIKA|
Singaraja, koranbuleleng.com| Ratusan Tenaga Harian Lepas (THL) pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng mendatangi Gedung DPRD Buleleng Jumat, 24 Juli 2020. Mereka datang untuk mengeluh terkait dengan kebijakan Kepala Dinas yang meliburkan dan memotong gaji mereka selama dua hari.
Kedatangan ratusan THL yang bekerja sebagai Sopir dan tenaga pengangkut sampah dengan kendaraan arm roll dan dump truck tersebut diterima langsung Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna didampingi Sekretaris DPRD Buleleng Putu Dana di halaman depan gedung.
Dalam kesempatan itu, ada banyak keluhan yang disampaikan oleh perwakilan THL. Salah satunya disampaikan Gede Suardika. Misalnya adalah kebijakan untuk meliburkan para THL petugas angkut sampah selama dua hari dalam satu bulan. Dari libur itu, gaji mereka juga dipotong selama dua hari.
Kebijakan itu diberlakukan sejak terjadinya pandemic COVID 19 tepatnya sejak bulan Maret lalu. Alhasil, kebijakan tersebut dianggap merugikan mereka karena berdampak pada penghasila yang diterima. Terlebih lagi, kebijakan yang diambil itu tidak pernah dirembugkan dan disosialisasikan sebelumnya kepada para pekerja.
Suardika mengaku sudah berupaya menyampaikan keluhannya ini kepada Kepala DLH Buleleng Putu Ariadi Pribadi, sekitar tiga bulan yang lalu. Namu hingga saat ini tidak prnah ada tindak lanjut. “Pak Kadis awalnya mengaku kami terpaksa diliburkan dua hari dalam sebulan, karena masalah anggaran,” ujarnya.
Selain hal itu, Suardika juga menyampaikan keluhan lain yang dialami para pekerja, khususnya para sopir kendaraan pengangkut sampah. Salah satunya adalah kondisi kendaraan yang sering mengalami masalah pada mesin. Beberapa kali kondaraan mogo, karena jarang diservis. “Yang tidak mengenakkan lagi pak, kalau ban kendaraan bocor, itu kita yang harus menalangi dulu pakai uang pribadi. Dan digantinya juga lama,” keluhnya.
Suardika juga meminta supaya pihak atasan ada sebuah perhatian terutama saat ada kecelakaan dalam bekerja. Ia mencontohkan sebuah kejadian yang dialami temannya saat bekerja untuk mengangkut sampah yang ada di Setra Desa Adat Buleleng. Karena ondisi kendaraan yang sudah tua, saat hendak menurunkan bak sampah dari kendaraan tiba-tiba saja mengalami kerusakan sehingga bak mengenai tembok.
“Karena teman kena reruntuhan tembok, melapor ke Kantor, itu dibilang kelalaian. Banyak lagi, saat kaki terkena paku atau pecahan beling saat mengakut sampah, itu kami berobat dengan biaya sendiri,” tuturnya.
Terhadap aspirasi yang disampaikan itu, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna mengaku akan segera mendiskusikan hal ini dengan Kepala DLH Buleleng, untuk mengevaluasi kebijakan yang telah diberikan selama ini kepada para tenaga harian lepas di DLH Buleleng.
“Kalau memang masalahnya ada di anggaran hingga membuat upah para tenaga harian lepas harus dipotong, akan kami perjuangkan di APBD Perubahan 2020 ini. Tapi kalau memamg ini masalahnya ada di kebijakan diinternal DLH, kami akan memberikan masukan agar Kadis bisa memberikan kebijakan yang lebih menghargai pekerja tenaga harian lepas ini,” ucapnya.
Sementara itu secara terpisah, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Buleleng Ariston Adhi Pamungkas mengakui jika pihak Dinas mengambil kebijakan meliburkan THL selam dua hari selama sebulan karena alasan anggaran. Ia menjelaskan, kebijakan itu harus dlakukan karena Bulan maret lalu, Anggaran pada DLH Buleleng dilaukan refocusing oleh TAPD untuk penanganan COVID 19.
Dari kondisi itu, harus dilakukan oenghitungan secara matang dan proporsional, sehingga antara kendaraan dan pekerja bisa sama-sama berjalan seiringan. Pun demikian, DLH Buleleng mengaku sudah melakukan komunikasi dengan TAPD Buleleng agar mendapatkan tambahan dana.
“Kita sudah usulkan ke TAPD untuk dapat tambahan anggaran di perubahan sebesar Rp500 juta lebih. Itu masih berproses, dan mudah-mudahan disetujui, karena dana itu memang cukup besar ditengah kondisi daerah di masa pandemic ini,” jelasnya.
Menyangkut tentang kondisi kendaran, Ariston membantah jika jarang dilakukan servis terhadap kendaraan. Selama ini, DLH Buleleng sudah bekerjasama dengan salah satu bengkel besar yang ada di Singaraja untuk melakukan perawatan rutin terhadap kendaraan DLH. Tidak hanya iu, DLH juga sudah memasang pagu anggaran yang besar untuk pemeliharaan kendaraan.
“Pada intinya tidak ada maksud kami untuk membiarkan kendaraan tidak fix untuk dgunakan. Kita selalu menganggarkan dana yang besar untuk kendaraan. Kendaraan kami semakin tua, ratenya itu juga lumayan, dalam sehari kendaraan itu beroperasi selama 12 jam. Tidak ada keinginan kami untuk mengabaikan keselematan pekerja kami,” ucapnya. |RM|