Gotong Royong warga Banjar Dinas Kelod Kauh, Desa Panji untuk penuntasan jalan |FOTO : Gede Ganesha|
Ruas Jalan di Banjar Dinas Kelod Kauh akhirnya mendapatkan aspal baru setelah lebih dari 15 tahun tak pernah dapat sentuhan perbaikan. Tepatnya di pertengahan bulan agustus tahun 2020 kemarin, desa Panji mendapat prioritas Pengaspalan di jalan berstatus kabupaten.
Sebelum berlanjut, tulisan ini hanya ingin bercerita tentang kebanggaan yang dilahirkan warga desa, terutama dari Desa saya, Desa Panji.
Begini tentang proyek pengaspalan tadi. Selain jalan utama di Ki Barak Panji Sakti, beberapa ruas jalan kabupaten yang bukan sebagai jalan utama juga mendapatkan jatah proyek pengaspalan jalan, yaitu di banjar dinas Babakan, Banjar dinas Kelod Kauh dan juga banjar dinas Dauh Pura.
Pengaspalan jalan selesai di tepat waktu sebelum memasuki tahun 2021. Di jalan utama sendiri selain pengaspalan jalan juga di lakukan beberapa kegiatan lain, seperti perbaikan gorong-gorong.
Proyek pengaspalan ini senilai Rp3,3 Milyar lebih. Sesuai papan pengumuman proyek, kegiatan ini dikerjakan oleh CV. Sari Sentana Arka dengan waktu pelaksanaan 115 hari. Papan proyek ini terlihat jelas di depan gerbang utara pintu masuk desa Panji, Kecamatan Sukasada yang berbatasan dengan desa Baktiseraga di Kecamatan Buleleng.
Rehabilitasi jalan Ki Barak Panji Sakti sendiri memang sudah jadi salah satu usulan prioritas pembangunan yang diajukan oleh desa Panji sejak 2018. Namun baru terealisasi tahun 2020.
Dari penampakan perbaikan jalan ini, jika dilihat dari perbatasan Desa Panji dan Baktiseraga sampai 100 meter ke arah selatan Pura Dalem Panji tampak begitu bagus, mulai dari gorong-gorong yang sudah bersih, pengaspalannya pada jalan utama Ki Barak Panji juga terlihat rapi.
Tetapi ada yang sedikit berbeda ketika pengaspalan di tiga banjar dinas, dari lebar jalan yang mencapai 3 meter, pengaspalan hanya di lakukan selebar 2.5 meter, sehingga menyisakan bahu jalan yang agak sedikit timpang.
Karena dengan tinggi yang begitu mencolok antara jalan dengan bahu jalan, bisa menyusahkan bagi pengendara. Apalagi jika harus berpapasan dengan mobil yang ukurannya lebih besar.
Namun kondisi itu tidak jadi masalah dan keluhan bagi warga desa Panji di tiga banjar dinas tersebut. Tetapi pantas untuk diketahui, orang desa memang punya cara yang berbeda jika menemukan masalah, seperti di Banjar Dinas Kelod Kauh.
Atas inisiatif beberapa warga menyatakan kesiapan berdonasi untuk melakukan betonisasi di bahu jalan aspal di ruas jalan di banjar setempat. Agar kedepan tidak ada masalah, dan yang baru ini tidak cepat rusak.
Inisiatif warga ini disambut hangat oleh Kelian Banjar Dinas Kelod Kauh, Nyoman Marsajaya. Dia popular sebagai Kelian Banjar yang masih muda. Karena berjiwa pemuda itu, dia langsung bergerak cepat mengeksekusi. Segera usulan itu disampaikan kepada warga lain untuk menggelar gotong royong menuntaskan perbaikan jalan. Disepakatilah masyarakat siap berdonasi dan turun tangan pada proses pengerjaannya.
Donasi ini tanpa paksaan. Namanya juga donasi. Masyarakat boleh berdonasi berapapun jumlahnya. Yang mau berdonasi dengan air minum juga diperkenankan.
Ujungn-ujungnya, dana donasi pun terkumpul. Saya, sebagai anggota BPD dari Banjar Dinas Kelod Kauh bersama Rekan LPM dan Ketua-ketua RT diundang untuk rapat oleh Kelian Banjar Dinas. Rapat membahas terkait jumlah donasi yang sudah terkumpul dan rencana pengerjaannya.
Dalam rapat, keputusan diambil secara musyawarah mufakat. Disepakati, proyek perbaikan jalan dilaksanakan secara gotong royong oleh warga banjar dinas Kelod Kauh. Secara teknis, perbaikan dibagi per rukun tetangga (RT) setiap harinya, sehingga tidak menimbulkan banyak kerumuman.
Tidak ada perdebatan berarti selama pengambilan keputusan, karena niatnya sama, untuk membangun desa. Para “Pejabat” yang menjabat Ketua RT hanya berdiskusi santai tentang waktu pengerjaan saja dan titik awal pegerjaan. Diskusi itu terjadi, karena sebagian besar warga juga sudah tidak sabar bergotong royong membangun desa.
Dari situ diambil hikmahnya, betapa hebatnya orang-orang desa ini. Karena mereka sudah mau berdonasi dan mau mengerjakan langsung tanpa meminta bayaran.
Kondisi ini tidak lepas dari semangat kelian banjar. Yang memang sudah terbukti pergerakan pembagunan di banjar dinas kelod kauh sangat nampak jelas terlihat atas sokongan dan sentuhan sang kelian.
Marsajaya sendiri sosok pemimpin muda yang sangat cekatan, usianya setahun lebih muda dari saya, dari dulu sudah aktif berperan dalam pembangunan di desa. Mulai dari jadi kelian Sekaa Teruna, bersama-sama membangun Bank Sampah Galang Panji hingga aktif mendorong kembali giat Olahraga di desa Panji.
Proses gotong royong dimulai Minggu, 24 Januari 2021. Nyoman Marsajaya langsung memimin “pasukan’ bergotong royong dan Kelian Banjar adat Kelod Kauh, Putu Urip juga tidakkalah dan langsung eksekusi pula. Pengerjaan secara bergantian dilakukan oleh masing-masing RT dibawah komando Ketua RTnya.
Beberapa warga yang mendapat hak istimewa karena sudah menjadi pengabdi di desa juga turun serta, mereka ya duduk di Lembaga-lembaga desa dinas dan adat seperti menjadi Linmas/ Hansip, Kader Desa, pengurus Subak, LPM ikut serta pada acara-acara gotong royong seperti ini.
Tidak hanya itu warga pengampel, atau masyarakat yang tidak bisa mengikuti kegiatan dinas dan adat karena bekerja di luar daerah justru banyak yang pulang kampung dan ikut gotong royong.
Jalan di banjar dinas Kelod kauh yang menjadi jalan kabupaten itupun akhirnya jadi lebih bagus, bahu jalan jadi lebih rapi, jalan tampak lebih luas, meski sementara belum semua bisa terselesaikan karena bebepa ruas bahu jalan sedang ada proses penggalian dari BUMDes Panji untuk perbaikan jaringan Air bersih Desa.
Semangat seperti inilah yang memang tubuh subur di desa-desa. gotong royong telah jadi budaya orang desa, dengan pemimpin yang baik, semangat ini pasti akan terus tergelorakan ada dihati orang-orang desa.
Masalah desa akan jadi lebih cepat terselesaikan. Jalan yang dikerjakan secara gotong royong oleh warga adalah jalan kabupaten, desa tentu tidak punya kewenangan untuk menganggarkan dana lewat APBDes untuk proses perbaikan. Disitu diperlukan keputusan pemimpin, untuk mendorong masyarakat turun serta pada pembangunan di wilayahnya.
Dari desa, Saya bisa belajar bahwa masalah negara bisa selesai dengan cara-cara sederhana di desa. Dengan semangat gotong-royong seperti yang diajarkan para pejuang kemerdekaan.
Dan dari Marsajaya, seorang klian yang muda memberikan pelajaran bahwa menjadi pemimpin yang baik itu bukan hanya tentang usia dan tingginya jabatan, tetapi tentang seberapa peduli seorang pemimpin akan masalah yang ada. Mau mendengarkan masukan serta ikut turun tangan menyelesaikan masalah yang ada.
Terima kasih Warga Desa.
Penulis : Gede Ganesha (Tokoh Pemuda Desa Panji, Ketua BPD Desa Panji dan Pengabdi Demokrasi)