Luh Hesti Ranitasari |FOTO : koranbuleleng.com|
Singaraja, koranbuleleng.com | Beberapa hari lalu, DPRD Buleleng secara resmi mengesahkan Peraturan daerah tentang penyelenggaraan Pendidikan Anak usia Dini (PAUD). Buleleng menjadi satu-satunya yang mempunyai aturan secara khusus mengenai penyelenggaraan PAUD. Daerah lain di Bali, belum ada yang memiliki.
Sebelumnya, ranperda PAUD digodok secara berkelanjutan dan berjenjang di DPRD Buleleng. Gongnya di panitia khusus (Pansus). Perempuan cantik, politisi Partai Demokrat, Luh Hesti Ranitasari punya andil besar dalam penyusunan peraturan ini. Â
Dia didaulat menjadi Ketua Pansus Ranperda Penyelenggaraan PAUD. Wanita yang juga ketua Komisi 4 DPRD Buleleng ini getol turun ke berbagai lini agar Perda PAUD ini bisa sempurna, termasuk memastikan kewajiban Pemkab Buleleng untuk memberikan tunjangan bagi pengajar PAUD dimasukkan dalam peraturan. Diskusi terus dilakukan dengan berbagai pihak, dan dia terlihat tidak pernah absen memimpin diskusi dan rapat pembahasan tersebut. Tidak segan, dia juga turun langsung ke masarakat, menyerap aspirasi secara langsung dari para pengajar. Hingga akhirnya, Ranperda tentang Penyelenggaraan PAUD ini secara resmi disahkan oleh DPRD Buleleng.
Rani, sudah dua periode duduk sebagai anggota DPRD Buleleng. Dia bernaung dibawah partai berlambang Mercy yang kini dibesut oleh Agus Harimurti yudhoyono (AHY), Putra pertama Susilo Bambang Yudhoyono.
Perempuan yang selalu terlihat ramah dan supel ini menjadi daya tarik tersendiri bagi kebanyakan orang. Paras yang cantik dengan penampilan yang fashionable terkadang menjadi perhatian bagi banyak kalangan. Ditambah lagi dengan pembawaan diri yang selalu ceria dan murah senyum. Dia sebenarnya tidak pernah menyangka bisa duduk sebagai anggota legislatif di Buleleng.
Alumnus SMAN 4 Singaraja ini memulai karir politiknya dari awal di partai Demokrat. Kata dia, awal-awalnya hanya sekadar ‘ikut-ikutan’. Namun proses yang menempanya. Rani merasa harus terus belajar berpolitik hingga pada tahun 2014 membuahkan hasil perolehan suara yang cukup signifikan untuk menduduki kursi legislatif.
“Saya sangat percaya dengan karma. Saya dulu hanya ‘milu-milu bawang’ di partai, namun bisa dipercayakan untuk mengisi kuota perempuan di DPRD. Itu karena karma saya. Selain itu saya sangat senang belajar,” ungkapnya.
Dari sisi pendidikan, Rani juga mengantongi latar belakang hhingga strata 2. Jadi intelektualnya tidak bisa diragukan begitu saja. Buktinya, dia memimpin kursi bergengsi sebagai Ketua Komisi 4 DPRD Buleleng. Dia juga pernah mejadi ketua Fraksi Partai Demokrat, DPRD Buleleng.
Sebelum menjadi politisi, dia pernah berkarir di dunia perbankan juga sempat menjadi asisten dosen. Semenjak kuliah, Rani sudah aktif di berbagai organisasi yang kemudian membentuknya menjadi pribadi yang senang bergaul dan memiliki relasi yang luas.
Dia mengaku awal-awalnya banyak banyak yang meragukan kemampuannya, namun dia selalau berdiam saja tidak membalas pandangan sebelah mata dari orang lain. “Banyak yang ragu dengan kemampuan saya, tapi saya cukup diam dan terus bekerja. Dengan itu saya bisa membuktikan bahwa saya juga memiliki kemampuan.” tuturnya.
Sebagai perempuan yang sudah berkeluarga dan memegang jabatan politik yang penting, dia tetap harus membagi waktu secara adil dengan keluarganya.
Namun, di masa Pandemi COVID-19 ini, rutinitas politiknya memang menurun karena ada banyak bataasan. Momen inilah dimanfaatkannya untuk lebih sering menghabiskan waktu bersama keluarga. “Dibalik Pandemi ini, ada hikmahnya. Saya juga bisa lebih dekat dengan keluarga. Sebelumnya waktu lebih banyak berada di luar,” ungkapnya.
Namun dibalik kesibukan sebagai politisi, Rani juga memiliki prinsip agar terus bersikap rendah hati. “Dengan posisi saya seperti sekarang, saya bisa saja untuk sombong. Tapi itu untuk apa?” tutupnya.|SY|