Gedung Lely RSUD Buleleng dimanfaatkan untuk perawatan pasien COVID-19 |FOTO : Edy Nurdiantoro|
Singaraja, koranbuleleng.com | RSUD kabupaten Buleleng kembali menambah jumlah tempat tidur khusus untuk pasien COVID-19 menyusu kasusnya yang semakin melonjak. Bed Occupancy Rate (BOR) di RSUD Buleleng meningkat menjadi 90 persen, yang sebelumnya hanya sekitar 50 persen.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Buleleng, dr. I Ketut Gede Agus Budi Wirawan mengatakan, penambahan jumlah tempat tidur lantaran pasien COVID-19 hampir penuh terisi. Ruang perawatan di gedung Lely lantai dua ditambah sebanyak 16 unit. Sehingga total tempat tidur menjadi 67 unit.
Setelah melakukan penambahan ini, BOR bisa sedikit menurun menjadi 70 persen. Kendati sudah menurun, jumlah itu masih tergolong tinggi. Bahkan masih ada beberapa pasien yang menunggu dari Instalasi Gawat Darurat (IGD).
“Tren sekarang ada peningkatan. Kedepan, mudah-mudahan tidak ada penambahan kasus lagi” ujarnya
Apabila setelah penambahan tempat tidur, jumlah pasien COVID-19 kembali meningkat, pihaknya telah menyiapkan skema penambahan ruang perawatan lagi, dengan menggunakan gedung lain yang ada di RSUD Buleleng.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan rumah sakit lain yang ada di Buleleng, agar perawatan pasien COVID-19 didistribusikan secara merata, untuk antisipasi membludaknya pasien.” lanjutnya.
Selain penambahan jumlah bed, pihak RSUD Buleleng juga melakukan pembatasan kepada para keluarga yang hendak menjaga maupun menjenguk pasien umum yang sedang di rawat di RSUD Buleleng.
Hal tersebut menyusul adanya penerapan PPKM darurat serta menghindari adanya kerumunan di rumah sakit. Meski demikian, pihaknya memberikan kelonggaran bagi keluarga yang hendak menjaga pasien umum, namun hanya satu orang.
“Yang mau menjaga pasien harus orang dewasa dan dalam keadaan sehat. Nanti kalau sudah lelah, bisa diganti oleh keluarga yang lainya. Ini sebenarnya sudah dilakukan pada bulan maret lalu. Namun karena kasus melonjak kita tegaskan lagi.” lanjutnya.
Sementara, terkait persediaan obat dan oksigen disebutkan dr. Wirawan mengaku masih aman hingga tiga bulan kedepan serta harga tidak ada peningkatan. |ET|