Ada Cerita di Tas Karya Tangan Dina

Dina Widiawan saat mengerjakan tas |FOTO :Istimewa|

Singaraja, koranbuleleng.com | Tas dan fashion adalah dua hal yang menjadi satu dan tidak bisa terpisahkan, terutama bagi kaum wanita. Tas bukan hanya dipakai untuk menaruh barang-barang ketika berpergian, namun juga sebagai penunjang penampilan.

- Advertisement -

Bahkan beberapa wanita menggunakan tas sebagai barang koleksinya. Tentu saja, harga tas koleksi tersebut tidak murah. Sering nampang di layar televisi beberapa wanita yang berprofesi sebagai seorang artis membeli tas yang harganya setara dengan satu unit mobil Toyota Alphard. Artinya bahwa, peluang bisnis tas sangat menjanjikan saat ini. 

Kesempatan ini yang mendorong Dina Widiawan, seorang ibu rumah tangga dari Kota Singaraja membangun bisnis tasnya. Idenya bermula ketika dia berkunjung ke salah satu penenun songket di Buleleng.

Banyak sekali sisa-sisa kain songket yang tidak dimanfaatkan oleh penenun.  Mereka tidak cukup memiliki ide untuk memanfaatkan sisa-sisa kain yang panjangnya hanya 25-50 cm, sehingga pada akhirnya kain-kain tersebut dipakai untuk lap lantai. 

Kualitas kain tenun songket Buleleng yang sangat tinggi, membuat Dina berpikir untuk menambah nilai ekonomis dari sisa-sisa kain tersebut. Kecintaannya terhadap fashion terutama tas, melahirkan karya tangan berupa sebuah tas dari tenun songket Buleleng yang dia beri nama Din’z Handmade. Visinya adalah membawa brand tas lokal Buleleng menjadi brand yang laku di Indonesia. “Dulu saya senang mengkoleksi tas, dan sekarang saya mampu mengkoleksi tas karya saya sendiri,” tutur Dina.

- Advertisement -

Produk tas buatan Dina mampu ternyata bersaing di pasaran karena produk-produknya yang limited edition. Setiap detail produk, dari desain, jenis kain, pola, dan juga jarit langsung dibuat oleh tangan sang pemilik dengan memakai bahan-bahan lokal kualitas tinggi. Modelnya yang exclusive dan elegan membuat para wanita yang melihatnya akan tergiur dan ingin memiliki produk-produk dari Din’z Handmade. Dina tidak pernah membatasi target konsumennya. 

Dina Widiawan |FOTO : Istimewa|

Pandemi tidak memberikan dampak yang signifikan. Perbulannya, Dina bisa mengerjakan 5-10 produk pesanan, dan jumlahnya hampir sama seperti sebelum pandemi. Orang-orang  yang memesan produk tas dari Dina adalah mereka yang ingin memiliki tas yang tidak sama modelnya dengan orang lain. ” Saya tidak memproduksi banyak karena saya mengerjakannya sendiri dan tetap memperhatikan kualitas tas tersebut” ujar Dina. 

Harganya yang relatif mahal namun sebanding dengan mutu produk yang diberikan. Ada satu hal yang membuat orang-orang begitu fanatik terhadap karyanya, yaitu cerita dibalik produk tersebut. Dina juga menyuguhkan cerita dari setiap karya tas yang diciptakannya. 

Semisal, produk tas yang dibuat memakai kain songket asli Buleleng yang dikombinasikan dengan kulit asli dan model yang kekinian. Produk-produk yang dia kolaborasikan dengan usaha produk lainnya, seperti Pagi Motley juga dia ceritakan. Hal-hal sekecil apapun di dalam produk tersebut diceritakan setiap postingan-postingan pemasarannya. Inilah yang menarik bagi konsumen karena terdapat sesuatu lebih di dalam produk, dan bukan hanya sekadar tas.

“Pelanggan saya ada orang-orang yang mengerti dan paham keunikan dari tas saya” jelasnya. 

Selain itu, Dina selalu menerapkan pelayanan yang terbaik untuk konsumennya sehingga memberikan kesan yang mendalam. Dia selalu rutin melakukan afterselling, yaitu menanyakan testimoni dari produknya serta memberikan garansi seumur hidup jika ada kerusakan pada produknya.  

Dia juga selalu menjaga hubungan yang baik dengan konsumen, seperti memberikan rekomendasi-rekomendasi produk tas yang cocok untuk mereka. “Orang-orang boleh meniru produk saya, tapi mereka tidak akan mendapatkan feel seperti yang didapatkan di produk kami di Din’z Handmade,” ungkap Dina.

Beberapa pelanggannya adalah pesohor Bali, seperti  I Gusti Ayu Aries Sujati yang notabene Istri Bupati Buelleng dan anggota DPRD Bali.

Dian juga lolos dalam ajang pemilihan wanita wirausaha mandiri yang diadakan oleh Femina bekerjasama dengan Facebook. Pemiliknya berkesempatan untuk ikut pelatihan memasarkan produk sampai jangkauan global. 

Pelanggan dari Din’z Handmade bukan hanya berada di sekitaran Bali dan Indonesia, namun sudah dibeli oleh teman-temannya yang berada di luar negeri. Pekerjaannya turut dibantu oleh suami dan anak-anaknya. Sang suami bertugas di bagian keuangan, putra sulungnya bertugas untuk melakukan digital marketing, dan si bungsu bertugas melakukan pengemasan.(*)

Pewarta : Luh Sinta Yani

Editor    : I Putu Nova A.Putra

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts