Gaduh Saat Tes Antigen Massal di Sidatapa

Dandim 1609/Buleleng, Letkol Inf. M.Windra Lisrianto membuat laporan hukum ke Polres Buleleng terkait pemukulan yang dilakukan warga di Desa Sidatapa terhadap dirinya saat tes cepat antigen secara massal |FOTO : Edy Nurdiantoro|

Singaraja, koranbuleleng.com|Sebuah video penganiayaan yang dilakukan aparat TNI terhadap warga di Desa Sidatapa, Kecamatan Banjar, Buleleng viral di media sosial.

- Advertisement -

Namun, kegaduhan itu ada pemicunya. Ketika, Tim  Cakra Nanggala melakukan tes antigen terhadap warga secara massal di Desa Sidatapa. Awalnya,TNI yang tergabung dalam tim tersebut sudah menyediakan sekitar 500 peralatan untuk tes cepat,namun karena gaduh tes cepat antigen langsung dihentikan.  

Menurut informasi yang dihimpun, kegaduhan itu mulai saat pelaksanaan tes antigen sedang berjalan sekitar pukul  09.45 Wita. Lalu, dua orang anak muda berboncengan dengan menggunakan sepeda motor melintas dengan kecepatan tinggi dihentikan oleh personil TNI yang tergabung dalam tim Cakra Nanggala. Kedua orang tersebut tidak mau berhenti malah menabrak salah satu anggota TNI kemudian kabur.

Berselang 5 menit kedua pemuda tersebut justru berbalik dan menanyakan dengan suara yang keras. Tetapi, personil tetap mengarahka kedua pemuda tersebut untuk mengikuti tes cepat antigen. Tiba-tiba keluarga dari kedua pemuda tersebut datang dan mengajak paksa pulang pemuda tersebut.  

Kemudian Dandim 1609/Buleleng Letkol Inf Muhammad Windra Lisrianto menahan mereka untuk tetap mengikuti tes cepat. Saat itu lah,  Dandim dipukul di kepala bagian belakang sebelah kanan oleh orang yang tidak dikenal.

- Advertisement -

“Karena situasi dinamika di lapangan begitu sulit. Tiba-tiba ada orang yang memukul saya tapi tidak tahu orangnya. Tapi anggota saya melihat ada yang memukul saya. Kemudian secara responsif anggota mengejar dan memukul balik,” kata Windra.

Menurutnya, pemukulan balik yang dilakukan anggotanya adalah bentuk perlindungan terhadap komandan baik TNI maupun Polri. Ketika komandan ada yang menyerang, anggota pasti dengan sigap melindungi.

“Jadi mohon maaf, komandan itu lambang satuan, komandan harus dilindungi dan dijaga. Jadi saya mengerti betul kalau anggota melakukan pemukulan balik. Karena komandan sudah di pukul,” lanjutnya

Setelah kejadian itu, pihak keluarga pelaku membawa pelaku pulang ke rumah yang didampingi langsung oleh Dandim Buleleng untuk mediasi. Namun mediasi yang dilakukan bersama Perbekel Desa Sidetapa dan tokoh masyarakat setempat tidak menemukan titik temu.

“Kalau memang mereka mau minta maaf atau tidak melanjutkan, saya anggap ini resiko dari tugas saya sebagai Dandim Buleleng,” lanjut Windra.

Akibat kejadian tersebut, satu warga desa Sidatapa harus dilarikan di rumah sakit karena mengalami luka-luka. Warga pun menyayangkan apa yang dilakukan aparat dengan melakukan kekerasan. Sedangkan 4 anggota TNI termasuk Dandim juga sempat melakukan visum di rumah sakit.

Pasca pemukulan yang dialaminya,  Windra Lisrianto membuat laporan hukum ke Polres Buleleng, Senin 23 Agustus 2021 sekitar pukul 22.00 wita. Laporan Dandim ini diterima petugas piket SPKT dan Waka Polres Buleleng, Kompol Yusak Agustinus Sooai. Dandim kemudian diminta keterangan penyidik Sat Reskrim Polres Buleleng.

“Ada yang dipukul dua kali pada bagian dada dan di tengkuk, kemudian dicekik, karena melindungi  mobil dari upaya perusakan. Jadi ada 4 yang dipukul, termasuk saya. Ini kurang pas dilakukan pada kami yang tengah bertugas,” ucapnya

Windra juga menyayangkan video yang sudah viral di media sosial. Menurutnya, apa yang terlihat dalam video sudah terpotong dan kurang lengkap sehingga menjadikan persepsi  berbeda di masyarakat.

Sementara itu, Waka Polres Buleleng, Kompol Yusak Agustinus Sooai mengaku, akan menindaklanjuti laporan yang dilayangkan Dandim 1609/Buleleng, Letkol Inf. Windra Lisrianto.

“Laporan adanya pemukulan terhadap pak Dandim dan beberapa anggota kami tindaklanjuti,” ungkap Kompol Yusak.

Sementara dihubungi secara terpisah, Perbekel Desa Sidetapa, Ketut Budiasa tidak banyak memberikan keterangan. Ia mengaku masih berkoordinasi dengan sejumlah tokoh masyarakat.

 “Ini masalah di desa, jadi saya masih perlu berbicara juga dulu ke tokoh masyarakat agar nanti tidak terlalu melebar ini,” singkatnya.

Kepala Penerangan Korem 163/ Wira Satya, Ida Bagus Putu Sukertia, sangat menyayangkan  peristiwa tersebut.

“Petugas hadir di lapangan sebagai bagian Satgas COVID-19 dalam melakukan tugas adalah atas perintah perundang-undangan atau aturan yang diberlakukan saat ini dalam situasi pandemi, terlebih ada permintaan dari pihak aparat desa setempat,” ujarnya Senin malam.

Pelaksanaan kegiatan tes cepat antigen tersebut melibatkan Kodim 1609/Buleleng bekerja sama dengan Puskesmas I Banjar dipimpin oleh Komandan Kodim Letkol Inf. Muhamad Windra Lisrianto yang juga didampingi Danramil 1609-06/Banjar beserta anggota, Kapolsek Banjar Kompol Made Agus Dwi Wirawan, SH.,MH. Perbekel Desa Sidetapa, Ketut Budiasa, S.Pd.,Tokoh masyarakat Desa Sidetapa dan masyarakat Desa Sidetapa. |ET|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts