Wage Awali Ketertarikan Budidaya Bonsai dari Kekaisaran Jepang

Singaraja, koranbuleleng.com | Bonsai menjadi budidaya tanaman yang sangat digandrungi oleh masyarakat saat ini. Bukan hanya sekadar dinilai dari unsur estetikanya, namun bonsai mampu menawarkan nilai ekonomis yang menjanjikan.

Dari asal muasal kata, bonsai berasal dari Bahasa Jepang, yaitu bon diartikan sebagai pot dan sai diartikan sebagai tumbuhan. Bonsai merupakan tanaman yang ditanam di pot dan dibuatkan menjadi kerdil.

- Advertisement -

Bonsai membudaya pada masyarakat Jepang karena kekaisaran Jepang saat itu meminta rakyatnya untuk menghadirkan hutan di istana dalam ukuran yang lebih kecil, hingga dibuatlah miniatur hutan tersebut. Walau asal kata bonsai dari bahasa Jepang, tanaman bonsai pertama kali dipelopori oleh negara China. 

 

Di Indonesia sendiri, perkembangan seni bonsai sudah dimulai semenjak tahun 1979 ditandai dengan berdirinya Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia yang menjadi bagian dari Bonsai Society International.

Seiring dengan meluasnya informasi tentang bonsai, masyarakat mulai berlomba-lomba untuk membudidayakan bonsai, hingga sering diselenggarakan pameran-pameran bonsai baik tingkat nasional maupun internasional.

- Advertisement -

Bonsai Indonesia sering memperoleh apresiasi karena bentuk bonsai yang dibuat sangat estetik serta Indonesia sebagai negara tropis memiliki ragam jenis tanaman yang bisa dibuatkan bonsai. 

Eksistensi bonsai yang begitu mendunia mendorong Putu Wage untuk mendalami seni bonsai. Sekitar tahun 1978, Wage secara tidak sengaja membaca tentang bonsai di sebuah majalah inti sari.  Dituturkan dalam majalah tersebut, Saat itu, kekaisaran Jepang membuat sebuah pameran bonsai yang berasal dari koleksi bonsai keluarga kekaisaran Jepang.

Wage membayangkan pohon-pohon besar yang seharusnya hidup di alam luas, bisa dibuatkan sebuah anatomi lengkap layaknya sebagai miniatur dari alam tersebut. Rasa penasaran yang meliputi diri Wage membuatnya mendalami tentang seni bonsai bahkan mempelajari seluk-beluk tentang botani. 

Sebagai negara agraris yang kaya akan flora dan fauna dan berada di posisi ketiga setelah Brasil dan Kongo, maka potensi bonsai di Indonesia sangat tinggi karena memiliki ragam jenis tanaman tersebut. Wage mulai berpikir semakin jauh mengenai sisi filosofis yang diperoleh dari membudidayakan bonsai.

Bali dikenal dengan falsafah Tri Hita Karana yang begitu kuat. Salah satu aspek yang diambil adalah hubungan baik dengan alam, termasuk tanaman. Tanaman memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, mulai dari mampu menghasilkan oksigen, akarnya mampu menahan air, dan mampu sebagai sumber makanan untuk makhluk hidup. Tanaman juga masuk ke dalam unsur yadnya yang akan dikembalikan setiap menjalani ritual agama. 

Kemudian dari aspek seni, bisa dilihat dari anatomi tumbuhan yang harusnya tumbuh di alam, tapi kita proses di pot dalam kurun waktu yang lebih singkat. Di sana juga ada tantangan berkreativitas untuk para pembudidaya bonsai dan mempelajari secara dalam mengenai ilmu botani, karena setiap tumbuhan memiliki ekosistem yang berbeda-beda dan perlakuannya dalam bonsai juga berbeda.

Semenjak tahun 90-an, Wage bercerita bonsai di Indonesia menjadi begitu masif. Karena dari sisi ekonomi, budidaya bonsai ini sangat menguntungkan. 

“Kita bisa memahami bonsai dalam konteks yang lebih luas. Bukan hanya dilihat dari aspek ekonomis dan keindahannya. Dari sanalah saya tertarik, karena bonsai juga tidak memerlukan tempat yang luas dan potensi alam kita yang begitu tinggi.” tutur Wage. 

Membuat sebuah tanaman bonsai yang bisa dikatakan matang dan memiliki anatomi tumbuhan yang lengkap mulai dari akar, batang, cabang, ranting, dan lainnya minimal membutuhkan waktu selama lima tahun. Semakin tua tanaman bonsai, maka kualitasnya akan semakin bagus. Pembudidaya harus paham aspek botani tumbuhan agar tahu cara menanam, memupuk, memelihara, dan memberikan perlakuan terhadap tanaman tersebut.

Jika sudah paham, baru berpikir terhadap aspek seni dari bonsai tersebut, seperti membuat komposisi, keseimbangan, dan dimensi. Bonsai tertua yang dimiliki oleh Wage berusia 30 tahun yaitu berasal dari tanaman asem. 

“Untuk kisaran harga bonsai yang saya punya itu relatif, mulai dari harga 50 ribu sampai 30 juta.” ujar Wage.

Pewarta : Luh Sinta Yani

Editor : I Putu Nova A.Putra

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts