Gadis Buleleng, Komang Ayu Cahya Dewi Jadi Sorotan Dunia Berkat Main Apik di Uber Cup

Singaraja, koranbuleleng.com| Pebulutangkis tunggal putri Indonesia Komang Ayu Cahya Dewi, kini telah menjadi sorotan di mata pecinta olahraga Bulutangkis Indonesia. Gadis Buleleng ini kini jadi sorotan dunia setelah penampilan apiknya di ajang Piala Uber tahun 2022 di Bangkok, Thailand.

Komang Ayu yang akrab disapa Koming, merupakan atlet Bulutangkis asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng dan satu-satunya atlet dari Bali yang mewakili Indonesia di ajang Piala Uber 2022. Koming telah lolos di dalam fase grup setelah menjadi runner up.

- Advertisement -

Namun di pertandingan perempat final, yang diadakan pada Kamis 12 Mei 2022. Dia harus takluk melawan pebulutangkis perwakilan Negara China, Chen Yufei. Koming harus mengakui kehebatan Chen Yufei, yang sekarang menduduki peringkat 3 dunia berdasarkan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF), dengan skor 12-21 di set pertama dan 11-21 di set kedua.

Ayah Komang Ayu, I Putu Kusdianto mengatakan, dengan kekalahan yang dialami anaknya, diharapkan masyarakat bisa memaklumi, karena lawan saat ini jauh lebih senior. Dia juga berharap masyarakat bisa terus memberikan dukungan kepada anaknya, agar kedepannya Komang Ayu bisa mengharumkan bangsa dan negara Indonesia, dengan menjadi juara dunia.

“Harapan kami kedepannya support dari masyarakat, agar anak saya bisa berkembang dan bisa menjadi juara dunia,”ujarnya ditemui usai menyaksikan pertandingan anaknya tersebut melalui live melalui saluran televisi.

Komang Ayu sendiri, merupakan anak ketiga dari pasangan suami istri I Putu Kusdianto, 56 tahun, dan Wayan Asih Sumberliani, 54 tahun. Saudara pertama Komang Ayu bernama, Gede Agus Setiadi dan kakak kedua bernam Kadek Bayu Kusuma.

Kusdianto
- Advertisement -

Kusdianto menyebut, Komang Ayu memang sejak berumur 7 tahun sudah menekuni dunia Bulutangkis. Kala itu, Komang Ayu menekuni latihan Bulutangkis di Klub Perkumpulan Bulutangkis (PB) MKS Buleleng. Kegemaran itu datang setelah Komang Ayu melihat kakak keduanya Kadek Bayu Kusuma, yang juga sebagai atlet Bulutangkis dan pernah menyandang predikat atlet Bulutangkis terbaik Bali pada 2015.

“Sejak lihat kakak kedua, pengen ikut jadi atlet. Memang kakaknya juga suka main bulutangkis, dan juga sering ikut pertandingan. Saya juga penggemar dan hobi bulutangkis, jadi anak-anak diajak main semua. Saya tidak pernah ikut lomba hanya juara antar klub saja,” kata dia.

Setelah menjalani Latihan yang cukup lama di PB tersebut, akhirnya Komang Ayu memulai ikut kejuaraan saat masih duduk di bangku kelas 2 SD, di Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Banjar Jawa.  Komang Ayu mulai berlaga di Porsenijar hingga Olimpiade olahraga siswa nasional (OSN) di Kalimantan.

Kegemaran terhadap bulutangkis terus ditekuni hingga pada tahun 2016, Komang Ayu berhasil masuk Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum. Dia lolos melalui seleksi yang diadakan di sepuluh kota di Indonesia. Komang Ayu lolos melalui seleksi yang di adakan di Kota Surabaya, Jawa Timur.

“Kota paling dekat di Surabaya, saya ajak kesana. Seleksi ke Surabaya di sana dicari 3 orang, lolos anak bapak. Waktu itu usia Komang masih 14 tahun, masih SMP kelas 3 di SMP N 1 Singaraja,” terangnya.

Setelah diterima di Pb Djarum, Komang Ayu akhirnya pindah ke Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dan meninggalkan sekolahnya di SMP N 1 Singaraja. Di Kudus dia menempuh pendidikan di SMP Taman Siswa Kudus dan SMA Kanisius Kudus. Di Sana bakat Komang Ayu, sebagai Bulu Tangkis professional terus terus diasah. Di Sana pula berbagai ajang kejuaraan mulai dari Nasional hingga Internasional mulai diikutinya. Dari kejuaraan yang diikuti, berbagai penghargaan pun didapat oleh Komang Ayu.

Pada tahun 2017 Komang Ayu berhasil menyabet dua medali, yakni dalam kejuaraan Sirkuit Nasional (Sirnas) di Jawa Tengah, dan Go Internasional Flyover di Jakarta. Dari dua kejuaraan itu Komang Ayu berhasil meraih juara 1. Berlanjut pada Sirnas tahun 2019 di Sulawesi, Komang Ayu juga berhasil menyabet medali emas.

Hingga pada PON XX 2021 Papua, ia dipanggil untuk mewakili Provinsi Bali. Di Pekan Olah Raga Nasional ke XX Papua tersebut, ia berhasil mengharumkan nama Bali. Dengan menyabet medali perak di tunggal putri dan medali perunggu di double putri.

“Kejuaraan BAC, dua minggu lalu,  masuk 16 besar. Selalu melawan Cina, juga waktu itu dari Jepang.  Komang sekarang peringkat 203 dunia,”kata Kusdianto.

Pebulutangkis kelahiran 21 Oktober 2002 ini, saat ini menempuh pendidikan semester 2 Hukum di Universitas Terbuka. Selain itu, saat ini Komang Ayu sedang menjalani pembinaan pemusatan latihan nasional (Pelatnas) di PBSI Cipayung, Jakarta Timur. Sehingga mengharuskannya jarang pulang ke Buleleng.

“Di rumah hanya seminggu. Sisanya tinggal di asrama Cipayung, asrama khusus atlet bulutangkis. Jarang pulang, komunikasinya lewat video call. Biasanya kalau pulang latihan di GOR Undiksha,” kata dia.

Kusdianto juga menuturkan, Komang Ayu sendiri memiliki sendiri memiliki kepribadian yang berjiwa keras, dan optimis dalam mengejar sesuatu. Kepribadiannya itu didapat dari ibunya, yang merupakan pensiunan TNI yang bertugas di Rumah Sakit Tentara, Singaraja. Namun, dibalik jiwa kerasnya itu, Komang Ayu terkadang sering menangis saat kalah dalam pertandingan. Selain itu, Komang Ayu juga merupakan sosok anak yang berbakti kepada orang tua. Setiap sebelum memasuki lapangan pertandingan dia akan selalu memberikan kabar kepada orang tuanya.

“Tadi sebelum nonton pertandingan sembahyang dulu di rumah bersama ibu. Ibu tidak ikut nonton karena tegang.  Jadi saya bilang jangan dah nonton. Kalau kalah selalu menangis. Nangisnya kok bisa mainnya seperti itu padahal dia merasa bisa mengimbangi. Saya bilang sabar, mungkin belum saatnya harus berlatih lagi. Cita-cita Komang ingin juara dunia,” pungkasnya.|YS|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts