Kertia Jadikan Buah Manggis Bahan Minuman Fermentasi

Singaraja, koranbuleleng.com|Buleleng mempunyai potensi pertanian dan perkebunan yang maha luas. Banak tanaman buah-buahan yang tumbuh subur. Saat musim panen raya seringkali buah melimpah namun harga buah cenderung anjlok sehingga itu menjadi permasalahan ekonomi bagi petani.

Para petani pun, harus memutar otak untuk mengubah buah mentah tersebut menjadi olahan yang bisa menjadi nilai tambah penjualan.  Seperti yang dilakukan seorang petani buah manggis, Jero Putu Kertia asal Banjar Dinas Delod Pura, Desa Sidatapa, Kecamatan Banjar, Buleleng, yang berinovasi membuat minuman brem dari bahan manggis.

- Advertisement -

Hal itu, sudah dilakukannya sejak tahun 2019. Bahkan dari inovasi itu, dia berhasil mendapat juara satu dalam lomba inovasi kreativitas UMKM di Buleleng tahun 2021 lalu. Brem buatan Kertia, dijual dengan harga Rp35 ribu per botol dengan ukuran 380 Mililiter. Dari berjualan brem tersebut Kertia bisa meraih omset Rp500 ribu per bulan.

Kertia menuturkan, sebelum mengolah buah manggis itu menjadi brem. Dia selalu merugi jika masa panen datang. Pasalnya, dari satu ton manggis yang dihasilkan dari kebun seluas empat hektar miliknya, sebanyak tiga kuintal manggis terbuang. Hal itu, karena saat buah manggis berlimpah, harga di pasaran pun ikut turun.

“Satu ton sekali panen. Tiga kuintal biasanya terbuang. Saat buah manggis berlimpah harga bisa 2.500 per kilo. Jadi dibikin brem biar bisa tahan lama,” ujarnya ditemui beberapa waktu lalu.

Membuat brem dari bahan buah manggis ini, dipelajari Kertia dari pelatihan yang diberikan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng. Sementara untuk stiker dan botol dia dibantu oleh Universitas Undiksha. Sehingga, minuman brem ini pun kini menjadi bisnis baru di keluarganya.

- Advertisement -

Dalam pembuatan brem itu, sebelum dilakukan fermentasi buah manggis direbus terlebih dahulu, usai direbus lalu didinginkan dengan dicampur dengan ragi. Ragi yang digunakan khusus ragi fermipan. Kemudian setelah dingin, bahan tersebut dimasukan di dalam wadah yang digunakan sebagai tempat penyimpanan.

Brem tersebut, baru bisa dipanen setelah melalui satu bulan penyimpanan. Dari 10 kilogram buah manggis, dengan campuran 18 liter air, akan mendapat brem jadi sebanyak 15 liter. Dalam sekali panen tersebut, Kertia bisa menghasilkan empat galon air brem buah.

Kertia menyebut, brem buah manggis buatannya itu kini hanya dijual secara dor to dor. Hal itu, karena brem buatnya belum memiliki izin dari Badan POM. Namun, saat ini proses untuk perizinan itu masih dilakukan. Pihaknya pun telah melakukan tes kadar alkohol di Universitas Udayana Denpasar.

“Alkohol harus ada izinnya kami baru sampai tes tingkat kadar alkohol. Masih mengajukan Badan POM disisi lain ada kendala dana juga, tempatnya harus memenuhi syarat. Saya pengusaha kecil tidak punya dana segitu,” katanya.

Tak hanya brem dari buah manggis, dia juga membuat brem dari bangan anggur dan kulit manggis. Kata Kertia, untuk brem kulit manggis memiliki kadar alkohol 14 persen, lebih rendah dari brem anggur yang mencapai 18 persen. Sementara, untuk brem kulit buah manggis memiliki kadar alkohol 13 persen. Tak hanya itu, brem buah manggis juga memiliki kandungan antioksidan sama dengan halnya dengan yang ada dalam kulit.

Bahkan dia pernah mencoba untuk membuat brem dari bahan ubi ungu. Namun, hal itu tidak dilanjutkannya karena bahan yang sulit di dapat.

“Brem lebih lembut rasanya. Banyak yang datang dari kapal pesiar coba, biasanya dengan minuman kokakola. Ubi ungu sempat buat, tapi bahan bakunya susah didapat,” ucap Kertia.|YS| 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts