Singaraja, koranbuleleng.com │ Desa Bulian, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng memiliki potensi yang sangat menjanjikan untuk perkebunan buah. Salah satu komoditi buah yang dapat memproduksi puluhan ribu ton, yakni buah naga. Perkebunan buah naga kini menjadi ikon desa setempat.
Dengan luas hampur 50 hektar lahan, dalam sekali panen bisa mencapai ratusan ton. Hasil panen tersebut pun telah dipasarkan hingga ke Pulau Jawa dan Nusa Tenggara Barat.
Perbekel Desa Bulian Made Sudirsa mengatakan, budidaya buah naga di desanya dimulai sejak tahun 2004, dipelopori oleh seorang petani setempat bernama Wayan Kantra. Potensi yang menjanjikan dari budidaya buah naga itu kemudian diikuti oleh masyarakat lainnya di Desa Bulian.
Menurutnya, budidaya buah naga sangat cocok di Desa Bulian. Tidak hanya karena tanahnya yang tergolong subur untuk budidaya tanaman buah, namun prospek dari tanaman buah naga itu pun sangat menjanjikan.
Usia pohon buah naga dapat mencapai 15 tahun, selama itu petani dapat melaksanakan panen minimal setiap satu tahun sekali. Ketersediaan air di Desa Bulian juga cukup untuk mengairi perkebunan. Pengairan diatur pada setiap kelompok petani, sehingga pemberian air bisa sesuai dengan kebutuhan.
“Sehingga sudah bisa diatur, kapan perlu disiram untuk pembuahan, dan kapan perlu disiram untuk penguatan batang,” jelasnya.
Hingga kini terdapat 25 kelompok petani yang membudidayakan buah naga pada lahan seluas 50 hektar di Desa Bulian. Masyarakat memasok buah naga ke seluruh pasar tradisional maupun toko buah yang ada di Bali. Namun, pemasaran ke daerah di luar Bali juga dilakukan.
“Pada periode tertentu kami juga ekspor ke Jawa dan Lombok,” imbuhnya.
Desa Bulian merupakan sentra produksi buah naga di Bali, sedangkan pada daerah lain bersaing dengan Banyuwangi. Namun, dari segi rasa pihaknya yakin untuk bersaing. Untuk itu, dukungan penuh diberikan oleh Pemerintah Desa Bulian bersinergi dengan pemerintah daerah kepada masyarakat petani buah naga. Belum lama ini, pihaknya memberikan bantuan berupa 5 unit traktor yang diperuntukkan kepada kelompok-kelompok petani untuk melakukan penggemburan tanah sebelum penanaman tanaman buah naga.
Kedepan, pihaknya berencana untuk menyiapkan langkah untuk mengatasi harga anjlok saat panen raya. Salah satunya dengan mengolah buah naga menjadi makanan lainya.
“Kami akan berikan pelatihan kepada masyarakat. Ke depannya masyarakat Bulian dapat mengembangkan produk buah naga ini agar panen yang jumlahnya besar bisa terserap ” tutupnya. │ET│