Singaraja, koranbuleleng.com| Tiga ruang kelas di Sekolah Dasar (SD) Negeri 6 Bondalem, di Kecamatan Tejakula, Buleleng, mengalami kerusakan cukup parah. Kerusakan terjadi bertahun-tahun, hingga kini belum mendapat perbaikan karena terkendala Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang belum terpenuhi.
Kepala Sekolah SD Negeri 2 Bondalem Gede Surtajana Yasa mengatakan, tiga ruang kelas tersebut merupakan kelas satu, dua, dan tiga. Bangunan tersebut merupakan satu blok, yang sudah mengalami kerusakan sejak 2018 silam. Puluhan siswa pun, harus di pindahkan untuk belajar di aula untuk menghindari korban. Mereka sudah di pindahkan sejak tahun 2021, setelah dimulai pembelajaran tatap muka.
“Sejak tatap muka, belajar di aula. Takut roboh. Belum pernah renovasi dari rusak 2018 lalu. Ruang kelas satu, dua, dan tiga yang rusak, satu blok,” ujarnya.
Kondisi sekolah tersebut mendapat sorotan dari Fraksi Partai Golkar. Juru Bicara Fraksi Golkar Ketut Dody Trisna Adi mengatakan, kondisi SD yang terletak di Jalan Air Sanih, Desa Bondalem, saat ini terlihat memprihatinkan. Sejak mengalami kerusakan pada 2018 silam, sekolah tersebut belum pernah mendapat perbaikan hingga dua ruang kelasnya hampir roboh.
“Banyak yang rusak, kasihan murid-murid banyak yang belajar di aula. Saya sempat koordinasi dengan sekolah. Pihak sekolah pada saat mereka membuat laporan tidak terkoordinir dengan baik, sehingga sampai lima tahun bangunan itu rusak tidak dikerjakan karena di sistem laporannya salah,” ujar Dody ditemui usai membacakan pandangan fraksinya dalam sidang DPRD Buleleng, Selasa, 4 Juli 2023.
Trisna Adi mengaku, telah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Made Astika, untuk bisa menganggarkan perbaikan sekolah pada anggaran APBD perubahan. Hal itu, untuk mengantisipasi adanya korban jiwa mengingat kondisi kerusakan sekolah sudah cukup parah.
“Kita akan dorong secara pribadi melalui pandangan umum fraksi seperti ini agar bupati tau kondisi seperti ini. Laporan dari Kadisdik juga sudah melaporkan kondisi sekolah tersebut parah, namun karena kesalahan teknis makanya hingga sekarang belum terpenuhi,” katanya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Made Astika mengatakan, telah menerima laporan kerusakan sekolah tersebut sejak bulan Maret 2023 lalu. Pihaknya pun telah menganggarkan perbaikan sekolah tersebut. Dalam penganggaran itu, perbaikan bangunan sekolah tersebut diperkirakan menelan dana sebesar Rp635 juta. Namun, usulan perbaikan tersebut belum bisa dianggarkan pada APBD perubahan.
Astika menyebut, pada APBD perubahan ini pihaknya akan mengajukan perbaikan pada bagian atap. Dimana untuk perbaikan atap sekolah tersebut, diperkirakan menelan dana sebesar Rp200 juta. “Untuk perbaiki secara keseluruhan kita tidak bisa lakukan di perubahan. Namun untuk perbaiki atap saja nanti tetap kita ajukan di posisi anggaran perubahan. Semoga bisa terpenuhi, sehingga keamanan dan kenyamanan belajar di SD itu bisa berjalan dengan lancar. Semua gedung mengalami kerusakan, kayu-kayunya sudah lapuk,” kata dia.(*)
Pewarta: Kadek Yoga Sariada
Editor : I Putu Nova Anita Putra