Cuaca Ekstrem, Petani Dihimbau Tak Melakukan Aktivitas di Sawah Jika Hujan

Singaraja, koranbuleleng.com| Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, meminta petani untuk memperhatikan situasi cuaca saat bertani. Cuaca saat ini sangat tidakbersahabat dan dan sering terjadi badai petir.

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengatakan, sesuai keterangan yang diberikan Badan Metorologi, Kimatologi, dan Geofisika (BMKG), saat ini wilayah Kabupaten Buleleng saat ini masuk dalam puncak musim hujan. Mayarakat pun diminta untuk selalu waspada terhadap potensi bencana yang bisa terjadi. 

- Advertisement -

“Dari rilis BMKG, Januari sampai Februari ini puncak musim hujan. Kita himbau masyarakat Buleleng, untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometologi. Seperti halnya, banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, serta porhon tumbang. Masyarakat apabila hujan, kalau tidak mendesak kita harap tidak melaksanakan kegiatan diluar rumah,” ujarnya Minggu, 28 Februari 2024.

Dengan adanya cuaca ekstem hujan disertai petir yang terjadi beberapa hari belakangan. Para petani pun, dihimbau untuk segera mencari lokasi teduh jika dirasa akan turun hujan. Hal tersebut, untuk mengantisipasi agar petani tidak terkena sambaran petir saat melakukan aktivitas di sawah. 

“Saat ini memang, musim hujan. Musim petani mulai melakukan bercocok tanam. Kalau cuaca mendung berpotensi hujan lebih baik berteduh dulu, atau menghentikan aktivitas di sawah. Karena besi berpotensi tersambar petir,” kata Ariadi.

Dikutip dari akun instagram BMKG Bali, Minggu, 28 Januari 2024 mulai pukul 15.57 Wita hingga 18.30 Wita. Sejumlah wilayah Kabupaten Buleleng, yakni Kecamatan Sukasada, Buleleng, Sawan, Kubutambahan, dan Kecamatan Tejakula. Lima kecamatan tersebut berpotensi terjadinya hujan dengan intesitas sesang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.

- Advertisement -

Sementara Perbekel Desa Sanggalangit I Nyoman Sudika mengatakan, hujan deras mengguyur wilayahnya pada Sabtu, 27 Januari 2024 sekitar pukul 16.00 Wita kemarin. Hujan ini lantas menyebabkan air sungai meluap dan menimbulkan banjir di Banjar Dinas Kayuputih, desa setempat. 

Banjir setinggi mata kaki itu, disebut tidak sampai merendam rumah warga. Air hanya tergenang di sepanjang jalan Banjar Dinas Kayuputih menuju ke Pura Taman. “Airnya surut sejam kemudian. Tidak sampai merendam rumah warga, namun sempat mengganggu arus lalulintas,” ujarnya.

Sudika menyebut, banjir memang kerap terjadi di desanya setiap musim hujan tiba. Hal ini disebabkan lantaran gorong-gorong yang dibangun oleh Dinas PUTR Buleleng beberapa waktu lalu tidak maksimal dalam menampung luapan air sungai. Sudika mengaku pihaknya juga berencana untuk menambah sodetan, namun rencana itu tak kunjung terealisasi karena terkendala lahan.

“Di bagian selatan desa ada tiga sungai. Ketika debit airnya tinggi, meluber ke jalan raya. Kebetulan Banjar Dinas Kayuputih itu titik terendah di desa, jadi sering terdampak. Kami berencana membangun sodetan, tapi sampai saat ini terkendala dengan pemilik lahan yang tidak mau mengorbankan sedikit lahannya untuk dibangun sodetan,” kata dia.

Prakiraan cuaca terkini juga bisa dipantau melalui laman resmi BMKG Bali https://www.bmkg.go.id/cuaca/prakiraan-cuaca-indonesia.bmkg?Prov=02&NamaProv=Bali (*)

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts