Singaraja, koranbuleleng.com| Seorang bocah dari Desa Sudaji, meninggal dunia karena demam berdarah. Bocah malang tersebut bernama Komang Seriwahyuni (12), siswi SDN 2 Sudaji itu sebelum dirawat di RSUD Buleleng sempat dirawat di RS Parama Sidhi Singaraja.
Kasubag Humas RSUD Buleleng, Ketut Budiantara menjelaskan setelah mendapat perawatan di RSUD Buleleng, hingga Jumat tanggal 24 April 2020, kondisinya sudah dalam keadaan DSS atau Dangue Shock Syndrome yang berakibat kesadarannya menurun dan trombositnya terus menurun hingga dinyatakan meninggal, Minggu 26 april 2020.
“Sempat mendapat perawatan di ICU. Namun, kondisinya terus drop karena sudah DSS.” ujar Budiantara saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin 27 April 2020.
Budiantara memberikan data pasien DB DI RSUD Buleleng, pada Januari 2020 lalu merawat sebanyak 104 orang pasien, Februari sebanyak 176 pasien, Maret sebanyak 216 pasien dan di Bulan April merawat sebanyak 110 orang pasien, dan 3 orang diantaranya dinyatakan meninggal dunia..
“Jadi di RSUD Buleleng sudah ada tiga pasien DB yang meninggal. Mereka berasal dari Desa Ringdikit, Kelurahan Banyuning dan Desa Sudaji. Ketiga pasien ini meninggal di Bulan April. Usia korban yang meninggal ketiganya masih di bawah 15 tahun” lanjut Budiantara.
Sri merupakan putri ketiga dari empat bersaudara pasangan suami istri (pasutri) Gede Edi Arta (45) dan istri Ketut Sariasih (42). Gede Edi Arta menutukan anaknya awalnya mengalami demam pada Minggu 19 April 2020. Kemudian dibawa ke bidan desa setempat untuk diperiksa. Keesokan hari, Sri mendadak demam tinggi, lalu dibawa berobat ke salah satu dokter di Kota Singaraja.
Pria yang sehari-hari bekerja sopir lintas Jawa-Bali mengaku awalnya tak terlalu menganggap serius demam itu. Edi tak tahu jika demam dialami Sri adalah Demam Berdarah Dengue (DBD).
Namun demam tinggi dialami anaknya tak kunjung turun membuat keluarga panik, hingga memutuskan untuk membawa Sri ke RS Parama Sidhi Singaraja, pada Kamis 23 April 2020 pagi.
“Sampai disana langsung cek darah, cek lab dan rotgen, dan hasilnya gejala demam berdarah. Trombositnya rendah, katanya 74,” terangnya.
Tim medis di RS Parama Sidhi memberitahukan trombosit Sri kembali turun dan harus segera dirujuk ke RSUD Buleleng.
“Cuma satu hari dirawat di RS Parama Sidhi, trombosit Sri awalnya 74 turun sampai 16. Anak saya (Sri) kondisinya sudah lemas saat dirujuk ke ICU RSUD Buleleng pada Jumat 24 April 2020 sore,” imbuhnya. Selama dua hari dirawat di RSUD Buleleng, Sri akhirnya meninggal dunia.
Sementara itu, Perbekel Desa Sudaji Fajar Kurniawan yang di hubungi via telepon tak menampik jika salah satu warganya meninggal akibat demam berdarah.
Atas peristiwa itu, Mekel Fajar mengaku telah melakukan fogging dan pemberantasan sarang nyamuk di wilayah desa Sudaji.
“Jadi sesuai instruksi dari camat kami sudah lakukan Fogging, pemberantasan dan pembersihan lingkungan. dengan harapan jentik nyamuknya bisa dibersihkan,” terangnya. |ET|