Singaraja, koranbuleleng.com | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng mempersiapkan pelaksanaan Tawur Agung Kesanga yang jatuh pada Tilem Kesanga, Saniscara Pon Wuku Gumbreg, 13 Maret 2021 mendatang. Tawur Agung Kesanga akan kembali digelar bersama warga masyarakat Buleleng di Catus Pata Depan Puri Sasana Budaya Singaraja dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
Upacara Tawur Agung Kesanga menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1943 di tahun 2021 di Kabupaten Buleleng, Bali telah diputuskan dipimpin oleh Sarwa Sadhaka namun tetap berpedoman pada Tri Sadhaka.
Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana mengatakan pada dasarnya tidak ada persoalan jika Tawur Agung Kesanga dipuput oleh Sarwa Sadhaka karena tujuan akhirnya adalah untuk kebaikan, menjaga keseimbangan alam dan memohon yang terbaik untuk kehidupan umat manusia.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana saat memimpin rapat dengan PHDI, Dinas Kebudayaan dan Bagian Kesra mengungkapkan, siapapun yang akan muput pada saat pelaksanaan Tawur Agung Kesanga, pihaknya tidak mempermasalahakan itu. Tri Sadhaka maupun Sarwa Sadhaka sama saja.
“Toh juga tujuan dari persembahyangan itu sama yakni meminta keselamatan maupun kerahayuan dari yang maha kuasa,” ungkap Agus Suradnyana saat memimpin rapat rapat koordinasi dengan PHDI Buleleng, Dinas KEbudayaan dan Bagian Kesejahteraan Setda Pem kab Buleleng.
Menurutnya, pelaksanaan Tawur Agung Kesanga yang dipuput Sarwa Sadhaka akan menjadikan doa yang dikumandangkan akan lebih khidmat dan tujuannya baik.
“Kalau saya tidak mempermasalahkan itu. Ini juga merupakan permohonan dari masyarakat Buleleng. Pada intinya semakin banyak yang muput ini kan semakin baik,” tutup Agus Suradnyana.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara sempat memimpin paruman (rapat) Sulinggih (pendeta) se-Kabupaten Buleleng, di Puri Sasana Budaya, Jumat 22 Januari 2021.
Dody Sukma menjelaskan berdasarkan hasil rapat dengan para sulinggih, pelaksanaan Upacara Tawur Agung Kesanga tahun 2021 akan dipuput oleh Sarwa Sadhaka. Tetap berpedoman pada Tri Sadhaka.
“Lebih banyak yang muput kan lebih bagus. Ini juga untuk keajegan Kabupaten Buleleng. Selain itu juga ini semua untuk keselamatan kita semua,” jelasnya.
Kesepahaman ini sebenarnya bermuara dari Surat Edaran (SE) Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali. Dimana, dalam pembahasan bersama antara prajuru (pengurus) adat dengan Pemkab Buleleng yang melibatkan berbagai unsur, sudah mencapai kesepahaman.
Tentang lokasi, pelaksanaan prosesi dan lainnya. “Intinya sudah ada kesepahaman, Tawur agung Kesanga tetap dilaksanakan di Catus Pata depan Puri Sasana Budaya Singaraja sesuai dengan pelaksanaanya dua tahun lalu. Tetap menjalankan fungsi Tri Sadhaka. Namun, dilaksanakan oleh Sarwa Sadhaka,” ucap Dody Sukma.
Dody Suksma juga mengatakan penggunaan Sarwa Sadhaka ini untuk saling menghormati dan mengakomodasi. Mengenai posisi tempat pemujaan (pemiosan) akan diatur oleh PHDI Buleleng sebagai pelaksana Tawur Agung Kesanga.
“Tawur Agung Kesanga yang dilaksanakan tetap sebagaimana sebelumnya. Yakni Tawur Manca Kelud dengan pembiayaan dari anggaran daerah, dan tempat para Sulinggih muput upacara disamaratakan,” katanya. |NP|