Made Ferry Kurniawan |FOTO : Luh Sinta Yani|
Singaraja, koranbuleleng.com | Aktivitas membaca kadang kurang diminati oleh sebagian anak-anak muda. Mereka yang memiliki hobi membaca adalah orang-orang langka dan susah ditemukan. Made Ferry Kurniawan, S. Pd, seorang peneliti muda dari Bali Science Institute masuk ke dalam kategori langka tersebut.
Ferry, sapaan akrabnya, telah mendedikasikan hidupnya untuk buku dan mendalami ilmu pengetahuan. Alumni SMA 4 Singaraja ini sudah menyenangi aktivitas membaca semenjak memasuki masa putih abu-abu.
Memasuki semester awal di SMA, Ferry telah memiliki cita-cita untuk menjadi seorang pengacara dan mulai membaca buku-buku bernuansa hukum. Akibat seringnya membaca, kosa kata Ferry semakin melimpah, yang berefek pada kemampuannya dalam public speaking sangat bagus. Ferry sering diikutkan ajang lomba debat selama dia menjadi siswa.
Dengan berbagai pertimbangan setelah dia menamatkan diri, pemuda kelahiran 25 Januari 1997 itu memutuskan melanjutkan kuliah dengan mengambil program studi Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Ganesha pada tahun 2015. Menurutnya, ketika semester satu kuliah dia belum menemukan kenyamanan dalam berkuliah, karena memang dia berkeinginan untuk masuk ke program studi hukum.
Menapaki jenjang semester dua, Ferry baru menemukan passion-nya di dalam pendidikan dan sosiologi. Baginya, sosiologi adalah ilmu yang luas dan mencakup segala aspek kehidupan. Dia tersadar memiliki kemampuan dalam mengajar. Berkat bimbingan dosen-dosen sosiologi Undiksha yang sangat berkompeten, Ferry berhasil menemukan jati dirinya yakni menjadi seorang peneliti dan akademisi.
Obsesinya terhadap buku semakin menjadi-jadi. Koleksi buku di perpustakaan pribadinya semakin banyak dan didominasi dengan buku-buku sosiologi. Ferry semaksimal mungkin untuk konsisten dalam melakukan hal-hal yang berbau akademis, seperti membaca, menulis, dan meneliti.
Kehidupannya juga bukan hanya soal buku untuk mengisi diri, namun berbagi ilmu yang didapatkan kepada orang banyak. Dia juga tidak pernah pelit dalam membagikan ilmunya untuk orang-orang. Di setiap kesempatan, penulis buku Antologi Esai Sosiologi, Gender, dan Semiotika ini diikutkan dalam berbagai diskusi dan membawakan materi seminar. Prinsipnya adalah ilmu akan bermanfaat jika dibagikan.
Gaya bicaranya yang lugas dan rupa yang menawan, membuat banyak yang senang mendengarkan apa yang dia sampaikan. Ferry juga mendorong setiap anak muda untuk senang membaca karena membaca itu keren. Menurutnya, minat membaca anak muda menurun karena mudahnya akses informasi untuk diperoleh.
Tapi sayangnya, kemudahan ini menyebabkan mereka cepat termakan berita hoax yang beredar. Maka dari itu, membaca buku adalah salah satu solusi untuk menyaring informasi-informasi yang masuk. “Tips terbaik untuk membaca adalah cari buku yang buat jatuh cinta,” ujar Ferry. (*)
Pewarta : Luh Sinta Yani
Editor : I Putu Nova A. Putra