Ogoh-ogoh Dibatasi Hingga Pukul 7 Malam

Singaraja | Menghindari konflik pada saat malam pengerupukan, jajaran Polres Buleleng berupaya untuk melakukan pengamanan yang maksimal walaupun kekuatan personil cukup terbatas. Namun upaya ini dibarengi dengan sejumlah strategi untuk mengantisipasi gesekan antar warga saat parde ogoh-ogoh.

Beberapa poin penting yang harus menjadi perhatian seluruh warga dan desa pekraman di Buleleng yakni rute parade ogoh-ogoh hanya mengitari wilayah desa pekraman masing-masing, serta ada batasan waktu parade hingga pukul 7 malam hari.

- Advertisement -

Strategi pengamanan ini muncul dalam rapat koordinasi pengamanan hari raya Nyepi antara jajaran Polres Buleleng bersama sejumlah stakeholder serta tokoh masyarakat dan tokoh agama, Rabu (2/3) hari ini.

Kapolres Buleleng, AKBP Harry Haryadi Badjuri mengatakan parade ogoh-ogoh ini diperkenankan sebagai wujud pelstarian adat dan budaya. “Namun kita semua harus berpedoman pada kedamaian. Semua harus berjalan kondusif dan tertib. Saya berharap Desa Pekrman juga bis aikut berperan menjaga dan mengawal saat warga melakukan konvoi ogoh-ogoh,” ujar Kapolres saat memimpin rapat pengamanan di Polres Buleleng.

Warga membuat bagian tubuh dari ogoh-ogoh |Foto: Gede Agus Muliawan|
Warga membuat bagian tubuh dari ogoh-ogoh |Foto: Gede Agus Muliawan|

Polres Buleleng mencatat, ada 983 ogoh-ogoh di seluruh wilayah di Kabupaten Buleleng. Terbanyak berada di wilayah kota Singaraja berjumlah hingga 171 ogoh-ogoh, sementara sisanya menyebar ke berbagai daerah di Buleleng.

Secara khusus, Polres Buleleng akan menerjunkan 111 personilnya di dalam Kota Singaraja untuk menjaga keamanan parade Ogoh-ogoh.

- Advertisement -

“Jika membandingkan jumlah personil dan jumlah warga sudah pastinya kekuatan kami terbatas. Untuk itu, semua harus berperan untuk menjaga keamanan,” ujarnya.

Selain pengamanan, rapat juga membahas mengenai wujud toleransi antar umat beragama. Diharapkan, semua umat bisa menjalankan ibadahnya dengan saling pengertian sehingga terwujud kedamaian.

Sementara itu, Ketua MMDP Buleleng Dewa Putu Budarsa mengatakan dari pengalaman di tahun-tahun sebelumnya pengerupukan selalu aman-aman saja tidak pernah terjadi konflik besar. Hal ini terjadi karena Buleleng mampu menjaga wilayahnya masing-masing.

“Harapan Pak Kapolres sebenarnya sudah terpenuhi bila melihat pengalaman sebelumnya. Kedepan Kita berharap semua pihak memang harus menjaga dan mentaati kedamaian. Keamanan kini menjadi tanggungjawab bersama,”ujarnya.

Rute untuk ogoh – ogoh, Kata Dewa Budarsa menghimbau kepada kelian desa pakraman untuk menjaga perayaan ogoh-ogoh agar kondusif. Ogoh-ogoh jangan smapai melewati wilayah desa pekraman masing-masing.

Yang harus diperhatikan kata Budarsa, catur brata penyepian harus berjalan dengan baik di Hari raya Nyepi. Salah satunya, siapapun dan lembaga atau perusahaan apapun tidak boleh menyalakan lampu. |NP|EH|

 

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts