Cuaca Buruk, Perkebunan Bawang Terancam Gagal Panen

Singaraja, koranbuleleng.com| Puluhan hektar tanaman bawang merah milik petani di Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, terancam gagal panen. Hal itu dipicu oleh hujan deras yang terus-menerus terjadi selama beberapa hari belakangan ini.

Dari pantauan di lokasi pertanian, sebagian besar tanaman bawang merah milik petani mengalami kerusakan, banyak tumbuhan bawang sudah mulai membusuk pada bagian akarnya.

- Advertisement -

Kerusakan lain yang terjadi pada tanaman bawang merah, yakni daunnya mulai menguning dan kering, jika tak segera diatasi maka tanaman bawang merah tersebut akan membusuk sehingga petani terancam gagal panen.

Petani mengeluarkan biaya cukup besar mulai dari pembibitan, penanaman smapai perawatan dengan berbagai obat tanaman. Ongkos Pemeliharaan untuk perkebunan bawang ini bisa mencapai Rp 100 juta per hektarnya.

Salah satu petani bawang merah di Desa Bungkulan, Dewa Ketut Mawa mengatakan, kerusakan itu muncul akibat curah hujan yang cukup tinggi yang terjadi hampir selama dua minggu belakangan ini.

“Perubahan cuaca begitu mendadak ini membuat para petani bawang merah kelimpungan, curah hujan cukup tinggi hampir selama 17 hari, akibatnya daun mengering sebelum umbi bawang sempurna, sehingga tidak jadi berbuah, daun mati dari ujung dan berwarna kuning, kemudian menjalar ke bagian bawah dengan cepat, yang berakhir pada kematian tanaman itu sendiri. Mayoritas petani menanam bawang merah disini menanam varietas super philip, sebab bawang merah termasuk sayuran unggulan nasional,” terangnya, Sabtu 23 Juli 2016.

- Advertisement -

Kondisi yang dialami para petani bawang merah tersebut juga dibenarkan oleh Ketua Kelompok Subak Yangai, Desa Bungkulan, Ketut Astawa. Akibat hujan deras yang terus-menerus terjadi, puluhan hektare tanaman bawang merah milik petani di sentra produsen bawang merah desa bungkulan rusak.

“Mayoritas petani bawang merah disini menggunakan varietas super philip yang merupakan kualitas ekspor, bawang varietas ini siap panen 60 sampai 70 hari dari masa tanam, jenis ini memang sangat berisiko jika terkena air hujan, mudah terserang layu fusarium. Jika kondisinya terus seperti ini dimana cuaca hujan terus, jelas kecewa karena modal tak bisa kembali,” terang Ketut Astawa.

Ketut Astawa memperkirakan, karena produksi panen petani berkurang, stok barang (bawang merah) petani yang dijual ke pasar juga sedikit, akibat kelangkaan ini harga bawang merah bakal terus merangkak naik.

“Stok bawang digudang kami mulai menipis dalam dua pekan terakhir ini. Kami berencana mendatangkan bibit bawang merah dari Kabupaten Bima dalam satu minggu ke depan. Harga bawang merah biasa dijual dikisaran Rp 25.000 rupiah/kg dalam seminggu kemudian naik menjadi RP 33.000 rupiah/kg. Saat ini harga bawang mencapai Rp 40.000 rupiah/kg.” jelasnya. |NP|

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts