Terima Beasiswa, Mata Sariningsih Berkaca-kaca karena Bisa Melanjutkan Sekolah

Singaraja, koranbuleleng.com |Mata Luh Sariningsih, remaja asal Desa Sidatapa, Kecamatan Banjar berkaca-kaca. Air matanya menetes karena haru. Kehidupan pendidikannya bisa diselamatkan. Sariningsih adalah salah satu siswa yang kembali bisa mengenyam pendidikan, setelah sebelumnya harus putus sekolah selama beberapa bulan karena kekurangan biaya.

Sariningsih adalah salah satu siswa yang tercatat dalam posko Drop out di Kecamatan Banjar. Pihak Dinas Pendidikan menjemput remaja ini supaya bisa kembali bersekolah dengan jaminan bahwa semua biaya pendidikannya akan ditanggung oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng  melalui sejumlah bantuan beasiswa yang didapatkan dari sejumlah donator, CSR perusahaan serta dari keuangan Pemerintah Kabupaten Buleleng. Penyerahannya secara resmi dilakukan di Gedung Laksmi Graha, Jumat 7 Oktober 2016.

- Advertisement -

Sariningsih mengaku berhenti sekolah ketika lulus dari bangku SMP dan kini bisa mengenyam pendidikan di sekolah SMAN 2 banjar.

“Saya bersyukur, beasiswa ini sangat berguna untuk masa depan saya. Dari dulu, saya selalu ingin bersekolah sampai tamat,” ujar Sariningsih sambil berurai air mata. Selain Sariningsih, ada sebanyak 110 siswa yang sebelumnya mengalami drop out juga mendapatkan bantuan beasiswa.

Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng menyerhakan bantuan dana beasiswa masing-masing senilai uang tunai sebesar  Rp 1. 230.000 serta bantuan pakaian sekolah, sepatu dan buku tulis. Dana ini dihimpun dari donator, CSR serta bantuan sejumlah pihak lainnya.

Kadis Pendidikan Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa mengatakan dalam UUD 1945 Tugas Negara adalah mencerdaskan generasi bangsa. Dalam visi dan misi serta program 12 PAS kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Buleleng juga terdapat misi meningkatkan aksesibilitas pendidikan di Kabupaten Buleleng.

- Advertisement -

“Maka itu kesamarataan harus dibangun dalam dunia pendidikan. Di Negara ini, termasuk di Buleleng semua warga berhak mengeyam pendidikan sesuai standar,”ujar Suyasa.

Suyasa mengakui walaupun anggaran APBD Buleleng sudah diplot sebanyak 20 persen untuk pendidikan, namun masih terdapat permasalahan drop out. Maka itu, Dinas Pendidikan membuka posko drop out dimasing-masing daerah keamatan di Buelleng.

Posko Drop Out ini untuk mendata jumlah siswa yang alami drop out, juga menjemput kembali anak-anak ini supaya kembali bisa mengenyam pendidikan. Menurut Suyasa, tidak boleh ada satupun anak yang tidak bersekolah.  Hasil dari kerja keras Posko drop out itu, sebanyak 311 orang yang mengalami drop out.

Setelah tamat, anak-anak yang mengalami putus sekolah ini lebih banyak karena factor miskin, jarak tempat tinggal yang jauh, serta banyak juga yang sudah bekerja bahkan ada yang menikah.

“Akhirnya, ada 96 orang yang bisa kami ajak kembali ke sekolah. Dan baru saja tadi ada laporan ada 14 orang lagi yang mau kembali bersekolah. Totalnya sehingga 110 siswa drop out kembali bersekolah,”ujar Suyasa.

Posko Drop out ini sangat bekerja keras untuk mencari anak-anak yang putus sekolah. Mereka yang putus sekolah dirayu supaya maukembali bersekolah.

Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng  Nyoman Sutjidra mengatakan upaya dari Posko Drop Out ini sangat baik hingga mampu mengembalikan anak-anak di Buleleng kembali bersekolah. Nantinya, upaya ini akan terus dilanjutkan.

“Ini Pasti terus dilakukan, saya berharap semua siswa di Bulelengtidak ada yang mengalami drop out,” tutup Nyoman Sutjidra.

Sutjidra mengatakan angka Drop Out ini kedepannya bisa ditekan serendah – rendahnya.  “rata – rata laman pendidikan kita masih 6,9 jauh masih dari wajib belajar dan anak yang drop out kedepan angkanya bisa kita tekan serendah – rendahnya, ungkapnya.|NP|

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts