Bumikan Gerakan Bumi Hijau, Bali Aga Tanam Pohon dan Lepas Ratusan Burung

Singaraja, koranbuleleng.com | Gerakan Bumi Hijau yang digagas masyarakat Bali Aga terus membumi. Aktifitas pelestarian alam dan satwa mendapatkan apreasiasi yang cukup tinggi dari berbagai elemen masyarakat hingga menjadikan Bali Aga sebagai salah satu kawasan pedesaan pelestari lingkungan.

Menyambut perpisahan tahun monyet, dan menyongsosng tahun 2017 sebagai tahun ayam api, Masyarakat Bali Aga kembali melakukan gerakan penanaman pohon dan pelepasan burung ke alam bebas secara besar-besaran. Giat akhir tahun ini akan dilakukan secara bergantian di lima desa Bali Aga, Sidatapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa dan banyuasri (SCTPB).

- Advertisement -

Aktifitas pertama dilaksanakan terlebih dahulu di hutan lindung Desa Cempaga di zona utama yakni air terjun Tukad Lengkeng Desa Cempaga. Kegiatan lingkungan yang digelar yakni penanaman pohon buah-buahan serta pelepasan burung. Ada ratusan tanaman buah yang ditanam di hutan rakyat ini, juga ratusan burung yang dilepas.

Uniknya, penanaman pohon pohon utamanya pohon buah-buahan dan pelepasan burung ini tidak hanya diikuti dari kelima desa di Bali aga, namun juga oleh sejumlah elemen dan kelompok sosial masyarakat seperti Buleleng Harmoni, Oi, Bali Aga Harmoni, Bata, serta sejumlah warga asing. Ini menandakan, aktifitas Bali Aga dibidang pelestarian lingkungan ini mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat.

Perbekel Desa Cempaga, Putu Suarjaya mengatakan penanaman pohon berupa buah-buahan ini punya tujuan khusus yakni menjaga rantai makanan di dalam hutan lindung bagi hewan atau binatang yang hidup  di dalam hutan. Buah menjadi makanan utama bagi hewan-hewan di dalam hutan sehingga mereka tidak akan kelihangan rantai makanan dalam populasinya.

“Bukan hanya saat ini kami lakukan, tapi pemikiran menanam buah ini kan sudah dari sebelumnya. Dan efeknya sangat bagus, rantai makanan didalam hutan tidak hilang.” ujar Putu Suarjaya.

- Advertisement -

Cempaga mempunyai dua titik wilayah hutan lindung, seluas kurang lebih 60 hektar. Areal hutan ini masih sangat alami dan sebelumnya tidak pernah terjamah manusia. Air terjun tukad lengkeng akan dikelola sebagai salah sau obyek wisata desa Cempaga. Warga setempat sudah membuat jalur wisata trekking di kawasan ini.

Namun, masyarakat Desa Cempaga mengelola obyek wisata ini dengan berpegang tegush pad upaya peletarian alam.

Salah satu penggiat pelestarian lingkungan dari Desa Sidatapa, Wayan Ariawan mengaku kegiatan pelestarian alam dan satwa ini akan terus dikumandakangkan di kawasan Bali aga. Gerakan bumi hijau ini sebenarya dasar untuk mengembangkan Bali Aga sebagai salah satu destinasi wisata pedesaan yang berbasis lingkungan dan budaya.

Upaya ini diharapkan mampu menjadikan kawasan Bali Aga lebih terlihat harmonis, damai dan hijau dari sisi lingkungan. Dan ini terbukti, gerakan Bumi Hijau ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk warga dari luar kawasan Bali Aga.

Selanjutnya, kata Ariawan kegiatan yang sama selama bulan Desember ini akan digelar di lima kawasan desa. Setelah Desa Cempaga, akan berlanjut di Desa Pedawa dengan kegiatan yang sama yakni pelestarian alam, penanaman pohon serta pelepasan burung ke alam liar.

“Saat ini, warga Bali Aga sudah bersatu, satu komitmen untuk menjaga alam tetep baik. Dari gerakan pelastarian lingkungan inilah kami bergerak untuk mensejahterakan Bali Aga. Konsep selanjutnya adalah menjdikan Bali Aga sebagai salah satu sentral ekonomi pedesaan melalui konsep wisata desa berbasis lingkungan dan budaya. Beberapa elemen ternyata juga mendukung dan ini perkembangan yang cukup positif sekali,” jelas Ariawan.

Masyarakat di kawasan Bali Aga selama ini juga sudah membuat larangan menembak burung. Bagi siapa saja yang ditemukan menembak burung ataupun satwa lainnya, akan ditangkap dan dibawa ke kantor polisi terdekat. Sejumlah larangan ini dipasang di seluruh wilayah desa-desa Bali aga.  |NP|

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts