Menristekdikti Dorong Perguruan Tinggi di Buleleng Lebih Maju

Singaraja, koranbuleleng.com| Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang dikatakan memiliki potensi yang cukup besar. Dimana untuk melihat potensi itu, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi tengah membuat misi untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai daya saing.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) RI Mohamad Nasir saat memberikan kuliah umum di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja Rabu, 8 Agustus 2018. Berlangsung di Gedung Auditorium setempat, Menteri Kabinet Kerja Jokowi ini menyampaikan materi tentang Peran Pendidikan Tinggi di Era Revolusi Industri 4.0.

- Advertisement -

Dalam kuliah umum yang disaksikan oleh ribuan peserta itu, Menteri Mohamad Nasir membeberkan tentang perubahan dunia disegala bidang yang mampu memberikan dampak pada perubahan pendidikan di Indonesia. Menurutnya, sebagai bagian dari perubahan dunia, Indonesia tidak bisa melepaskan diri dan harus terlibat didalamnya.

“Bagaimana kita meningkatkan akses, relevansi dan mutu Pendidikan Tinggi untuk menghasilkan SDM yang berkualitas, dalam rangka menghadapi Nasional Kompetitif Plus, atau daya saing bangsa,” ujarnya.

Mohamad Nasir menegaskan, revolusi Industri merupakan suatu perubahan mendasar dalam system yang ada di dunia, yang nantinya bisa mempengaruhi Pendidikan Tinggi di Indonesia. Dijelaskan, semua praktek pendidikan di Indonesia berkaitan dengan revolusi industri, sehingga harus ada perubahan dalam system. Sehingga kedepan, setiap Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia harus melakukan antisipasi dan siap terhadap perubahan tersebut.

“Maka Undiksha saya harapkan bekerja sama dengan Perguruan Tinggi lain, untuk listen learning. Harus kita dorong, karena di Bali Bagian Utara perkembangannya tidak secepat Bali Selatan. Saya datang kesini ingin menggairahkan pendidikan Tinggi yang ada di Buleleng,” tegasnya.

- Advertisement -

Sementara itu, Rektor Undiksha Singaraja Nyoman Jampel menerjemahkan materi kuliah umum yang disampaikan Menristekdikti adalah penegasan manusia yang harus bisa mengatasi revolusi industry dengan melaksanakan literasi.

Menurutnya, mahasiswa sebagai generasi milenial harus mampu membaca dan juga menganalisis, termasuk menggunakan hasil industry sebagai informasi untuk literasi teknologi.

Menurutnya, revolusi industri tidak hanya dipakai untuk sarana informasi, namun juga bisa dimanfaatkan untuk mengunggah segala macam informasi yang positif. Sementara untuk literasi manusia, disebutkan bahwa manusia yang baik harus komunikatif dan bisa berkolaborasi. Artinya kata Dia, jika mau menjadi manusia yang hebat tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi sanggup berkolaborasi dengan manusia yang lain.

“Apa yang disampaikan pak Menteri sejalan dengan visinya Undiksha menjadi Univesitas yang unggul berdasarkan falsafah Tri Hita Karana, intinya keharmonisan. Disinilah yang bisa diharapkan harus bisa menguasai teknologi. Memang kita harus mampu berkreatifitas dan berinovasi dengan menggunakan media atau teknologi informasi,” Jelasnya.

Kegiatan Kuliah Umum Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) RI Mohamad Nasir dihadiri Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana didampingi Wabup Nyoman Sutjidra, dan juga beberapa rektor dari Bali.

Undiksha Resmi Punya Prodi Kedokteran

Disela sela pemberian Materi Kuliah Umum, Menristekdikti RI Mohamad Nasir menyampaikan dan menyerahkan Surat Keputusan ijin penyelenggaraan Prodi Pendidikan Kedokteran kepada Rektor Undiksha SIngaraja Nyoman Jampel. Penyerahan SK ini merupakan buah dari perjuangan yang dilakukan selama ini oleh Undiksha Singaraja bersama dengan Pemkab Buleleng yang telah mendukung dengan membangun sebuah Rumah Sakit Umum berkualitas.

Kedepan, Program Studi Kedokteran ini berada dibawah Fakultas Olahraga dan Kesehatan (FOK). Sehingga proses perkuliahannya pun akan berlangsung di kampus Undiksha SIngaraja yang berlokasi di Desa Jinengdalem Kecamatan Buleleng.

Mohamad Nasir mengatakan, penyerahan ijin penyelenggaraan Prodi Kedokteran kepada Undiksha SIngaraja dilakukan karena selama ini, Bali dengan wilayahnya yang luas dan penduduk yang padat hanya memiliki Fakultas Kedokteran di Bali Selatan. Sehingga, dengan adanya Prodi Kedokteran di Bali Utara, kualitas dan mutu pendidikan menjadi terjamin.

“Jangan sampai kualitas dan mutu menjadi korban. Sehingga kalau jadi korban dampaknya ke masyarakat. Tujuan utamanya adalah untuk pemerataan kesehatan yang ada di Bali,” Ungkapnya.

Menurutnya, untuk menjaga kualitas pendidikan khusus pada Prodi Kedokteran, Undiksha Singaraja harus mendapatkan bimbingan dari Perguruan Tinggi besar yang ada di Bali ataupun yang ada di Jawa yang telah memiliki fakultas Kedokteran.

Sehingga kedepan, Undiksha harus menjalin kerjasama dengan Perguruan Tinggi itu agar Prodi Kedokterannya bisa berjalan dengan baik. Ia pun menegaskan bahwa ada batasan yang harus diperhatikan Undiksha dalam menyelenggarakan Prodi Kedokteran terutama tentang penerimaan mahasiswa.

“Tahun pertama Undiksha hanya bisa merekrut mahasiswa maksimum 50 orang, tidak lebih. Kalau lebih Pak Rektor saya semprit,” tegasnya.

Rektor Undiksha Nyoman jampel menuturkan jika proses untuk mendapatkan ijin penyelenggaraan Prodi Kedokteran berjalan panjang. Rencana ini menurutnya sudah dimulai sejak tahun 2005 lalu yang diawali dengan merekrut Dokter sebagai tenaga pengajar yang kini kesemuanya telah mendapat gelar Master. Kemudian di tahun 2010 gagal karena pemberlakukan Moratorium oleh pemerintah Pusat.

Perjuangan kembali dilakukan di tahun 2015 yang diawali dengan melakukan penyempurnaan terhadap proposal pengusulan terdahulu. Setelah proposal itu divisitasi oleh Tim, Kemenristekdikti akhirnya menyatakan jika Undiksha layak menyelenggaran Prodi Kedokteran.

“Mereka melihat bagaimana sarana prasarana kita, dikatakan Buleleng tidak kalah hebat dengan Perguruan Tinggi yang lain, yang lebih duu menggelar pendidikan Kedokteran,” Ujarnya.

Sementara untuk memperoleh SDM yang berkualitas dari Prodi Kedokteran ini, Undiksha Singaraja akan melaksanakan system yang ketat sejak proses perekrutan calon mahasiswa. Kedepan, proses input mahasiswa akan dilakukan dengan model Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Nantinya, jika sudah ada siswa SMA yang melamar kedokteran yang ikut SBMPTN, mereka tidak perlu tes lagi. Selain itu, seleksi juga akan dilakukan dengan menyelenggaran test online dengan system yang sama yakni SBMPTN.

“Dengan system rekrutmen mahasiswa yang sedemikian rupa, inputnya untuk mendapatkan mahasiswa Kedokteran yang berkualitas,” Tegas Jampel.

Bupati Agus Suradnyana mengungkapkan rasa bahagianya terutama kepada masyarakat Buleleng terhadap turunnya ijin penyelenggaran Prodi Kedokteran ini. Hal ini dianggap sangat penting karena Indonesia wilayah timur masih kekurangan dokter.

“Mudah-mudahan Undiksha benar-benar bisa menjadi motor penggerak dokter di wilayah Indonesia timur,” ungkapnya.

Mantan Ketua Komisi III DPRD Bali ini mengaku akan mendukung terus apapun keperluan-keperluan dari Undiksha untuk kemajuannya. Karena bagaimanapun juga dengan adanya Prodi Kedokteran ini, research and development nya bisa jalan dan diaplikasikan di Kabupaten Buleleng.

Hasil-hasil yang berkualitas dan tenaga kesehatan juga bisa diserap di Kabupaten Buleleng. Rumah Sakit di Buleleng juga bisa menjadi rujukan daerah lain serta Buleleng akan ramai.

“Prodi Kedokteran ini tentu sangat membanggakan dan juga bermanfaat bagi Kabupaten Buleleng. Saya akan terus mendukung kemajuan dari Undiksha ini,” tegasnya. |RM|

 

 

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts