Kutul Robusta Mencari Pasar Penikmat Kopi

Singaraja, koranbuleleng.com | Desa Pucaksari, di Kecamatan Busungbiu, salah satu desa yang terletak diatas ketinggian sekitar 650 diatas permukaan laut (dpl). Desa ini sejak lama, terkenal sebagai penghasil kopi jenis robusta. Secara turun temurun, warga disini melanggengkan diri sebagai petani kopi. Sama halnya dengan desa-desa tetangganya seperti Desa Sepang, Desa Telaga dan sekitarnya.

Desa Pucak Sari, dulu bernama Desa Kutul. Untuk membangkitkan nama itu, sejumlah petani kopi di desa itu membentuk kelompok tani Kutul Amerta Rahayu, Desa Pucaksari. Kelompok tani ini terdiri dari 24 orang anggota petani kopi.

- Advertisement -

Kini, Kelompok Tani Kutul Amerta Rahayu juga sudah memproduksi kopi dengan label Kopi Kutul Robusta.  Rata-rata hasil panen kopi pertahun di desa ini mencapai dua ton perhektar. Total lahan perkebunan kopi yang dikelola oleh 24 petani kopi desa setempat mencapai 100 hektar.

Jika satu hektar bisa menghasilkan dua ton kopi, maka 100 hektar kopi akan menghasilkan produk kopi sebanyak 200 ton setiap tahun. Ini potensi yang sangat bagus.  Akhirnya, kelomok tani Kutul Aerta Rahayu memproduksi kopi dengan label Kutul Robusta dan sudah diluncurkan secara resmi di desa Pucaksari, Senin 2 Maret 2020.

Ketua Kelompok Tani Kutul Amerta Rahayu, I Nyoman Cindrayama menjelaskan petani di kelompoknya bisa menghasilkan kopi kering rata-rata dua ton per hektar. Hasil ini tergantung pula dari beberapa faktor.

Salah satu yang utama adalah faktor cuaca. Jika cuaca mendukung, hasil panen bisa maksimal. Bahkan bisa melebihi dari dua ton. “Sampelnya saya ambil beberapa dan rata-rata menghasilkan dua ton per hektar. Minimal cuma satu ton per hektar,” jelasnya.

- Advertisement -

Untuk pemasaran produk Kopi Kutul Robusta, Kelompok Tani Kutul Amerta Rahayu sudah bekerjasama dengan CV Merta Yustika yang berasal dari Gianyar.  

Kerjasama ini merupakan hasil promosi kecil-kecilan produk Kopi Kutul Robusta ke berbagai pihak. Nantinya, pihak swasta ini akan memasarkan dan mendistribusikan produk tersebut ke seluruh Bali.

Untuk pengemasan, masih memakai teknik manual oleh Kelompok Tani Kutul Amerta Rahayu. “Pihak CV Merta Yustika hanya membantu memasarkan dan promosi. Karena sebetulnya CV tersebut bergerak dalam bidang entertainment namun perusahaan tersebut berminat menjual produk kopi kita,” ujar Cindrayama.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM (Disdagperinkop UKM), Drs. Dewa Made Sudiarta menyebutkan Pemkab Buleleng serius mengincar pasar kopi robusta ini melalui kerja bersama antar instansi.

Salah satunya adalah Disdagperinkop UKM. Sesuai dengan tupoksinya, Disdagperinkop UKM akan melakukan pendampingan mengenai pemenuhan ijin seperti ijin dari Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Ini dilakukan agar produk kopi robusta dari Desa Pucaksari bisa menembus pasar nasional bahkan internasional. Termasuk kita juga bantu pemasarannya,” sebutnya.

Sudiarta menambahkan pemasaran juga akan melibatkan Perusahaan Daerah (PD) Swatantra. Direktur Utama PD Swatantra yang baru, I Gede Bobi Suryanto, SE juga hadir pada saat peluncuran perdana Kopi Kutul Robusta. PD Swatantra nantinya akan membantu meningkatkan kualitas produk olahan kopi Desa Pucaksari agar bisa menembus pasar nasional dan internasional.  

“Kita bekerjasama dengan semua pihak untuk mengejar pasar kopi robusta ini. Ini dikarenakan kopi robusta Desa Pucaksari sudah dikenal di kalangan pecinta kopi dan rasanya enak,” imbuh Dewa Made Sudiarta. |NP|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts