Transaksi Digital Awali New Normal

Wagub Bali, Cok Ace melakukan transasksi digital dengan sistem QRIS di pusat kuliner, Taman Kota Singaraja |FOTO : Rika Mahardika|

Singaraja, koranbuleleng.com | Bank Indonesia memulai menggencarkan transaksi non tunai dengan penggunaan Quick Response Indonesia Standard (QRIS) menandai penerapan protokol kesehatan dalam tatanan kehidupan baru di Bali. Peluncuran QRIS pertama di Buleleng dilakukan di pusat kuliner, Taman Kota Singaraja, Kamis 7 Juli 2020. 

- Advertisement -

Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Trisno Nugroho menjelaskan transaksi non tunai ini juga untuk mencegah penularan COVID 19 karena disinyalir transaksi tunai bisa menjadi media transmisi penularan virus corona. QRIS ini merupakan sistem pembayaran dengan menggunakan barcode. Penggunaan QRIS ini sbagai salah satu upaya untuk menerapkan tatanan kehdupan baru dan digitalisasi transaksi ekonomi. 

“Penggunaan QRIS menggantikan dengan Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru yang mendesak pentingnya menjaga jarak,” kata Trisno Nugroho saat penerapan tatanan kehidupan baru dan digitalisasi kawasan taman kota Singaraja, Buleleng.

Transaksi dengan QRIS ini mempermudah pedagang karena uangnya bisa langsung masuk ke rekening pedagang. Jumlah pengguna QRIS di Bali tercatat mencapai 101.200 pedagang, dan sebanyak 6.346 didistribusikan ke Kabuaten Buleleng.

BI mendorong seluruh perbankan, hotel-hotel, dan semua jenis usaha tidak lagi menggunakan metode pembayaran secara cash. Untuk mempelajari transaksi melalui QRIS ini cukup dengan hitungan menit saja diyakini sudah bisa menerapkan. “Seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah menerapkan, sejak terjadinya pandemi dari bulan Maret hingga sekarang transaksi berbasis QRIS ini sudah dilakukan hingga 50 persen lebih,” pungkasnya

- Advertisement -

Sementara itu, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan transaksi non tunai sangat memberikan kontribusi bagi laju perekonomian di Bali.   

Selama ini, laju pertumbuhan Provinsi Bali pada Triwulan ke-dua di tahun 2020 mengalami penurunan drastis hingga minus 6 persen akibat terjadinya pandemi COVID 19. Pemberlakukan tatanan kehidupan era baru atau new normal diharapkan menjadi momen untuk kebangkitan Bali.

Wagub Tjok Ace dalam sambutannya menyebut jika dalam evaluasi yang dilakukan terkait dengan pertumbuhan ekonomi Bali, pada triwulan pertama mengalami minum mencapai 1,14 persen. Sedangkan untuk triwulan ke-dua kembali mengalami kemerosotan mencapai 6 persen.

Dari kondisi itu, pertumbuhan eknomi Bali menjadi salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi terburuk di Indonesia.” Biasanya Bali paling sugih di Indonesia jani paling lacur di Indonesia. Kita harus bangkit sekarang,” ucapnya.

Hingga kemudian, Pemerintah Provinsi Bali kemudian memutuskan untuk penerapan tatanan kehidupan era baru atau new normal yang mulai dilaksanakan sejak kamis, 9 Juli 2020. Tjok Ace menyebut jika dalam Surat Edaran Gubernur Bali, ada 14 sektor yang sudah bisa melaksanakan kegiatan, namun tetap diwajibkan mentaati protokol kesehatan COVID 19.

Penerapan tatanan kehidupan era baru ini menjadi salah satu harapan untuk menumbuhkan kembali perekonomian Bali selama terjadinya pandemi. salah satu yang menjadi penopang perekonomian Bali adalah sector Pariwisata yang sudah dibuka terbatas untuk local Bali. “Kita harus segera bangkit, kalau ngga gitu perputaran uang di Bali akan sangat susah. Walaupun pariwisata belum maksimal, dengan sisa uang yang ada, mudah-mudahan kita masih bisa bertahan,” ucapnya.

Salah satu resiko yang akan terjadi dengan penerapan era new normal ini Lanjut Ketua PHDI Bali ini adalah kemungkinan terjadinya lonjakan kasus terkonfirmasi positif COVID 19. Namun hal itu bisa dicegah jika semua pihak ikut serta melakukan pengawasan dan menjaga serta mentataai apa yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.

“satu satunya menghiindari dari COVID taat pada protokol kesehatan, ingat memakai masker, cuci tangan, elingang jaga jarak, hanya itu yang bisa menyelamatkan kita semua. Mudah-mudahan dengan kesadaran ketaatan kita bersama, disatu sisi ekonomi kita bisa pulih. Kita berharap tidak terjadi lonjakan besar,” pungkasnya.

Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dengan bangga menyebut jika saat ini, Kabupaten Buleleng sudah menjadi zona hijau karena keberhasilan dalam melakukan percepatan penanganan COVID 19. Menurutnya, hal itu terjadi akibat kerja keras semua pihak. Menurutnya, salah satu kuncinya lanjut Agus SUradnyana, dengan mempelajari keadaan dan situasi untuk menentukan arah kebijakan untuk proses penanganan virus tersebut.

“Dengan mempelajari kedaaan kita bisa survive kembali dan harapan saya agar ini dijadikan momentum survive diseluruh sendi kehidupan di Bali. Dari Buleleng kita ingin menggemakan, agar Protokol Kesehatan COVID 19 bisa berlaku disiplin di seluruh Bali,” katanya.

Agus Suradnyana mengatakan jika penerapan protokol Kesehatan COVID 19 penting dilaksanakan dan menjadi penting, untuk menjadikan provinsi Bali pulih kembali seperti sedia kala. “Asalkan kita semua disiplin, sampai dengan vaksin atau obatnya ditemukan, tentu Pariwisata bisa berjalan sperti biasa,” tegasnya. |tim|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts