Harga Daging Babi Tembus Rp 100 Ribu per Kg

Peternakan babi |FOTO : arsip koranbuleleng.com |

Singaraja, koranbuleleng.com | Harga dagng Babi di sejumlah pasar tradisional di Singaraja terus meroket. Sejak awal Nopember 2020, harga daging babi mencapai Rp90 ribu per kg, kini diawal Januari 2021 mencapai Rp 100 ribu per Kg.  

- Advertisement -

Kenaikan harga daging babi dipicu oleh jumlah pasokan yang terbatas, serta ditengarai masih ada permasalahan virus babi yang menyerang peternakan. 

Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Buleleng, Dewa Made Sudiarta membenarkan daging babi kualitas I bisa mencapai, Rp100 ribu per Kg, sedangkan kualitas  dua  Rp90 ribu per Kg. Padahal, harga pada saat normal hanya Rp 70 ribu per Kg.

“Tapi harga daging babi saat ini masih bisa dijangkau masyarakat. Apalagi kondisi seperti ini, masyarakat hanya waktu-waktu tertentu saja membeli daging babi,” ujarnya.

Sudiarta menjelaskan stok daging di Buleleng  juga terbatas. Karena daging babi sekarang masih di dipasok dari luar Buleleng. Itu menjadi salah satu pemicu kenaikan harga daging babi.

- Advertisement -

Sudiarta mengatakan kedepan pemerintah akan melakukan koordinasi antar lembaga untuk mengupayakan mengupayakan agar harga daging babi kembali normal. Dari dinas pertanian dengan cara mendorong untuk mengupayakan peternak-peternak yang di Buleleng. Disisi lain, pihaknya juga akan memaksimal pasokan dari daerah luar Buleleng.

“Nanti mungkin dari bibit-bibit kita maksimalkan untuk kalangan peternak lokal. Agar peternak lokal bisa memenuhi kebutuhan daging. Kalau dari kami mungkin pasokanya kita maksimalkan” pungkanya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, I Made Sumiarta menyampaikan, selain virus babi yang masing membayangi para peternak di Buleleng, pandemi COVID-19 juga sangat mempengaruhi.

“Kita juga kita tidak bisa paksakan peternak untuk bisa kembali berternak babi dengan jumlah banyak, memang masih ada tapi tidak dengan jumlah banyak,” ujarnya.

Untuk itu, pemerintah telah mengupayakan ternak babi lokal, namun masih dalam memberikan pemahaman kepada para peternak. Namun kendalanya dari segi nilai jual tidak sesuai dengan babi yang biasanya dijual yakni babi jenis lendris. Pihaknya masih mengkaji dengan cara proses kawin silang. Kalau hasilnya bagus akan dikembangkan, agar bisa diserap di pasaran.

“Yang cepat menghasilkan itu kan daging babi lendris. Kendalanya ya itu masih takut terserang virus lagi.” terang Sumiarta.|ET|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts