Bocah Kakak Beradik Jual Makanan Keliling Bantu Orang Tua

Dua pedagang cilik, kakak beradik mengedarkan barang dagangan berupa makanan ke sejumlah perkantoran untuk membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidup ditengah Pandemi COVID-19. |FOTO : Edy Nurdiantoro|

Singaraja, koranbuleleng.com | Dua bocah kakak beradik asal, Banjar Paketan, Singaraja mengajarkan tentang perjuangan hidup, di tengah pandemi COVID-19. Walau masih kecil, dan biasanya anak seusia mereka menghabiskan waktu untuk bermain, namun keduanya tetap semangat berjualan membantu kedua orang tuanya untuk menambah nafkah hidup.

- Advertisement -

Mereka adalah Kadek Dika Widyanara  (13 tahun) dan Komang Surya Aditya (9 tahun). Keduanya berjualan Nasi Jinggo, kacang rebus, jagung dan jajanan lainnya. 

Mereka berjalan dari rumah membawa barang dagangan itu, kemudian mencoba mencari pembeli di seputaran kantor DPRD Buleleng dan di kantor Pemkab Buleleng dengan berjalan kaki. 

Walaupun berat dipikul, keduanya tetap tampak ceria menawarkan dagangan ke setiap orang yang melintas, bahkan mereka tak segan menawarkan langsung kepada pegawai-pegawai di lingkup pemkab Buleleng yang masih di ruangan.   

Kadang Dika bersama adiknya sampai menunggu pegawai-pegawai pemkab Buleleng maupun DPRD Buleleng yang sedang rapat. Tujuan ketika selesai rapat, dagangan mereka bisa dibeli.   

- Advertisement -

“Kalau salah satu dagangan kami habis, baru kami pulang. Kalau tidak habis keliling-keliling dulu. Ayo om borong nasi saya lagi 4 bungkus, biar kami bisa pulang istirahat,” ujar Dika merayu sembari menawarkan dagangannya.

Dika sang kakak, menggendong keranjang berisikan nasi, sedangkan sang adik Surya membawa keranjang dagangan yang berisi  jagung rebus, kacang rebus, dan jajan lainya. Mereka mulai berjualan mulai pukul 09.00 wita sampai salah satu dagangan yang mereka bawa habis.

“ Dagangan kalau sampai habis tidak tentu, kadang habis jam 11, kadang jam 1. Dulu sempat sampai jam 4 sore baru habis. Kalau tidak habis ya tidak pulang,” kata Dika.

Dika yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) mengaku berjualan bersama adiknya baru beberapa bulan. Ketika sekolah lebih longgar karena menerapkan pembelajaran daring, mereka memilih membantu kedua orang tuanya.

Meskipun orang tuanya yang menyuruh berjualan, namun mereka mengaku senang bisa membantu agar bisa membeli keperluan sehari-hari dan sisanya disisihkan untuk tabungan.

“Nasi, ibu yang masak di rumah, kami tugas menjual. Ibu gak bekerja, kalau bapak pegawai biasa,” lanjut Dika.

Setiap harinya, Dika mengaku berjualan bisa mendapatkan uang Rp150 ribu kalau dagangan habis semua. Namun Dika bersama adiknya memiliki target untuk menjual nasinya habis terjual, supaya tidak mubazir. Sedangkan untuk jajanan lainya bisa dijual besok lagi, atau dimakan bersama keluarga di rumah.

“Paling banyak Rp150, itu kalau semua habis dagangnya kalau gak paling kurang dari itu hasilnya” ungkapnya.

Meski hampir setiap hari berjualan, Dika dan adiknya mengaku tidak mengganggu sekolahnya. Apalagi sejak April lalu mereka sekolah secara daring di rumah. Sehingga habis berjualan mereka  belajar di rumah.  

“Habis dari jualan, bermain dulu sebentar. Sore baru belajar.” kata Dika

Dika dan Surya pun memiliki harapan dengan hasil berjualan mereka untuk disisihkan agar bisa ditabung dan dikumpulkan untuk kedepan dibelikan handphone. Keinginan bisa mempunyai handphone ini yang mungkin menjadikan semangat mereka tetap berjualan meski masih anak-anak.  

“Kalau belajar online, handphone minjem sama kakak. Kami gentian pakainya berdua.  Hasil jualan kita di beri upah 10 ribu. Pakai jajan nanti sisanya ditabung untuk  beli handpone” harapnya. (*)

Pewarta : Edi Nurdiantoro

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts