Mantan perangkat desa adat ditahan aparat karena diduga menggelapkan dana |FOTO : Edy Nurdiantoro|
Singaraja, koranbuleleng.com l Polisi telah menetapkan tiga orang tersangka kasus dugaan penyelewengan uang desa adat Penarukan. Ketiga tersangka yakni JSP mantan Bendesa Adat Penarukan, DKDB mantan bendahara, serta MSS yang merupakan juru pungut di desa adat.
Kasus dugaan pungli ini sebenarnya sudah ditangani aparat kepolisian sejak awal 2020 lalu. Setelah melakukan proses penyelidikan dan penyidikan selama hampir 1,5 tahun, Penyidik Polres Buleleng kemudian menyerahkan ketiganya pada Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Kejaksaan Negeri Buleleng, rabu 5 Mei 2021. Kini ketiganya ditahan di Mapolres Buleleng dengan status tahanan titipan kejaksaan.
Kasat Reskrim Polres Buleleng AKP Yogie Pramagita mengatakan, ketiganya diberi kewenangan melakukan pengelolaan terhadap aset-aset desa adat. Semestinya seluruh dana masuk dalam kas desa adat. Namun sebagian dana diduga masuk kantong pribadi.
“Ada pendapatan desa dari pembayaran kontrak tanah desa adat, iuran pasar, dan parkir. Dana itu tidak masuk dalam kas desa, tapi diduga digunakan untuk kepentingan pribadi para tersangka,” ujarnya
Masing-masing tersangka mempunyai peran masing-masing. Ada menggelapkan dana sekitar Rp17 juta, ada Rp100 juta, dan ada Rp200 juta. Akibat perbuatan para tersangka, desa adat diperkirakan mengalami kerugian hingga Rp367 juta.
Sementara itu Kasi Intel sekaligus Humas Kejari Buleleng, Anak Agung Jayalantara mengatakan, perkara itu akan ditangani oleh tim penuntut umum dari Seksi Pidana Umum (Pidum). Pihak kejaksaan juga telah menyiapkan tim penuntut umum.
“Ini menjadi salah satu atensi kami. Sebab perkara ini menyita perhatian publik,” singkat Jayalantara
Ketiga tersangka dikenakan pasal 374 KUHP juncto pasal 64 ayat (1) KUHP, serta pasal 372 junto pasal 64 ayat (1) KUHP dengan ancaman pidana hingga 5 tahun penjara. lETl
