Mengkhawatirkan Namun Kasus Rabies Belum Dinyatakan KLB

Singaraja, korranbuleleng.com │ Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng memastikan kasus gigitan anjing terjangkit rabies di Buleleng saat ini kondisinya sangat mengkhawatirkan. Dari hasil pemeriksaan sampel yang diterima kemudian diperiksa terdapat sebanyak 82 persen sampel anjing yang dinyatakan positif rabies.

Bahkan, sejak Januari hingga saat ini total sudah ada tujuh warga yang meninggal dunia. Korban yang meninggal ini semuanya tidak mendapatkan vaksin rabies. Namun demikian, kasus rabies saat ini belum dapat dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), hanya perlu penanganan yang lebih serius.

- Advertisement -

“Jadi sebenarnya sudah termasuk darurat Buleleng untuk rabies karena 82 persen dari sampel yang diperiksa mengidap rabies mestinya itu sudah warning dan memang kasus gigitan anjing belakangan ini banyak sekali dan termasuk tinggi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr. Sucipto

Menurutnya, kesiapan pemerintah dalam menangani kasus rabies saat ini sudah lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Hal itu karena saat ini setiap Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah di Buleleng sudah dijadikan rabies center oleh pemerintah. Selain itu, dengan banyaknya kasus Rabies Pemerintah juga akan segera membentuk tim khusus untuk menangani kasus rabies di Buleleng. 

dr. Sucipto menambahkan, permasalahan yang sering ditemui saat ini yakni kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengawasi anjing peliharaannya. Pihaknya pun menghimbau agar masyarakat bisa meningkatkan kesadaran untuk tidak meliarkan peliharaan.

“Yang jadi masalah ini kan gigitan nya, jadi kalau anjing dipelihara dengan baik, jadi gigitan bisa dihindari”imbuh dr. Sucipto

- Advertisement -

Kemudian, apabila mengalami gigitan anjing agar segera melakukan tindakan antisipasi awal seperti membersihkan luka dengan air mengalir dan antiseptic. Setelah itu lakukan pengawasan terhadap anjing yang menggigit serta mendatangan fasilitas kesehatan terdekat untuk memperoleh Vaksin Anti Rabies (VAR)

“Seluruh puskesmas dan tiga rumah sakit pemerintah di Buleleng sudah menjadi rabies center. Kalau stok VAR di salah satu puskesmas habis, akan dikirim dari stok yang ada di puskesmas lain,” katanya.

Tahun ini dinas kesehatan juga melakukan pengadaan VAR sebanyak 6.000 vial, yang dikirim dalam dua tahap. Dimana pada tahap pertama, sebanyak 3.000 vial, dan telah habis digunakan dalam kurun waktu lima bulan, atau sejak Januari hingga Mei 2022.

Mengingat stok pengadaan tahap pertama sudah habis, pihaknya telah meminta kiriman VAR dari Pemprov Bali sebanyak 1.000 vial. │ET│

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts