Manajemen Rantai Pasok Terus Diperkuat

Singaraja, koranbuleleng.com | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng, Bali terus memperkuat manajemen rantai pasok komoditas pangan yang menyebabkan terjadinya inflasi.

Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menjelaskan saat ini dibutuhkan perbaikan dari manajemen rantai pasok komoditas pangan yang ada. Termasuk meningkatkan produksi dari komoditas seperti cabai ini. Saat ini tercatat harga cabai sudah mengalami penurunan. “Peningkatan produksi komoditas menjadi salah satu strategi di Kabupaten Buleleng. Melakukan pertanian urban. Dengan maksud bahwa Buleleng bisa menjadi produsen selain menjadi pengguna komoditas,” jelas Lihadnyana saat ditemui usai meninjau pelaksanaan pasar pangan murah yang digelar oleh Badan Pangan Nasional dan Bank Indonesia yang bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali serta Pemkab Buleleng di areal Hari Bebas Kendaraan Taman Kota dan Eks Pelabuhan Buleleng, Minggu 2 Nopember 2022.

- Advertisement -

Komoditas bahan makanan pokok masyarakat tidak boleh mengalami kenaikan harga sehingga diperlukan strategi pengendalian harga. Strategi di hulu adalah membuat manajemen produksi yang baik melalui Dinas Pertanian (Distan). Kemudian, Perumda Pasar Argha Nayottama dan Perumda Swatantra ditugaskan untuk manajemen rantai pasoknya. Tentunya berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan. “Di konsumen juga kita pantau terus. Jangan sampai harga di konsumen dengan di produsen terlalu jauh. Berarti kita perlu mengatur manajemen rantai pasoknya. Sekarang cabai sudah turun dari Rp50 ribu menjadi Rp47 ribu,” ucap Lihadnyana.  

Pemkab Buleleng juga memberikan subsidi transportasi untuk distribusi komoditas pangan. Subsidi ini diberikan untuk menanggulangi naiknya ongkos distribusi akibat dari kenaikan harga BBM. Jika ongkos distribusi naik, otomatis harga di pasar dan di tingkat konsumen akan  mengikuti naik. Oleh karena itu, Pemkab Buleleng memberi subsidi pada ongkos distribusinya. “Misalkan Perumda Pasar mengambil barang di Pakisan. Karena BBM naik berarti biaya transportasi naik. Itulah yang disubsidi. Sehingga harga di tingkat konsumen pasaran tetap terjaga. Kita anggarkan Rp600 juta. Ini kan sampai Desember, kira-kira tidak habis. Kita berdoa semua agar inflasi bisa terkendali,” imbuh birokrat asal Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu ini.

Masyarakat juga diminta tidak panik karena stok komoditas pangan di Kabupaten Buleleng, Bali terjaga baik.

Stok komoditas pangan penyumbang inflasi saat ini sudah tersedia banyak. Dengan adanya panen, stok pun jumlahnya terjaga.

- Advertisement -

Lihadnyana mencontohkan, bahwa beras saat ini sudah mulai panen. Sehingga stok beras aman setidaknya sampai bulan Desember. Demikian, Ia meminta masyarakat untuk tidak panik akan ketersediaan komoditas pangan.

“Jangan khawatir bahwa stok banyak untuk komoditas yang menjadi komoditas strategis. Beli seperlunya. Jangan borong-memborong karena tidak perlu ada kepanikan,” jelasnya.      

Dengan tersedianya stok komoditas penyumbang inflasi, memberikan gambaran bahwa inflasi di Kabupaten Buleleng bisa dikendalikan dengan baik. Dengan pengelolaan yang baik, dalam waktu yang relatif singkat harga-harga komoditas bisa turun di pasaran dan menjaga daya beli masyarakat.

Ia menegaskan bahwa inflasi tidak akan dibiarkan bebas karena akan mengakibatkan daya beli masyarakat menurun.                                                                                                                                                          

“Kalau inflasi kita biarkan bebas maka daya beli akan menurun. Kalau daya beli menurun berarti akan meningkatkan kemiskinan. Itu yang kita tidak mau. Oleh karena itu, ini memang terus harus kita lakukan langkah-langkah yang nyata untuk pengendalian ini,” ujar Lihadnyana.

Terkait strategi untuk menjaga ketersediaan komoditas yang sifatnya musiman, Lihadnyana memaparkan bahwa Pemkab Buleleng memiliki tren data yang terkompilasi dengan baik. Sehingga, memiliki catatan komoditas yang harganya naik di bulan-bulan tertentu karena bukan musimnya. Strategi yang dilakukan adalah menjaga manajemen produksi dengan baik, sehingga pada musim yang sulit tumbuh, produksi tetap terjaga.

“Biasanya Juli – September naik. Diikuti Januari – Maret naik. Manajemen produksinya. Saat Juli – September harga naik. Berarti tiga sampai empat bulan sebelumnya Dinas Pertanian harus menanam itu. Seperti itu. Sudah kita lakukan,” ucapnya.

Pria yang juga Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Provinsi Bali ini mengungkapkan Pemkab Buleleng akan memberi bantuan bibit cabai. Bibit ini akan didistribusikan menyeluruh untuk 125 desa. Dirinya optimis upaya ini dapat berkontribusi untuk menekan laju inflasi di Kabupaten Buleleng.

“Kalau semua desa menanam, dan berproduksi, saya yakin bisa mengendalikan harga. Tidak hanya cabai,” tutup Lihadnyana. |R/NP|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts