Pemerintah Tertibkan Tarif Wisata Lumba-lumba

Singaraja, koranbuleleng.com | Dinas Pariwisata kabupaten Buleleng akan menertiban tata kelola dan tarif dari jasa pengantaran wisatawan menuju area atau spot luma-lumba di kawasan wisata Lovina dan sekitarnya.

Sebagaimana diketahui, tarif penyedia jasa mengantar wisatawan untuk menonton lumba-lumba ini berbeda-beda. Ada yang mematok tarif Rp50 ribu hingga Rp200 ribu.

- Advertisement -

Kepala Dinas Pariwisata Gede Dody Sukma Oktiva Askara mengatakan, Dinas Pariwisata telah menggelar pertemuan kelompok angkutan wisata lumba-lumba Pantai Lovina dan Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel Dan Restoran Indonesia (BPC PHRI) Buleleng, Senin 30 Januari 2022.

Tarif untuk kelompok angkutan wisata baik dari pemesanan daring maupun dari pihak hotel akan disesuaikan.

Tarif wisata menonton lumba-lumba ini berkaitan dengan pelayanan dan keamanan wisatawan yang disiapkan oleh para pemandu wisata sendiri.

Adanya persaingan harga yang kurang sehat menjadi kekhawatiran terkait keselamatan, kenyamanan para wisatawan yang melihat lumba-lumba ini akan berkurang.

- Advertisement -

“Hal-hal prinsip yang harus dilakukan dalam rangka menata kelola wisata dolphin agar lebih baik,” ujarnya.

Pemerintah bersama stakeholder terkait akan membuat kesepakatan bersama mengenai regulasi tarif, standar keamanan, hingga pelestarian. Termasuk sanksi yang akan diberikan kepada penyedia jasa baik dari kelompok atau pengusaha yang melanggar regulasi itu.

Menurutnya, hal itu penting untuk menghindari persaingan yang kurang sehat. Selain itu, untuk mengelola ekosistem wisata agar berjalan berkelanjutan.

“Kami targetkan bulan Maret ini sudah ada kesepakatan antara para kelompok penyedia jasa dari segi tata kelola, manajer, standar kenyamanan dan keselamatan wisatawan, termasuk tarifnya,” imbuh Dody.

Kedepanya ini juga dituangkan dalam rancangan Peraturan Bupati yang akan disusun. Peraturan itu memuat ekosistem bahari, yang di dalamnya akan mengatur tentang wisata bahari seperti wisata menonton lumba-lumba, wisata selam untuk melihat terumbu karang, dan yang lainnya.

“Ini perlu dijaga dan rawat bersama sehingga dengan tata kelola lebih baik. Kami harapkan wisata lumba-lumba keberlanjutannya tetap terjaga dengan baik,” tutupnya.

Sementara itu, Wakil Sekretaris BPC PHRI Kabupaten Buleleng Gede Sukayasa menyampaikan, pembahasan mengenai rencana tata kelola wisata lumba-lumba ini merupakan salah satu langkah awal untuk meningkatkan pariwisata menonton lumba-lumba yang merupakan ikon wisata di Buleleng.

Tata kelola ini akan menjamin keamanan dan keselamatan pengunjung dan khususnya penyedia jasa wisata dolphin tersebut.

“Bukan hanya dari sisi pengusaha saja, masyarakat pun dengan tata kelola yang lebih bagus akan meningkatkan pendapatan ekonomi mereka,” ucapnya

Disi lain, perwakilan penyedia jasa Wisata lumba-lumba dari Kelompok Segara Gunung Desa Pemaron Made Mudana, merespon positif upaya tersebut.

Diharapkan wisata lumba-lumba yang telah berjalan sejak lama bisa semakin baik. Namun demikian, terkait penyesuaian tarif wisata menonton lumba-lumba agar disepakati bersama antar pelaku wisata.

Kemudian kesadaran pelaku wisata untuk menjaga eksoistem lumba-lumba agar tetap lestari. Menurutnya, selama ini pelaku wisata masih belum cukup mendapat informasi terkait hal itu.

“Ini penting sekali bagi kami dan semoga menjadi langkah awal membenahi tata kelola pelaksanaan angkutan wisata dolphin agar tetap berjalan dan berkesinambungan,” harapnya. |ET|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts