Tumpukan Sampah Menggunung Jadi Perhatian Lembaga Asing

Singaraja, koranbuleleng.com | Tumpukan sampah setinggi hampir 50 meter ada di Dusun Kajanan, Desa Ringdikit, Kecamatan Seririt, Buleleng menjadi perhatian Sungai Watch, sebuah lembaga nirlaba yang peduli terhadap kelestarian Sungai.

Tumpukan sampah menggunung itu dibenarkan oleh Perbekel Desa Ringdikit, I Made Sumadi. Kata dia, di lokasi seluas 28 are itu memang sudah digunakan sebagai tempat pengumpulan sampah oleh masyarakat sejak lama. Bahkan sejak dia belum lahir.

- Advertisement -

Hanya saja lokasi itu bukan hutan, melainkan tanah milik Desa Adat Ringdikit. Sumadi pun mengklaim, tidak ada warganya yang merasa keberatan dengan lokasi pembuangan sampah itu. Hal itu lantaran di desa Ringdikit belum ada TPS3R.

Pihak desa pun mengaku telah mengusulkan TPS3R setiap tahun, namun belum terwujud hingga kini.

“Kami harap pemerintah bisa membangun tempat pengolahan sampah TPS3R. Agar sampah bisa diolah dan tak dibuang di lokasi itu lagi,” kata Sumadi, Sabtu 5 Agustus 2023.

Dia menambahakan, di Desa Ringdikit terdiri dari 2 dusun yaitu Dusun Kajanan dengan jumlah 554 KK dan Dusun Kelodan 560 KK. Hampir semua warga mengumpulkan sampah di lokasi itu.

- Advertisement -

Namun demikian, upaya-upaya telah dilakukan pihak desa agar bisa mengurangi volume sampah di didesanya. Salah satunya melalui melakukan gerakan menabung sampah melalui BUMdes setempat. Hanya saja, program itu sempat vakum lantaran pandemi covid-19.

“BUMdes kami sudah berjalan dari tahun 2014. Hanya saja kemarin karena covid tak beroperasi sampai sekarang,” imbuhnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng Gede Melandrat mengaku sudah mendatangi lokasi tersebut, pada Jumat kemarin.

Kata Melandrat, sampah yang dibuang di sana bersumber dari Desa Ringdikit. Dia menambahkan, pengelolaan sampah di sana masih menggunakan pola lama, yakni sampah dikumpulkan lalu dibuang di satu titik lokasi.

“Lokasi tersebut sudah difungsikan sebagai tempat pengumpulan sampah kurang lebih sejak puluhan tahun yang lalu hingga tumpukan sampah terlihat menggunung,”katanya

Untuk mengatasi tumpukan sampah tersebut, DLH akan menawarkan beberapa solusi kepada desa, di antaranya solusi jangka pendek, menengah dan panjang.

Solusi jangka pendek, bisa dilakukan desa dengan pengelolaan sampah berbasis sumber dengan cara memilah sampah sesuai Pergub Bali No. 47 Tahun 2019 melalui pengaktifan kembali gerakan menabung sampah melalui BUMDes setempat. Serta melakukan kerjasama dengan Bank Sampah Induk (BSI) E-Darling.

“Ini juga akan melibatkan semua lapisan masyarakat” ucapnya.

Selanjutnya untuk solusi jangka menengah, bisa dengan mengusulkan pembangunan TPS3R. Sementara jangka panjang, pemerintah akan menutup lokasi tersebut sebagai tempat pengumpulan sampah.

“Setelah ada TPS3R, lokasi tersebut bisa ditutup sebagai tempat pengumpulan sampah. Sehingga tidak merusak dan pencemaran lingkungan” pungkasnya.

Sebelumnya, sebuah unggahan video yang memperlihatkan tumpukan sampah yang menggunung viral di media sosial. Video berdurasi sekitar 38 detik itu diunggah oleh warga negara asing (WNA) asal Prancis, yang juga aktivis lingkungan dari Sungai Watch, Gary Benchegib di akun Instagramnya, Selasa 25 Juli lalu.

Dalam video itu terlihat tumpukan sampah yang didominasi plastik di sepanjang jalan setapak. Si pengunggah video menyebutkan tumpukan sampah yang menggunung itu setinggi sekitar 50 meter.

Gunungan sampah itu juga diperlihatkan dari udara. Nampak lokasi pembuangan sampah tersebut berada di hutan namun juga berdampingan dengan pemukiman warga. Belakangan diketahui lokasi gunung sampah tersebut berada di Dusun Kajanan, Desa Ringdikit, Kecamatan Seririt, Buleleng.(*)

Pewarta : Edy Nurdiantoro

Editor.     : I Putu Nova Anita Putra

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts