Dahulu, Suwela Berlatih Hanya Modal Tekad, Pemenuhan Gizi Juga Terbatas

Singaraja, koranbuleleng.com | Made Suwela sukses mengharumkan nama Buleleng di Kancah Internasional melalui cabor atletik Kejuaraan Atletik Terbuka Sirkuit Jawa-Bali 1986, dengan medali merak. 

Baru-baru ini, KONI Buleleng memberikan penghargaan kepada Suwela bersama dengan 5 atlet lawas lain yang pernah menorehkan prestasi di eranya.

- Advertisement -

Dia juga pernah mewakili Indonesia di Bangkok pada Asian Games nomor lari 100 meter tahun 1984. Selain pretasi itu, Suwela juga mendapat beberapa medali di Porda Bali dan juga PON.

Di balik kesuksesan itu, perjuangan keras harus dilalui bapak dua anak ini, pada masa itu yang penuh dengan berbagai keterbatasan. Dia memulai menekuni olahraga sejak kelas 5 SD (sekolah dasar), Suwela tidak memiliki dukungan ekonomi, bahkan bisa dikatakan bahwa ekonomi keluarganya berada di bawah standar. 

Di tahun 1980 merupakan masa di mana gizi menjadi hal yang sangat penting bagi atlet, tetapi kala itu sulit sekali mememuhi nutrisi dan gizi yang baik untuk mendukung kebugaran tubuh sebagai atlet. Namun dengan keterbatasan ekonomi, ia harus bekerja ekstra keras untuk memenuhi kebutuhan gizinya itu.

Suwela juga harus mengatur waktu untuk berlatih sambil tetap menjalani kewajiban sekolah. Untungnya, ia sering diberi dispensasi oleh sekolahnya untuk berlatih.

- Advertisement -

“Hanya berlatih secara mandiri. Biasanya saya berlatih di pantai. Tak ada modal apapun selain tekad. Biasanya atlet sehabis latihan minum susu dan makan telur. Tapi saya tidak bisa untuk itu,” ucap Suwela.

Waktu berjalan, seiring dengan tekad dan ketekunan latihan membuatnya selalu di panggil untuk mengikuti even olahraga baok tingkat daerah Bali, maupun Nasional. 

Berbagai keberhasilan itu membuatnya di panggil mengikuti Pelatnas di Jakarta. Selama 3 bulan di Jakarta, ia terus di tempa baik fisik maupun mental. Suwela dan 3 Atlet lainya disiapkan untuk bertanding di Thailand.

“Lawan terberat saat itu Malaysia dan Thailand. Saya bangga bisa bertanding disana,” kenangnya.

Keberhasilan Suwela dalam meraih prestasi nasional merupakan bukti nyata perjuangannya yang luar biasa. Ia memilih jalan menjadi seorang atlet hanya dengan modal tekad dan ketekunan. Dari prestasinya itu akhirnya dihargai penghargaan menjadi PNS di SDN 4 Kubutmbahan.

“Bantuan pemerintah sangat bagus saat itu. Bonus juga ada. Bahkan diangkat jadi PNS di tahun 1999,” ucap pria kelahiran 1966 itu

Pria asal Desa Bebetin ini menyebut jika saat ini berencana kembali melatih atletik. Dia mengaku sudah mendapat tawaran untuk melatih yang akan disiapkan untuk Porprov Bali mendatang. 

“Potensi Atlet untuk Atletik di Singaraja banyak. Apalagi sekarang sudah ada lapangan yang mendukung. Beda di tahun dulu. Namun kadang atlet manja, terpengaruh kemajuan teknologi. Mereka kadang tidak mau berlatih secara mandiri. Mudah-mudahan saya kembali bisa melatih nanti” terang dia. (*)

Pewart : Edy Nurdiantoro

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts