Kisruh Gong Kebyar Legendaris Batal Pentas Makin Panas, Isi Sosmed Sudutkan Pemkab Buleleng

Singaraja, koranbuleleng.com| Masyarakat masih sakit hati terhadap Pemkab Buleleng yang membuat batal penampilan dua sekeha gong kebyar legendaris asal Buleleng saat penutupan Semarak Buleleng Brbangga, penutupan acara HUT ke-420 Kota Singaraja.

Dua  sekeha, Sekaa Gong Kebyar Eka Wakya Banjar Paketan, Kelurahan Paket Agung, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, seharusnya tampil mebarung dengan sekaa gong legendaris Sekaa Gong Kebyar Jaya Kusuma Jagaraga, Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan. Susunan acara yang berubah saat tampil dan di isi diselingi dengan acara lain membuat kelompok sekehaa kesalsehingga merekatrun dari panggung.

- Advertisement -

Di sosial media, kekecewaan masyaraat terus mengemuka. Banyak opini dari netizen menyudutkan pemerintah kabupaten Buleleng yang tidak bisa menyelami kesenian tradisional. Pemkab Buleleng secararesmi mengunggah permohonan maaf melalui IG resmi Buleleng Berbangga. Namun, justru klarifikasi itu memicu kemarahan. Klarifikasi itu terkesan Pemkab menuding sekehaa yang mengundurkan diri dari agenda itu. Padahal dibalik itu ada pemicu yang membuat para seniman harus turun dari panggung.

Disisi lain, anggota Komisi IV DPRD Buleleng Ketut Ngurah Arya juga menyayangkan batal tampilnya dua sekaa gong legendaris di puncak malam perayaan HUT ke-420 Kota Singaraja pada Sabtu, 30 Maret 2024 lalu. Selain meminta maaf, pemerintah diminta untuk kembali memberikan panggung untuk penampilan dua gong kebyar tersebut.

Ngurah Arya mengatakan, saat adanya pagelaran seni yang akan ditampilkan pada acara, seharusnya lebih didahulukan. Apalagi saat ini, Bali saat ini tengah merancang peraturan daerah pembangunan Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 tahun Bali Era Baru. Dimana pada rancangan tersebut semua mengutamakan tentang kesenian dan peradaban Bali. Sehingga pihaknya menyayangkan, ketika pagelaran seni tersebut batal ditampilkan.

Anggota DPRD Buleleng dari PDI Perjuangan yang saat ini membidangi Seni dan Kebudayaan tersebut, mengaku kaget dengan batalnya penampilan dua sekaa gong legendaris tersebut. Pihaknya meminta, agar pemerintah tak sekedar meminta maaf namun kembali memfasilitasi penampilan kedua sekaa tersebut.

- Advertisement -

“Kedepan bukan ada kata maaf saja, minimal kita tampilkan secara terbuka gong mebarung itu agar bisa juga menunjukan kepada masyarakat kita komitmen. Semua kreatifitas, terus kita tampilkan sebagai wujud melestarikan seni budaya di Buleleng,” ujar Arya ditemui Senin, 1 April 2024.

Kata Arya, pemerintah juga harus membuat kegiatan-kegiatan lain yang menampilkan terkait kesenian. Pasalnya saat ini, ada beberapa kesenian yang hapir tak pernah ditampilkan lagi. Sehingga, pihaknya berharap kejadian batal pentasnya dua sekaa gong legendaris itu tak terulang lagi.

“Sampai saat ini Buleleng kehilangan, Utsawa Dharma Gita Hampir hilang. Itu sebuah tradisi budaya kita. Sekar alit, sekar agung terus kita gunakan. Bagian dari fenomena kemarin, kita tegaskan jangan sampai terulang lagi,” kata dia.

Disisi lain, Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengatakan, terkait batal pentasnya dua sekaa gong legendaris itu, pihaknya telah melakukan pertemuan langsung dengan kelian sekaa gong. Dalam pertemuan itu, disebut sekaa sudah menerima dengan baik. Permintaan maaf juga dilakukan dengan melakukan upacara guru piduka, kedua sekaa tersebut.

Kata Lihadnyana, kedepannya akan melakukan evaluasi, dengan tidak memadukan kesenian tradisional dengan seni modern. Nantinya seni tradisional disebut akan dikhususkan. Selain itu, disebut kesenian gong legendaris ini tidak dibatalkan, sebelumnya sekaa gong sempat tampil namun diselangi oleh band dan penampilan fashions show.

Pemerintah Buleleng, disebut akan kembali memberikan ruang tampil kepada pelaku seni khususnya yang akan tampil di acara Pesta Kesenian Bali (PKB) mendatang untuk unjuk gigi di hadapan masyarakat Buleleng yang rencananya akan diselenggarakan di Taman Bung Karno.

“Pra PKB kita akan pentaskan dulu disini, itu artinya komitmen pemerintah tidak akan pernah surut untuk memberikan ruang dan prioritas terhadap pelaku seni kita dan harus bangga bahwa di Buleleng sangat banyak memiliki maestro orang Buleleng. Mungkin pengaturannya akan kita evaluasi kembali,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, Sekaa Gong Kebyar Eka Wakya Banjar Paketan, Kelurahan Paket Agung, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, menggelar guru piduka di Pura Pengaruman, Minggu, 31 Maret 2024 pagi. Hal tersebut dilakukan, lataran sekaa gong dan penari legendaris tersebut batal tampil pada malam Perayaan HUT Kota Singaraja ke-420 di Lapangan Bhuana Patra Singaraja.

Sekaa gong legendaris ini batal tampil pada malam Perayaan HUT Kota Singaraja ke-420, Sabtu, 30 Maret 2024 malam. Para sekaa yang didominasi oleh lansia itu, memilih pulang di tengah-tengah acara. Hal itu dilakukan, disebut lantaran waktu tampil tak sesuai dengan susunan acara yang diberikan. Padahal para sekaa tersebut, telah berada di lokasi dan berada diatas panggung beberapa jam sebelum acara dimulai. Sekaa Gong Kebyar Eka Wakya Banjar Paketan, Kelurahan Paket Agung, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, seharusnya tampil mebarung dengan sekaa gong legendaris Sekaa Gong Kebyar Jaya Kusuma Jagaraga, Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan. (*)

Editor : I Putu Nova Anita Putra

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts