Filosopi Gangsing Menjaga Keseimbangan Alam Layaknya Cakra Yang Berputar Imbang

Singaraja, koranbuleleng com | Permainan tradisional gangsing di wilayah Bali utara, terus digemakan. Permainan yang unik dari wilayah Desa Gobleg, Kecamatan Banjar memiliki filosopi bahwa semesta ini berputar dengan keseimbangan.

Perputaran gangsing itu seperti sebuah cakra, senjata salah satu dewa dalam keyakinan Hindu. Cakra tersebut berputar secara seimbang sebagai perwujudan dari keseimbangan alam semesta.

- Advertisement -

Begitulah filosopi gangsing ini dimaknakan oleh Perbekel (Kepala Desa) Gobleg, I Made Separsa saat menunjukkan permaina gangsing kepada anak-anak dalam puncak peringatan Hari Anak Sedunia tahun 2022 di Taman Yowana Asri, Singaraja, Buleleng, Sabtu 10 Desember 2022.

Di wilayah Desa Gobleg maupun desa lainnya yang tergabung dalam Catur Desa (Desa Gobleg, Desa Munduk, Desa Gesing, Desa Umejero), bahwa permainan tersebut sudah ada sejak lama. Dimainkan secara turun-temurun oleh warga desa setelah panen raya.

Permainan gangsing ini, awalnya hanya permainan yang sifatnya musiman setelah panen atau di sela panen raya.

Namun belakangan, untuk menjaga kelanggengan gangsing, permainan ini terus digalakkan di berbagai even.

- Advertisement -

Desa Gobleg juga selama ini sangat intensif menyosialisasikan permainan gangsing dan cara pembuatannya. Walaupun seiring jaman, oembuatan gangsing tradisional telah bergeser ke arah yang lebih modern.

“Kalau dulu membuat gangsing dari bahan kayu jeruk, kopi atau kayu yang cocok. Membuatnya juga tradisional tapi sekarang sudah bergeser dengan memanfaatkan bahan yang lebih modern,” terang Separsa.

Separsa menjelaskan sejumlah penghargaan juga sudah diraih oleh Desa Gobleg dalam melestarikan gangsing itu. Masyarakat Gobleg juga bersikeras untuk mempertahankan tradisi dan imej tradisional dari permainan gangsing ini

“Kami ingin menunjukkan gangsing itu awalnya dari Gobleg dan menyebarluas ke daerah lain. Kami tidam ingin, ada daerah lain yang memgklaim gangsing ini,” katanya.

Permainan gangsing menjadi salah satu permainan tradisional yang dipertunjukkan dalam peringatan Hari Anak Sedunia Tahun 2022 di Kabupaten Buleleng.

Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Buleleng bersinergi dengan Persatuan Olahraga Tradisional (Portina) Kabupaten Buleleng menyelenggarakan lomba dan pertunjukan permainan tradisional anak yang berlangsung di Taman Yowana Asri.

Banyak permainan tradisional yang dilombakan maupun dipertunjukkan pada kegiatan itu, sebut saja egrang, megangsing, bakiak, ular tangga, dan lain sebagai. Peserta yang diundang berasal dari sekolah dasar dan taman kanak-kanak di Kota Singaraja.

Kepala DP2KBP3A I Nyoman Riang Pustaka mengatakan pemerintah akan terus membangkitkan permainan tradisional Bali agar dapat dikenal lebih luas oleh generasi muda.

“Ini upaya dari kita secara kolaboratif, dengan Portina, dengan pemerintah desa, jadi semua stakeholder yang terkait kita ajak kolaborasi untuk melindungi ataupun membangkitkan kembali tradisi-tradisi bermain anak-anak zaman dahulu,” jelasnya.

Kecenderungan anak-anak untuk kecanduan terhadap gadget Riang harapkan dapat diatasi dengan pengenalan permainan tradisional, sehingga anak-anak tidak menjadikan gadget sebagai satu-satunya media hiburan.

Riang mencontohkan, permainan tradisional Buleleng yaitu megangsing perlu dilestarikan dan dijadikan ikon permainan tradisional di Buleleng. Anak-anak diharapkan bisa tahu dan jadi bangga kepada daerah sendiri karena memiliki permainan yang seru.

“Anak-anak jadi tahu ternyata menarik juga bermain gangsing ini, ini perlu kita lestarikan, peran orangtua pun dibutuhkan dalam mendampingi anak bermain permainan tradisional ini,” pungkas Riang. |Yoga Sariada|

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts