Warga Serbu Pantai Kerobokan Laksanakan Banyu Pinaruh

Singaraja,koranbuleleng.com|Pantai Kerobokan, di Desa Kerobokan, Kecamatan Sawan, Buleleng, diserbu masyarakat Minggu, 14 Juli 2024 pagi. Masyarakat datang ke pantai untuk melakukan upacara banyu pinaruh, yang dilakukan sehari setelah perayaan Hari Suci Saraswati.

Dalam melaksanakan upacara banyu pinaruh, sebagai penglukatan atau penyucian diri. Biasanya warga akan datang bersama sanak saudara. Bahkan, partai yang menjadi destinasi di Kecamatan Sawan itu, telah dibanjiri umat sejak pukul 05.30 Wita. Mereka datang dengan membawa banten sebagai sarana upacara.

- Advertisement -

Selain tempatnya yang mudah di akses, pantai tersebut juga memiliki pemandangan yang indah. Rimbunnya pepohonan di pesisir pantai dan ombak yang tenang, menambah daya tarik pantai tersebut.

Salah satu pengunjung asal Kelurahan Banyuning, Kecamatan Buleleng, Made Wirta, 73 tahun, mengatakan melaksanakan upacara banyu pinaruh ini rutin dilakukan enam bulan sekali, atau setelah Hari Suci Saraswati. Dia yang datang bersama keluarga, datang membawa sejumlah sarana untuk memohon tuntunan dan keselamatan kepada Sang Hyang Baruna sebagai penguasa laut.

“Memilih pantai kerobokan karena dekat, pemandangan juga bagus dan ombak tenang. Ya semoga usai banyu pinaruh ini memperoleh kerahayuan dan bisa melewati serta dianugerahi keselamatan lahir batin,” ujarnya.

Warga lainnya, Made Septiani, 23 tahun, juga datang bersama keluarganya. Perempuan asal Desa Suwug, Kecamatan Sawan itu menyebut, memilih pantai Kerobokan karena menurutnya pantai tersebut memiliki daya tarik yang lebih memikat dibanding pantai lainnya.

- Advertisement -

“Banyu Pinaruh di pantai ini sepertinya lebih khusyuk, karena cenderung lebih luas dibandingkan dengan pantai lainnya. Apalagi disini ada pelinggih menjadi lebih mudah untuk bersembahyang,” kata dia.

Sementara makna Upacara banyu pinaruh, menurut Akademisi Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, I Made Bagus Andi Purnomo. Bagus Andi mengatakan, Banyupinaruh berasal dari dua kata yakni “banyu” berarti air dan “pinaruh” atau pangweruh yang artinya pengetahuan. Dimana Banyupinaruh, dimaknai sebagai prosesi penyucian badan kasar dan badan halus dengan sarana air. Ada pun air disini bermakna pengetahuan yang diharapkan mampu menghilangkan kegelapan (awidya) yang ada pada diri manusia.

Dikaitkan dengan Saraswati, banyu pinaruh juga erat kaitannya dengan simbolisasi pengetahuan seperti air yang mengalir. Melalui prosesi Hari Suci Saraswati, umat Hindu diajak untuk tekun menuntut ilmu pengetahuan, baik itu kerohanian (para widya) dan ilmu material untuk kehidupan (apara widya) demi mewujudkan kebahagiaan di dunia (jagaddhita) dan di alam fana nanti (moksartham).

“Sudah tentu tujuan dan arahnya untuk membersihkan atau menyucikan diri dengan air ilmu pengetahuan, karena pikiran yang kotor atau kegelapan hanya bisa dibersihkan dengan pengetahuan suci,” kata Bagus Andi.(*)

Komentar

Related Articles

spot_img

Latest Posts